Menu Tutup

Ini 5 Ekspresi Kasih Sayang Nabi terhadap Hewan

DatDut.Com – Kasih sayang pada sesama manusia merupakan kewajiban yang diperintahkan dalam Alquran. Allah Swt. dalam Alquran menegaskan bahwa Nabi diutus itu dengan membawa misi kasih sayang untuk seluruh makhluk Allah di muka bumi, termasuk hewan. Menjaga dengan baik hewan peliharaan sendiri itu sama saja kita mengagungkan Allah sebagai Pencipta makhluk.

Dalam banyak hal, Nabi sangat sayang pada hewan. Karenanya, kita dapat menyimpulkan bahwa ajaran Islam yang Nabi sampaikan tidak mungkin mengajarkan kekerasan. Wong pada hewan saja Nabi sayang, bagaimana mungkin Nabi menyuruh melakukan kekerasan pada umatnya. Tentu ini anggapan yang sangat keliru. Nah, berikut ini 5 ekspresi kasih sayang Nabi pada hewan yang disarikan dari Islamweb.net:

1. Nabi Larang Siksa Hewan

Menyiksa hewan, membuatnya kelaparan, dan membebaninya di luar kemampuan itu sama saja menyakiti hati Nabi Saw. Secara tegas, beliau melarang perlakuan penganiyaan terhadap hewan. Bahkan, Abu Hurairah mendengar Rasulullah Saw. bercerita, “Ada seorang wanita yang masuk neraka gara-gara kucing. Dia mengikta kucing itu tanpa memberinya makan, dan tidak pernah dilepas sama sekali untuk mencari makanan sendiri di ruang terbuka. Pada akhirnya kucing itu mati” (HR Ibnu Majah).

Tentu sebaliknya, orang yang memelihara hewan dan merawatnya, kemungkunan bisa menjadi amal salihnya di akhirat nanti. Nabi Saw. jelas marah sekali melihat “sahabat” yang suka menyiksa hewan. Diriwayatkan dari Jabir yang mendengar cerita Rasulullah Saw. “Seekor hewan lewat di depanku, dan wajahnya terlihat terluka bekas terbakar.” “Semoga Allah memberi pelajaran orang yang melukai keledai ini,” Rasulullah jengkel (HR Muslim).

2. Nabi Larang Pisahkan Anak Hewan dari Induknya

Anak hewan juga sama seperti anak manusia. Anak hewan butuh akan kasih sayang induknya. Bukankah kita sering mendengar suara itik ayam, suara piyik burung, saat ditinggal induknya. Itu artinya si pitik itu sedang mencari induknya. Karenanya, Nabi Saw. melarang pada umatnya memisahkan anak hewan dari induknya.

Diriwayatkan dari Abdullah bin Mas’ud yang bercerita demikian, “Suat saat, kami pergi bersama Rasulullah Saw. menemaninya memenuhi kebutuhannya. Tiba-tiba, kami melihat seekor burung sedang bersama dua piyiknya. Kami iseng mengambil dua piyik tersebut yang membuat induknya mengibas-ngibaskan kedua sayapnya. Nabi pun datang dan bertanya, “Siapa yang mengagetkan induk piyik ini? Sana, kembalikan piyik ini pada induknya” (HR Abu Daud).

3. Nabi Marah pada Sahabat Anshar

Jangankan menyakiti hewan secara fisik, memaki-maki hewan saja Rasulullah Saw. tidak pernah. Karenanya, beliau sangat marah bila melihat sahabat-sahabatnya menyia-nyiakan hewan pemberian Allah yang seharusnya dimanfaatkan dengan benar sesuai kemampuannya.

Nabi masuk ke sebuah kebun milik salah satu sahabat Anshar. Di situ ada seekor unta. Tak diduga, ketika unta itu melihat Nabi, air mata unta tersebut mengalir cukup deras. Karena kasihan, Rasulullah Saw. pun mendekati unta tersebut dan mengelus-ngelusnya sampai unta itu terdiam tidak nangis lagi. Rasulullah Saw. pun marah, “Unta milik siapa ini?” “Milik saya, Rasul,” jawab salah satu pemuda Anshar. Nabi pun menasihati pemuda tadi, “Nak, kamu tidak takut menyia-nyiakan makhluk anugerah Allah. Unta itu tadi bilang padaku bahwa kamu telah menyia-nyiakannya, membuatnya lapar” (HR Abu Daud).

4. Anjing yang Diberi Minum

Dalam mazhab Syafi’i, anjing merupakan hewan najis yang membasuhnya saja harus dibanjur dengan air yang dicampur debu sebanyak tujuh kali. Namun, hal ini bukan berarti kita diperbolehkan menyakiti anjing tanpa alasan. Mazhab Maliki tidak demikian. Anjing bukanlah hewan yang najis mugallazhah. Karenanya, kasihilah semua hewan yang tidak menyakiti kita. Mungkin kisah dalam hadis yang diriwayatkan dari Abu Hurairah dapat menjadi pelajaran untuk kita.

Suat hari Nabi bercerita, “Suatu saat, ada seorang lelaki yang berjalan hingga dia kehausan. Sambila berjalan, dia menemukan sumur, dan berusaha mengambil air di sumur itu. Dia pun berhasil mengambil air dan berhasil minum. Usai minum, lelaki itu berpapasan dengan seekor anjing yang sedang menjulurkan lidahnya karena kehausan. Karena tidak tega, lelaki itu pun mencoba mengambilkan air sumur untuk anjing tadi. Anjing itu pun bersyukur pada Allah dan memintakan ampun untuk lelaki tersebut.” Sahabat bertanya, “Rasul, apakah kita mendapatkan pahala bila berbuat baik pada hewan?” “Ya, tentu. Menjaga keberlangsungan hidup makhluk Allah itu jelas berpahala,” jelas Nabi (HR Bukhari).

5. Semebelih Hewan dengan Cara yang Baik dan Benar

Pada masa Nabi Saw., hewan ternak seperti sapi dan unta dijadikan kendaraan oleh orang-orang Arab. Allah juga menegaskan bahawa hewan-hewan ternak tersebut boleh disembelih untuk dimakan. Bahkan, kulit hewan seperti unta, sapi, dan domba dapat disamak untuk dijadikan aksesoris, seperti tas, dompet, ikat pinggang, dan lain sebagainya.

Namun, di sisi lain, Nabi mengingatkan pada umatnya untuk menyembelih hewan dengan benar dan baik sesuai ketentuan ajaran Islam. Diriwayatkan dari Syidad bin Aus yang mendengar Rasulullah Saw. bersabda, “Allah itu senang atas perbuatan kasih sayang atas apa pun. Karenanya, bila kalian menyembeli hewan sembelihan, perlakukanlah hewan tersebut dengan baik. Sembelihlah menggunakan pisau tajam, agar hewan itu tidak tersiksa” (HR Muslim).

harisPenulis : Ibnu Kharish | Penulis Tetap Datdut.com

Fb : Ibnu Kharish

Baca Juga:

1 Comment

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *