Menu Tutup

ADDAI Adakan Daurah Dai Milenial

DatDut.Com – Berbicara tentang dakwah, satu hal yang akan mucul di benak kita adalah tentang bagaimana cara menyebarkan agama Islam agar ajaran di dalamnya tetap terjaga dari waktu ke waktu.

Namun seiring berkembangnya zaman, tentu banyak halangan yang harus dihadapi oleh para generasi milenial. Seperti munculnya paham ekstrimisme dan radikalisme.

Paham ini yang menjadikan generasi muda Indonesia menjadi pribadi yang intoleran terhadap sesama, bahkan menjadi dekat dengan paham terorisme.

Sudah pernah dilakukan penelitian yang dilakukan secara internal mengenai paham radikalisme yang tumbuh subur.

Direktur Center for the Study of Religion and Culture (CSRC) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Idris Hemay mengatakan fundamentalisme dan konservatisme mulai tumbuh di kalangan mahasiswa kampus ini.

“Mahasiswa UIN Jakarta secara umum moderat, namun ada sebagian yang rentan terhadap fundamentalisme dan radikalisme,” kata Idris saat dihubungi Tempo, Selasa, 2 Juli 2019.

Lebih lanjut, menurut Idris, yang paling rentan disusupi paham keagamaan yang fundamentalis adalah mahasiswa dari sekolah umum. Mengapa? Tentu saja karena bekal pengetahuan agama yang sangat minim.

Berdasarkan banyaknya pengaruh negatif yang muncul dengan paham yang berbeda saat ini, tentu kita sebagai umat islam terutama bagi generasi muda sangat membutuhkan figur yang sangat berpengaruh.

Mengapa hal itu sangat dibutuhkan? Dibutuhkannya figur yang dapat menyampaikan nilai-nilai keislaman adalah untuk membawa pemikiran mahasiswa ke arah yang benar dan terhindar dari paham radikalisme yang sedang marak saat ini.

Untuk itu, salah satu cara meminimalisirnya adalah dengan cara berdakwah. Karena dakwah adalah tugas mulia yang bisa dilakukan oleh orang-orang yang sangat paham akan keagamaan.

Biasanya dakwah dilakukan oleh orang yang ditinjau dari segi umurnya yang sudah tua. Sedangkan, dari waktu ke waktu tugas dan beban dakwah semakin berat karena banyaknya permasalahan yang semakin kompleks.

Oleh karena itu, dibutuhkan penerus dakwah dari generasi muda dengan berbagai keterampilan dan  pengetahuan yang memadai agar materi dakwah yang disampaikan mudah dimengerti dan dipahami.

Selain itu, satu hal yang dibutuhkan bagi generasi muda sebagai penerus dakwah adalah metode dakwah yang mampu menggugah hati dan menggerakkan objek dakwah.

Dengan demikian, dakwah akan mampu mengubah sikap masyarakat ke arah yang positif dan produktif dalam beramal serta dapat meningkatkan pemahaman, penghayatan dan pengamalan tentang ajaran Islam.

Dalam konteks inilah, Asosiasi Dai-Daiyah Indonesia (ADDAI) bersama dengan Lembaga Dakwah Kampus Syahid (LDKS) Fakultas Dirasat Islamiyah (FDI) akan melaksanakan serangkaian kegiatan pada tanggal 21-22 September 2019 untuk membina generasi muda agar siap menjadi dai dan daiyah yang kompeten.

Selain bertujuan untuk menjadi dai dan daiyah yang kompeten, kegiatan ini juga bertujuan untuk membina mereka menjadi manusia yang beriman, bertakwa dan berakhlak mulia dalam kehidupan pribadi, bermasyarakat, dan bernegara.

Kegiatan ini akan dihadiri oleh beberapa narasumber, seperti Prof. Dr. Arskal Salim, Prof. Dr. Amany Burhanuddin Lubis, Dr. Cholil Nafis, Dr. Moch. Syarif Hidayatullah, Dr. Amelia Fauzia, Dr. Ali Nurdin, Dr. Hasani, Ust. Muhammad Zen, M.A., Ust. Suhendi, M.A., Ust. Naqoy, dan Ust. Obay Sobary, M.A.

Kegiatan ini didukung oleh berbagai pihak, seperti Social Trust Fund UIN Jakarta, Masjid Fathullah UIN Jakarta, Rumah Kesadaran Indonesia, dan Cariustadz.id.

Baca Juga:

1 Comments

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *