Menu Tutup

Ustadz Felix, Jangan Gagal Paham terhadap Jam’iyyah NU

DatDut.Com – Penolakan terhadap Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) semakin nyata meskipun hanya diwakili oleh 1 atau 2 elemen masyarakat yang salah satunya adalah NU.

Seperti yang terjadi beberapa waktu lalu di Semarang dimana GP Ansor melakukan koordinasi dengan Kepolisian RI untuk membubarkan acara  yang diprakarsai oleh HTI kota Semarang.

Tidak hanya itu, kegiatan HTI di beberapa kota juga mendapat penolakan atau tidak mendapatkan izin dari pemerintah daerah setempat, sebut saja di Bantul, Bandung, Bekasi, Cirebon, dan beberapa kota di Indonesia lainnya.

Yang paling hangat adalah penolakan terhadap International Khilafah Forum 1438 H yang sedianya akan diadakan di Gedung Balai Sudirman, kawasan Dr. Saharjo, Jakarta Selatan. Meskipun dipindahkan ke Masjid al-Dzikra, Bogor, tetap saja acara itu batal akibat terkendala oleh izin kepolisian.

Melihat begitu masifnya penolakan yang dilakukan oleh GP Ansor, wajar kiranya jika para syabab HTI merasa gerah terhadap NU yang menaungi para kaum muda nahdliyyin itu. Salah satunya adalah seorang dai yang dikenal dengan twit “membela nasionalisme, nggak ada dalilnya” itu. Siapa lagi kalau bukan Felix Siauw.

Kali ini pria yang memiliki lebih dari 2 juta follower di twitter itu berujar, “Ada organisasi yang akunya Islam, tapi sukanya kasar dan keras pada Muslim lainnya, bahkan justru membela penista agama, innalillahi”. Hingga kini twit itu disukai oleh 1.338 orang dan di twit ulang oleh 821 orang.

Dari kalimatnya, jelas “organisasi” yang dia maksudkan itu adalah NU dan penista agama yang dimaksud tak lain adalah Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok. Entah anggapan sang dai tentang NU yang dikatakannya sebagai pembela penista agama itu sudah ditelan tanpa telaah oleh berapa ribu orang.

Tampaknya dalam hal ini, apa yang dilakukan Ustadz Felix tak jauh berbeda dengan orang-orang yang hanya mengerti NU dari kulitnya namun gemar memojokkannya di dunia maya.

Jika dikatakan bahwa NU melakukan pembelaan terhadap Ahok, maka kita tampaknya perlu bertanya kepadanya dengan kalimat, “Apakah ustadz Felix bisa membedakan antara jam’iyah (organisasi) dan jama’ah (warga) NU?” Kalau bisa, pasti ustadz tidak akan menulis twit seperti itu. Tapi tampaknya tidak.

Sebagai informasi, NU tidak pernah mengeluarkan pernyataan resmi bahwa mereka mendukung Ahok yang tengah terbelit dalam kasus pidana baik secara moral maupun dukungan yang sifatnya material. Jam’iyah NU terlalu elit untuk dilibatkan dalam hal-hal semacam itu termasuk oleh orang-orang yang berada dalam lingkaran kepengurusan NU sekalipun.

Namun di sisi lain, tidak bisa dipungkiri bahwa ada warga NU yang cenderung membela Ahok dalam kasus itu maupun dalam kancah perpolitikan di DKI. Di sinilah letak keteledoran Ustadz Felix.

Dia dengan kata-katanya itu sengaja mewakilkan tindakan sebagian warga NU ke atas pundak organisasi. Dengan kata lain, dai HTI itu mengatakan bahwa semua orang NU yang mendukung Ahok sebagai perwakilan organisasi NU. Tentu pemikiran seperti itu tidak bisa diterima oleh orang yang mengerti tentang NU.

Ditambah lagi dengan ketidakfasihannya dalam membaca tokoh-tokoh NU yang justru berada di pihak yang sama dengannya dalam menyikapi ujaran Ahok. Sebutlah di antaranya Rais Aam PBNU yang menjadi saksi ahli, K.H. Ma’ruf Amin, atau wakil Rais ‘Amm PBNU, K.H. Miftahul Akhyar, yang kesaksiannya memberatkan Ahok.

Sebutlah juga pengasuh PP. Tebuireng yang juga adik kandung Gus Dur, K.H. Shalahuddin Wahid yang mengkritik warga NU yang memilih Ahok saat menanggapi kelakuan Ahok dan pengacaranya yang mencecar K.H. Ma’ruf Amin.

Sebut saja lagi nama mantan Wakil Ketua Lajnah Bahtsul Masail (LBM) PBNU, K.H. Cholil Nafis yang mengkritik hasil telaah Bahtsul Masail GP Ansor yang mengesahkan pemimpin non muslim. Ada lagi? Tentu saja.

Sebut lagi dari golongan muda NU seperti putra ulama sepuh NU, K.H. Maemun Zubair, Gus Muhammad Najih. Dalam rilis PP. Anwar dengan tegas dinyatkan tentang keharaman mengangkat pemimpin non muslim apalagi yang telah menistakan al-Quran, menista Allah dan ulama.

Bisa pula sebutan nama ustadz Muhammad Idrus Ramli, Dewan Pakar Aswaja Center PWNU Jawa Timur yang di akun facebook-nya mengkritik putusan LBM GP Ansor. Bahkan tokoh muda NU yang dinisbatkan sebagai bosnya liberalis, Ulil Abshar Abdalla-pun sempat mengungkapkan kegeramannya kepada Ahok.

Dengan fakta-fakta di atas, bagaimana mungkin kita bisa mengatakan bahwa ucapan Ustadz Felix itu mengandung kebenaran? Dari sekian tokoh NU yang dikenal khalayak, banyak diantaranya yang tidak berdiri di sisi Ahok.

Saya jadi bingung, jangan-jangan Ustadz Felix tidak tahu kalau semua figur yang disebutkan di atas itu sebagai orang-orang NU? Atau, bisa jadi beliau ini kurang baca berita..

Baca Juga:

1 Comment

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *