DatDut.Com – Kitab Fathul Muin dijadikan materi utama lomba baca kitab yang diadakan oleh PKS. Mungkin demi mengimbangi manuver politik PKS, PKB tak mau kalah. Kitab Ihya’ Ulumiddin dijadikan materi perlombaan baca kitab oleh partai berbasis warga NU ini.
Kitab Ihya’ Ulumiddin merupakan karya fenomenal Imam al-Ghazali. Kitab tasawuf yang menjadi kajian wajib di tiap pesantren salaf utamanya yang berafiliasi ke NU. Juga merupakan tolok ukur kalangan santri dalam hal pengajian adab dan akhlak. Belum sempurna rasanya predikat pernah mondok, terutama di pesantren salaf, kalau belum pernah khatam ikut pengajian kitab Ihya’ Ulumiddin.
Ketebalannya yang mencapai 4 jilid menjadikan kitab ini menjadi pengajian paling panjang dan lama. Rata-rata pesantren salaf mengkhatamkan pengajian Ihya’ dalam 3-4 tahun. Pengajian biasanya diselenggarakan setelah shalat wajib atau jam-jam tertentu.
Misalnya di Pesantren Darussalam Blokagung Banyuwangi yang menempatkan pengajian Ihya’ Ulumiddin pada waktu dhuha (jam 07.00) dan sore setelah jamaah ashar. Ada juga sebagian pesantren yang mengkhatamkan kitab ini dalam beberapa bulan saja dengan sistem pengajian bandongan kilatan.
Imam al-Ghazali yang bernama lengkap Abu Hamid Muhammad Bin Muhammad Bin Muhammad Al-Ghazali dilahirkan pada tahun 450 H. Ayahnya adalah seorang salih dan sufi yang menjaga hati dan tangannya untuk melakukan yang halal.
Sepeninggal ayahnya, Muhammad bersama saudaranya, Ahmad dititipkan kepada paman mereka. Setelah bekal dari warisan mereka habis, keduanya lalu dimasukkan ke madrasah Nidhamiyyah, Baghdad Irak.
Dalam mukadimah Ihya’ dikisahkan bahwa selain agar bisa menuntut ilmu, mereka di madrasah Nidhomiyyah adalah agar bisa mendapat fasilitas dan biaya hidup gratis yang memang disediakan disana.
Setelah menguasai berbagai bidang ilmu, akhirnya al-Ghazali melakukan ‘uzlah (menjauhi hiruk pikuk duniawi) dan khalwat (menyendiri) di daerah Syam/Syiria. Selain di Syam, al-Ghazali pernah baerziarah ke Baitul Maqdis dan menetap di daerah itu selama 10 tahun dengan melanjutkan uzlahnya. Sekembalinya ia ke Baghdad, ia kembali mengajar di madrasah Nidhomiyyah hingga akhirnya kembali ke daerah kelahirannya, ath-Thusi dan wafat disana pada 505 H.
Kitab Ihya’ saat ini sedang mendapat perhatian lebih dari kalangan santri dan pesantren karena adanya lomba berskala nasional. Untuk menambah kenal sekaligus memperkenalkan kitab ini ke kalangan luar pesantren, berikut 5 fakta unik terkait kitab Ihya’ Ulumiddin.
- ADDAI Akan Anugerahkan Sejumlah Penghargaan Bergengsi untuk Dai dan Program Dakwah di TV - 18 November 2023
- Pengumuman Kelulusan Sertifikasi Dai Moderat ADDAI Batch 3 - 2 September 2023
- ADDAI Gelar Global Talk Perdana, Bahas Wajah Islam di Asia Tenggara - 7 Oktober 2022
Jazakumullah khoiro dengan penjelasannya