Menu Tutup

Ketika Salat Tidak Khusyu Sekalipun, Ternyata Ada Banyak Kenikmatan yang Didapat

DatDut.Com – Orang-orang saleh sering mengatakan bahwa salat bukan hanya sekadar menunaikan kewajiban agama semata. Salat adalah kebutuhan ruhani dan jasmani yang termasuk ke dalam kategori primer, yakni kebutuhan yang mesti ada setiap hari. Mengerjakan salat adalah saat-saat yang dirindukan seorang hamba kepada Tuhan. Biasanya, mereka akan merasa sangat tersiksa jika tidak sengaja meninggalkan salat.

Tapi sayang, saya tidak termasuk orang-orang yang saleh. Jangankan untuk merasakan kerinduan atau rasa bersalah yang sangat, untuk mengerjakan salat saja masih sering tinggal dan terlambat. Boro-boro kebutuhan, satu rakaat saja butuh perjuangan untuk mengerjakannya. Akan tetapi, meskipun saya butuh dorongan super untuk melaksanakan salat, saya selalu berusaha untuk tetap mengerjakan salat pada waktunya, bukan tepat waktu!

Bagi saya yang tetap mengerjakan salat meskipun angot-angotan, salat masih sebatas usaha bayar kewajiban kepada tuhan semata. Tidak lebih. Jadi jangan harap untuk melihat saya terhindar dari perbuatan keji dan mungkar seperti yang tertera di dalam Kitab Suci umat Islam. Mengerjakan salat saja sudah menjadi prestasi yang luar biasa dalam hidup saya selama ini.

Tetapi Tuhan ternyata tidak pelit. Selain menyediakan janji terhindar dari perbuatan keji dan mungkar bagi orang saleh, Tuhan juga menyediakan kebaikan untuk mereka-mereka yang seperti saya.

Meskipun terlihat paganistik dan primitif, ternyata gerakan salat menyimpan kebaikan jasmani bagi orang yang mengerjakannya. Katanya, menurut ilmu kedokteran, setiap gerakan salat ternyata adalah gerakan yoga yang menyehatkan.

Sujud, misalnya, gerakan ini berguna untuk melancarkan aliran darah yang hanya bisa dicapai melalui gerakan sujud saja. Sekiranya seseorang tidak melakukan gerakan sujud, jangan harap aliran darah mencapai tempat-tempat tertentu tersebut. Tidak hanya sujud, gerakan salat yang lain juga memiliki khasiat menyehatkan tubuh dan pikiran.

Selain itu ada lagi kenikmatan salat yang juga dapat dinikmati oleh para hamba Tuhan yang tidak saleh. Kenikmatan ini saya ketahui ketika mengikuti diskusi di organisasi mahasiswa Islam tertua di negeri ini.

Di situ pemateri menjelaskan kenikmatan yang sangat anti maenstream. Katanya, salat yang tidak khusyu itu adalah salah satu keutamaan salat. Sontak saya yang mengikuti forum tersebut kaget bukan kepalang. Selanjutnya dia mengatakan bahwa keadaan solat yang penuh dengan pikiran-pikiran yang beragam adalah saat-saat seseorang itu kembali kepada jiwanya.

Kemudian dia menerangkan panjang lebar alasan-alasan psikologis yang sulit saya pahami. Singkatnya, menurut pemateri tersebut dan saya amini ucapannya, pikiran-pikiran pada saat-saat sedang melaksanakan salat itu adalah salah satu kenikmatan salat di mana ingatan tersebut tidak akan teringat jika kita tidak sedang salat.

Sebagai contoh, kita lupa letak kunci motor yang sebelumnya kita pegang. Karena keburu waktu salat, akhirnya kita salat dulu. Saat sedang dalam waktu solat, iblis dateng godain kita dengan mengingatkan kembali di mana letak ntu kunci. Niat iblis sih cuma gangguin kita salat. Tetapi secara tidak langsung iblis juga membantu kita menemukan ntu kunci. Keren ga tuh, salat?

Terakhir, sebagai penutup, saya akan berbagi kenikmatan bagi orang yang tidak saleh ketika salat subuh. Ternyata bagian ternikmat pada salat subuh itu terletak pada saat sujud.

Cara untuk merasakan kenikmatan tersebut ialah mesti dalam keadaan sujud sempurna. Setelah sujud sempurna tarik nafas dalam-dalam., ucapkan kalimat tasbih, subhana rabbial a’la wa bihamdi dengan perlahan dan khusyu, kemudian rasakan kenikmatannya dengan memejamkan mata diiringi alur napas yang teratur. Untuk beberapa saat, kita akan dibawa ke alam surga dunia yang dinamakan tidur.

Untuk merasakan kenikmatan optimal, saya anjurkan untuk tidur pada jam tiga pagi. Dengan waktu tidur hanya satu jam setengah, rasa ngantuk tentunya masih menguasai tubuh kita. Bayangin tuh betapa nikmatnya jika mengikuti saran saya.

Akan tetapi begitulah dunia, kita tidak boleh terlena dengan kenikmatan yang diberikan kepada kita. Saat-saat merasakan kenikmatan tersebut, kita harus tetap sadar bahwa kewajiban kita adalah melanjutkan ibadah hingga selesai. Setelah selesai, baru boleh melanjutkan kenikmatan yang tertunda. Hehehehe.

 

 

 

Baca Juga:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *