Menu Tutup

Ini 5 Pemikiran Kontroversial Ulil Abshar Abdalla yang Bikin Ngelus Dada

Datdut.Com – Perkembangan pemikiran islam memang sangat cepat dan dinamis. Tak jarang muncul gagasan dan pemikiran kontroversial. Dalam konteks Islam Indonesia, di antara sekian banyak gagasan yang sering menghebohkan, salah satunya ya yang berasal dari Ulil Abshar Abdalla. Entah disengaja atau tidak, yang jelas pemikirannya kerap menghebohkan, bahkan cenderung meresahkan.

Ulil Abshar Abdalla dengan teman-temannya sesama pendukung JIL (Jaringan Islam Liberal) sering mendefinisikan dan menginterpretasikan doktrin dan hal-ihwal tentang Islam yang sedikit berbeda dengan khalayak umum. Berikut ini 5 pemikiran kontroversialnya yang membuat heboh masyarakat Indonesia:

[nextpage title=”1. Semua Agama Memiliki Esensi yang Sama”]

1. Semua Agama Memiliki Esensi yang Sama

Dalam berbagai dialog, Ulil Abshar Abdalla selalu disinggung tentang pernyataannya yang kontroversi, yaitu pernyataan bahwa “semua agama itu sama”. Hal ini yang sempat menjadikan kaum muslim di Indonesia gerah atas sikapnya.

Background pendidikan jebolan dari salah satu universitas bergengsi di Amerika merupakan awal paradigma Ulil terbentuk. Di Amerika dia begitu merasakan kentalnya budaya kasih sayang dan kesejahteraan umat Kristen yang notabene adalah penduduk mayoritas.

Nah, atas landasan ini maka yang dimaksud Islam itu bukanlah Islam secara sosiologi agama, tapi lebih pada makna semantis sendiri, yaitu “kesejahteraan”. Waallahu A’lam.

[nextpage title=” 2. Meragukan Keotentikan Kisah di Alquran”]

2. Meragukan Keotentikan Kisah di Alquran

Landasan ilmu agama yang Ulil Abshar Abdalla tekuni sejak kecil di pesantren Jawa tidak lantas membuatnya menerima semua apa adanya. Di antaranya tentang kepercayaan terhadap kisah-kisah dalam Alquran.

Menurutnya, kebenaran fakta kisah tersebut perlu dipertanyakan. Dia berkata bahwa ada 2 cara dalam mempercayai sesuatu; yaitu i’tiqadi dan faktualitas. Memang dia mempercayai kisah tersebut secara i’tiqadi, tetapi menurutnya masih perlu dipertanyakan secara faktualitas. Waallahu A’alam.

[nextpage title=”3. Mempertanyakan Kelengkapan Alquran”]

3. Mempertanyakan Kelengkapan Alquran

Sebagaimana kita ketahui bahwa kitab suci Alquran itu diturunkan sebagai pelengkap dari kitab-kitab Allah sebelumnya. Tetapi, menurutnya hal tersebut tidak menjadikan Alquran menjadi kitab paling komplit di dunia.

Dalam suatu dialog, Ulil mengambil contoh tentang salib Nabi Isa a.s. Ia menegaskan bahwa penjelasan tentang penyaliban ini tidak lengkap dalam Alquran. Tetapi kisah ini telah lengkap dan tersebar secara mutawatir beserta penjelasannya dalam Perjanjian Lama. Entahlah. Waallahu A’lam.

[nextpage title=”4. Perlunya Catatan Kaki di Alquran”]

4. Perlunya Catatan Kaki di Alquran

Jika Alquran sebagai pelengkap dan terakhir, hendaknya Alquran sendiri perlu diberi catatan kaki, dari mana Alquran itu mengutip pernyataan di dalamnya. Dia bersikukuh bahwa ketika ada kesamaan redaksi dalam Alquran dengan Kitab Sawami sebelumnya itu adalah cuplikan Alquran yang mengutip pada beberapa kitab nabi-nabi sebelum Nabi Muhammad Saw. Waallahu A’lam.

[nextpage title=”5. Nabi Muhammad Bukanlah Nabi Terakhir”]

5. Nabi Muhammad Bukanlah Nabi Terakhir

Nah, pemikiran yang tak kalah kontroversia adalah, pernah dalam suatu dialog Ulil Abshar Abdalla menyebut bahwa Nabi Muhammad bukanlah nabi terakhir, melainkan “cincin para nabi”. Berlandaskan perbedaan bacaan pada kata (خاتم) pada ayat Alquran. Menurutnya kata itu dibaca khatam bukan khatim. Atas dasar bacaan itulah, menurut Ulil, Nabi Muhammad bukan nabi terakhir, tetapi cincin para nabi.

Baca Juga:

8 Comments

  1. sumbing gila

    pemikiran dan muka sma jelek nya kya bibir.. makanya kalo jahit bibir jangan pake tali kolor bekas, jadi nya bau tai tu mulut. jekekekekeke

  2. Riyan uskha

    Pernyataan diatas dengan hasil seminar kemarin tgl 10 Mei 2018 di Darussalam blokagung kok beda yaa.. kesannya kemarin baik-baik ja tuh.. kok gk jadi 2 wajah ini kesannya

  3. abu abdillah

    Bismillah…kita bisa ambil kesimpulan dari sikap ulilulil:
    1.barang siapa yg ragu dengan kandungan al qu’ran atau menolak satu ayat dalam Al qur’an,maka dia kafir atau bisa juga seorang yg zindiq munafik.
    2.ina diina indallohi islam”tidak ada agama disisi Alloh yg Alloh ridhoi,selain islam”..sedangkan ulil mau menyamakan semua agama sama,lantas apa makna tauhid,bagaimana perjuangan Rasululloh dahulu &para shahabat?..tidaklah Alloh wajibkan rasulnya berjihad melainkan untuk tegaknya agama islam sebagai satu2nya agama yg hak di muka bumi.
    3.dia mengatakan nabi muhammad bukan nabi terakhir,jelas ini kesesatan yg nyata,,sudah jelas rasululloh mengatakan “aku adalah penutup para nabi”,dan dlm Al qur’an jg ada tentang keterangan tersebuttersebut,y apa bedanya dg Ahmadiyyah,yg meyakini akan ada nabi setelah nabi muhammad.
    4.ulil seorang lulusan universitas harvard amerika,saya mau tanya:apakah kita akan percaya kalau di harvard di ajarkan ajaran islam yg benar menurut al Qur’an dan sunnah dg pemahaman para shahabat nabi?..jujur saya ragu tentang hal itu,apalagi kebanyakan pengajarnya orang2 orientalis yg kebanyakan ingin menghancurkan islam,bahkan mereka menolak sekian banyak hadits yg shohih yg diriwayatkan oleh para shahabat,yg sebenarnya kaum muslimon telah sepakat dg kebenaran hadits tersebut..wallahu ‘allam

  4. Achmedh

    Mengkritik itu mudah, sopo bae iso, tinggal mbacot lgsg beres…
    Tp tabayyun atas pernyataan seseorang itu yg sulit…butuh kesadaran tgkt tinggi..

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *