Menu Tutup

Hati-Hati! Ini 5 Sunah yang Sering Dianggap Bidah

DatDut.Com – Kehati-hatian seseorang dalam beribadah terkadang menimbulkan fanatisme yang berlebihan. Bisa jadi, kehati-hatian tersebut didasarkan atas ketidaktahuannya pada dalil-dalil agama yang begitu kompleks.

Karenanya, perlu pemahaman arif dan bijak dalam masalah-masalah agama. Sehingga hal tersebut tidak membuat kita mudah memvonis bidah orang yang tidak sepaham dengan kita.

Nah, ada beberapa anggapan yang menyatakan bahwa 5 sunah ini dianggap bidah. Padahal, banyak dalil-dalil agama atau pendapat ulama yang menyatakan kesunahannya. Apa saja 5 sunah yang dianggap bidah? Berikut uraiannya.

1. Cium Tangan

Mencium tangan orang tua, guru, ulama, dan saudara yang lebih tua merupakan kebiasaan sebagian masyarakat Indonesia. Tujuannya adalah menghormati orang yang lebih tua daripada kita. Hal ini merupakan kebudayaan baik yang perlu terus dilestarikan.

Ibnu Hajar al-Asqalani dalam Fathul Bari mengutip pendapat Imam Nawawi yang menyatakan bahwa mencium tangan seseorang karena kezuhudan, kesalehan, dan keilmuannya, maka hal tersebut sangat disunahkan. Namun sebaliknya, jika kita menghormati seseorang karena harta dan jabatannya, maka hal tersebut sangat makruh, bahkan bisa haram.

Hadis yang menerangkan para sahabat Nabi pernah mencium tangan Rasulullah Saw. sangat banyak. Di antaranya diriwayatkan dari Zari’ yang sedang bersama rombongan Abdul Qais. “Ketika telah sampai Madinah, kami buru-buru turun dari kendaraan, dan langsung mencium tangan dan kaki Nabi,” ungkap Zari’ menjelaskan (H.R. Abu Daud).

2. Mengangkat Tangan dalam Doa Usai Salat

Mengangkat tangan dalam doa yang dilakukan setelah salat fardu dianggap bidah oleh sebagian orang. Mereka menganggap bahwa Rasulullah Saw. tidak pernah mengangkat tangannya saat berdoa kecuali saat salat istisqa. Padahal, pemahaman mereka ini belum tuntas.

Diriwayatkan dari Anas bahwa Nabi Saw. tidak pernah mengangkat kedua tangannya untuk berdoa dalam hal apa pun kecuali dalam salat istisqa. Karena beliau mengangkat kedua tangannya tinggi-tinggi, sehingga putih ketiak Nabi Saw. terlihat,” (HR. Muslim).

Imam Nawawi dalam kitab syarahnya menyatakan bahwa mayoritas ulama mazhab Syafi’i menganggap sunah mengangkat tangan saat doa apa pun. Terkait hadis di atas, menurut ulama yang membujang seumur hidupnya ini, Nabi Saw. tidak mengangkat tangan tinggi-tinggi sampai kulit putih ketiaknya terlihat. Ini artinya, Nabi Saw. mengangkat tangan dalam berdoa tidak setinggi saat salat istisqa.

3. Bersalaman setelah Salat

Bersalaman sesama jamaah salat lumrah dilakukan di hampir setiap masjid yang pernah saya temui. Namun, ada saja yang menganggap hal tersebut bidah. Imam Nawawi dalam kitab Majmu’ membagi dua hukum bersalaman usai salat. Jika bersalaman dengan orang yang telah bersama Anda sebelum melakukan salat, maka bersalaman usai salat hukumnya mubah. Bersalaman dengan jamaah yang sebelum salat belum bertemu dengan Anda, maka hukumnya sunah.

Salah satu riwayat yang membenarkan berjabat tangan usai salat adalah hadis yang diriwayatkan dari Abu Juhaifah, “Di siang bolong, Rasulullah Saw. pergi menuju Batha. Sesampainya di sana, beliau wudu, dan menjamak salat asar ke dalam salat zuhur serta mengqasarnya. Rasulullah Saw. waktu itu membawa tongkat kecil. Usai salat, para sahabat berdiri dan menjabat kedua tangan Nabi (secara bergantian), dan kemudian mereka usapkan bekas salaman itu ke wajah mereka masing-masing,” (HR. Bukhari).

4. Maulid Nabi

Mayoritas Muslim Indonesia merayakan Maulid Nabi. Secara umum, tradisi Maulid Nabi dilaksanakan setiap kali memasuki bulan Rabiulawal ini. Namun, tidak jarang juga masyarakat yang menjadikan Maulid Nabi untuk tasyakuran kelahiran seorang bayi.

Pada dasarnya, perayaan Maulid Nabi merupakan penghormatan dan kebahagian umat Muslim terhadap sosok panutannya. Memang betul, pelaksanaan Maulid Nabi ini tidak pernah dilakukan pada zaman Nabi dan Sahabat (Baca: Agar Tidak Gunakan Hadis Palsu tentang Maulid Nabi, Baca 5 Uraian Ini).

Namun, ketika melihat suatu ibadah tertentu, jangan dilihat dari namanya saja, tapi subtansi ibadahnya (Baca : Masih Anggap Maulid Nabi Bidah? Baca 5 Argumen Ini).

5. Tawasul

Tawasul itu memohon atau berdoa kepada Allah Swt. dengan perantaraan nama seseorang yang dianggap suci dan dekat kepada Tuhan. Perlu dipahami bahwa tawasul itu meminta pada Allah, bukan pada manusia.

Namun, agar doa kita cepat diijabah, kita meminta pada Allah melalui bantuan orang-orang saleh. Hanya orang bodoh yang meminta pada sesama makhluk, bukan pada Allah (Baca: Masih Ragu Hukum Tawasul? Baca 5 Penjelasan Ini).

ibnu kharish1Penulis : Ibnu Kharish | Penulis Tetap Datdut.com

Fb : Ibnu Harish

Baca Juga:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *