Menu Tutup

Komentar Pedas Mahfud MD tentang Ade Armando dan Sumanto Al Qurthuby

DatDut.Com – Indonesia Lawyers Club (ILC) edisi malam tadi amat istimewa. Dihadiri oleh banyak tokoh penting. Ada Imam Besar Masjid Istiqlal Prof. Dr. Nasaruddin Umar, Kwik Kian Gie, Tokoh Betawi Edy Nalapraya, Prof. Rhenald Kasali, dan tokoh penting lainnya.

Yang juga membuat istimewa ILC malam tadi adalah kehadiran gubernur dan wakil gubernur terpilih berdasarkan hitung cepat dari semua lembaga survei dan real count KPU DKI, Anies Baswedan dan Sandiaga Uno.

Bukan itu saja, topik yang diangkat juga merupakan hal penting dan dibutuhkan oleh masyarakat setelah suhu politik yang sempat sangat tinggi beberapa bulan ini akibat Pilkada DKI. Suhu yang sempat membuat terjadi gesekan keras antaranak bangsa. ILC malam tadi mengangkat tema “Merajut Jakarta Kembali”.

Hampir semua pembicara di acara itu bersepakat bahwa pentingnya bersatu kembali sesama komponen anak bangsa. Bangsa Indonesia sudah punya pengalaman yang sangat banyak melewati berbagai ujian kebangsaan, tapi semua bisa terlewati dan selalu berhasil melupakan semua ujian itu.

Salah satu yang menarik perhatian saya adalah pemaparan Prof. Mahfud soal orang-orang yang memprovokasi masyarakat dengan komentar dan tulisan yang tidak mendamaikan dan menurunkan suhu politik di masyarakat, malah sebaliknya.

Salah satu yang disebutkan oleh Mahfud MD adalah Ade Armando dan Sumanto Al Qurthuby. Mahfud bahkan menyebut mereka adalah buih-buih yang tak ingin kedamaian di Indonesia ini.

Mereka begitu karena memang terima sesuatu, terima setoran dari orang yang didukungnya, dan sakit hati karena kehilangan kesempatan juga peluang setelah jagoannya kalah.

Mahfud MD merasa aneh dan tak perlu memanas-manasi. Ahok saja sudah menerima kekalahannya. Ini kok malah memprovokasi masyarakat dengan menyebut yang memilih Anies adalah orang bodoh dan ulama sudah dibodohi oleh agama karena memilih Anies. “Masa sih orang Jakarta bodoh semua?!” kata Mahfud MD menegaskan. 

Mendengar pikiran Mahfud MD itu, saya merasa ternyata apa yang disampaikan banyak kesamaan dengan tulisan-tulisan saya selama ini tentang para provokator medsos. Bahkan, persis sekali dengan yang saya tulis di awal-awal sebelum ribut-ribut al-Maidah 51.

Waktu itu saya tulis, berhati-hatilah dengan orang yang mendukung dan menolak paslon tertentu dengan kesetanan. Hampir pasti ada udang di balik dukungan dan penolakannya itu. Dukungan mereka bukan tulus, murni, apalagi akademis.

Dengan penjelasan Prof. Mahfud itu, semakin menguatkan keyakinan saya selama ini bahwa mereka berdua tak ada beda dengan Denny Siregar. Tak lebih. Posisi mereka tak ubahnya seperti buzzer. Mereka berlindung di balik status sebagai dosennya agar terkesan dukungan itu rasional dan akademis.

Saya jadi semakin ingin menegaskan sekali lagi, kalau sudah tahu semua itu, masih mau share tulisan si Ade dan si Sumanto?! Kalau masih, kasihanilah dan ruqyah kembali jiwa dan otak kita setelahnya. Jiwa dan otak kita butuh nutrisi untuk tumbuh, bukan racun dan bakteri. Integritas keduanya sudah jatuh sebagai akademisi. Apalagi tugasnya sebagai akademisi bukan mencerahkan, tapi menjerumuskan.

Baca Juga:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *