Menu Tutup

Ini 5 Mursyid Tarekat Terkemuka di Indonesia

DatDut.Com – Dalam literatur Islam, kita mengenal istilah syariat, tarekat, dan hakikat. Syariat bagaikan perahu, tarekat bagaikan laut, dan hakikat bagaikan mutiara yang berada di dalam laut tersebut, sebagaimana disampaikan oleh Syaikh Najmuddin al-Kubra yang dikutip dari laman islam.ru. Oleh karena itu, urutan tersebut harus diperhatikan betul oleh setiap muslim.

Seseorang yang telah mengetahui hukum-hukum fikih terkait ibadah wajib maupun sunah sehari-hari secara baik, dianjurkan untuk mengikuti salah satu tarekat tertentu yang biasanya langsung dibimbing oleh mursyid.

Indonesia memiliki banyak tarekat yang satu sama lain memiliki tatacara ritual berbeda-beda. Beberapa tarekat yang terkenal di Indonesia di antaranya adalah Tarekat Qaidiriyah Naqsyabandiyah dan Tarekat Syadziliyah. Berikut 5  ahli tarekat Indonesia:

1. Kiai Mustaqim bin Husain

Kiai Mustaqim bin Husain merupakan salah satu Mursyid Tarekat Syadziliyah yang hidup di masa penjajahan Jepang. Beliau merupakan Pengasuh Pondok Pesantren Pesulukan Toreqot Agung (PETA) Tulungagung, Jawa Timur, sebagaimana dikutip dari kabarindonesia.com.

Beliau merupakan ulama yang lahir pada tahun 1901 dan wafat pada tahun 1970, sebagaimana dikutip dari iain-tulungagung.ac.id.

2. Abah Anom

Abah Anom merupakan pengasuh Pondok Pesantren Suryalaya, Ciamis, Tasikmalaya. Selain itu, beliau merupakan mursyid Tarekat Qadiriyah Naqsyabandiyah yang berpusat di Tasikmalaya. Sebagaimana diliris dari suryalaya.org, Abah Anom memiliki nama asli A. Shohibul Tajul Arifin.

Beliau merupakan putra kelima Syaikh Abdullah bin Nur Muhammad. Beliau lahir pada 1 Januari 1915 di Cimais, Tasikmalaya. Beliau wafat pada Selasa (6/9/2011) sebagaimana dikutip dari berita8.com.

3. Kiai Asrori

Beliau memiliki nama panjang Asrori Al-Ishaqi. Sebagaimana dikutip dari sarkub.org, beliau ulama Kedinding Lor, Surabaya yang lahir pada 17 Agustus 1951, dan wafat pada 18 Agustus 2009.

Beliau mewariskan Tarekat Qadiriyah Naqsyabandiyah dari ayahnya, Kiai Usman Al-Ishaqi, Pengasuh Pesantren Al-Fithrah.

4. Habib Luthfi

Beliau merupakan ulama Pekalongan yang memiliki nama lengkap Muhammad Luthfi bin Ali bin Yahya. Beliau biasa dikenal dengan panggilan Habib Luthfi.

Ulama nasionalis yang satu ini lahir di Pekalongan pada 10 November 1947 M yang bertepatan dengan 27 Rajab 1367 H, sebagaimana dikutip dari habiblutfi.net.

Beliau adalah pemilik majlis taklim yang bernama Kanzus Sholawat di dekat rumah beliau di Pekalongan. Selain itu, beliau merupakan ketua umum di organisasi Jam’iyyah Ahlith Thoriqoh al-Mu’tabarah al-Nahdliyyah (JATMAN).

5. Ajengan Jejen

Bila di Jawa dikenal istilah kiai sebagai panggilan kehormatan untuk ulama, ajengan merupakan panggilan untuk ulama di Sunda. Ajengan Jejen yang memiliki nama lengkap Jejen Zainal Abidin Bazul Asyhab ini lahir pada 17 Februari 1955.

Beliau merupakan Pengasuh Pondok Pesantren Az-Zainiyah Sukabumi. Selain itu, beliau merupakan Wakil Talkin Tarekat Qadiriyah Naqsyabandiyah (TQN) Suryalaya.

 

 

 

Baca Juga:

16 Comments

  1. Rinata Sandra

    Siip … Mantap … sekalian ikutan Thoriqoh … Ajengan Jejen Sudah kembali dalam perlindungan Allah SWT. Ajengan Jejen adalah murid Abah Anom … Siapa penganti Abah Anom … perlu diketahui …

      • Tufail

        Mursyid tidak dapat diturunkan atau diwariskan ke anak kandung atau anak cucu/muridnya sekalipun. Seorang yang terpilih menjadi mursyid, hanyalah mereka yang mendapat izin dari Nabi Muhammad Saw atau dari pendiri thoriqoh nya terdahulu, baik melalui mimpi atau bertemu langsung.

  2. hendra

    Benar banget Clara.. Pengganti Abah Anom adalah Abah Aos.. sampai ini jika tidak ada penerus Abah Anom sebagai Mursyid, Thoriqoh Qodiriyah Naqsabandiyah tidak berkibar..,lihat saja satu persatu wakil talqin Abah Anom berpulang ke rahmatulloh…apa tidak berfikir akan meredup TQN Suryalaya ini tanpa ada penerusnya.. sampai kapan mereka TIDAK mempercayai Abah Aos sebagai pengganti Mursyid Abah Anom???.. sampai habiskah Wakil Talqin dari Abah Anom?? tidak ada lagi yang angkat Wakil Talqin dari Abah Anom selain Penerus Abah Anom yaitu Abah Aos
    Yuukk kita gabung yang masih mempercayai bahwa tidak ada pengganti Abah Anom.. hilangkan fikiran negatif terhadap Abah Aos

    • Agus

      Pengen nanya, kenapa pa Aos gak pernah ziarah ke makam gurunya pangersa Abah Anom udah berapa tahun coba, dimana adabnya???dalam torikoh adab itu nomer 1, kalo pa aos emang bersih hatinya, walaupun banyak yang bilang apa lah sama dia, dia pasti tetep ziarah ke suryalaya, dia pasti ikutan manakib di suryalaya….jaraknta dengan suryalaya dekat cuma9 km, cuma sayang ruhnya gak nyambung ke suryalaya…kt orang sunda mah torikohnya berarti totorikohan mursidnya mursid mursidan, pa aos eweh ka era

  3. Bank jenz

    السلام عليكم ورحمة الله وبركاته

    Maaf, ada yang tau gk mursid d wilayah Cirebon?
    والسلام…..

  4. Hendriman mt.harahap

    Saya sebagai pengamal Tharikat Nagshabandi,bingung meliha penulis apankurang pengetahuan atau memang asal nulis,coba telusuri lagi pelan pelan dan anda penulis pasti dapat tau siapa MURSYID yang mempunyai terbanyak ssuray di Indonesia dan Murid,karna yang saudara penulis tuliskan paling disekitarnpendoponya saja dan beberapa surau diluar itu,tapi ada MURSYID yang mempunyai hampir 700 surau diindonesia dan ada juga di Malayasia dan Amerika tapi penulis tak pernah merisetnya..padahal YouTube nya ada.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *