Menu Tutup

Ini 5 Etika Membaca Alquran

ADDAI Online — Alquran adalah kitab suci yang menjadi pedoman bagi umat Islam. Allah pun berjanji akan selalu menjaga keotentikan Alquran hingga kiamat nanti.

Allah berfirman, “Kami turunkan Alquran dan kami akan menjaganya.” (QS. Al-Hijr [15]: 4).

Allah menjaga Alquran di antaranya dengan cara banyaknya para penghafal Alquran di seluruh penjuru dunia, dari dulu hingga saat ini.

Sehingga, ketika ada pengurangan atau penambahan dalam ayat Alquran, langsung dapat diketahui secara mudah.

Selain itu, keistemewaan Alquran itu sendiri dapat menjadi syafat bagi para pembacanya, sebagaimana sabda Nabi Muhammad Saw., “Bacalah Alquran karena akan menjadi syafaat bagi pembacanya di hari kiamat nanti,” (H.R. Muslim).

Oleh karena itu, etika dalam membaca Alquran perlu kita perhatikan betul. Berikut 5 Etika Membaca Alquran yang dikutip dari kitab al-Tibyân fî Âdâb Hamalah al-Qurân (Buku Panduan Etika Penghafal Alquran) karya Imam Nawawi Damaskus:

1. Sikat Gigi

Alquran adalah firman Allah yang diturunkan pada Nabi Muhammad Saw. sebagai wahyu.

Mungkin kita sudah tahu atau sering mendengar pengertian tersebut. Namun, yang kadang kita kurang perhatikan adalah bagaimana etika kita saat membaca Alquran.

Contoh kecil etika yang kadang kita abaikan adalah sikat gigi dalam membaca Alquran.

Bukankah ketika membaca Alquran sama saja kita sedang berbincang-bincang dengan Tuhan?

Coba bayangkan, kita saja, ketika ngobrol dengan teman, keluarga, dan pasangan merasa tidak percaya diri apabila belum sikat gigi, apalagi kita sedang ngobrol dengan Tuhan!

2. Memakai Wewangian

Diriwayatkan dari Said bin Musayyib yang pernah mengatakan bahwa Allah itu suka yang wangi-wangi, bersih, kelembutan, dan kedermawanan (H.R. Tirmidzi).

Allah saja suka yang wangi-wangi, tidak ada salahnya kita membeli parfum untuk digunakan dalam beribadah kepada-Nya.

3. Menghadap Kiblat

Menurut Imam Nawawi, ganjaran terbesar membaca Alquran adalah membacanya dalam posis duduk, tenang, khusyuk, dan tentu menghadap kiblat.

Namun, bukan berarti membaca Alquran dalam posisi selain duduk tidak diperbolehkan.

Akan tetapi tentu pahalanya berbeda dengan orang yang membaca dalam posisi duduk yang saya sebutkan tadi.

Sesekali, Rasulullah pun pernah membaca Alquran sambil tiduran sebagaimana diriwayatkan oleh Aisyah.

Yang terpenting dalam membaca Alquran adalah menghadap kiblat. Tapi ingat, kesunahan menghadap kiblat saat membaca Alquran yang saya sebutkan di atas adalah dalam konteks diluar salat, ya.

4. Membaca Taawud dan Bismillah

Membaca أعوذ بالله من الشيطان الرجيم  dalam bahasa Arab disebut ta’awudz yang sudah diserap ke dalam bahasa Indonesia menjadi taawud.

Membaca taawud maupun bismillah dalam segala kegiatan positif apa pun sangat dianjurkan, terlebih lagi membaca Alquran.

Konon, perbuatan baik yang tidak diawali dengan taawud atau bismillah kurang berkah.

5. Berusaha Menghayati Makna Alquran

Menghayati makna ayat Alquran yang sedang kita baca tidak kalah penting dengan etika-etika sebelumnya.

Bahkan, menurut saya, menghayati makna ayat Alquran lebih penting dari yang lain.

Bukankah dengan menghayati dan memahami makna Alquran kita dapat mengamalkannya?

Bagaimana kita mau mengamalkan isi Alquran, kalau maknanya saja tidak tahu, bukan?

Yang tidak kalah penting lagi, menghayati (tadabbur) isi kandungan Alquran, menurut Imam Nawawi, dapat melapangkan hati dan meneranginya.

Oleh karena itu, marilah kita mulai dari diri kita sendiri untuk berusaha menghayati kandungan Alquran secara mendalam.

Sumber: Datdut.com

Baca Juga:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *