Menu Tutup

Agar Tak Terlalu Sedih, Miliki 5 Sikap Ini Saat Kehilangan Sesuatu yang Dicintai

DatDut.Com –  Ketika pertama kali menghirup udara segar dunia, kita semua tidak membawa apa-apa selain diri kita sendiri. Harta pribadi kita satu-satunya saat itu ialah diri kita sendiri.

Milik kita yang sesungguhnya baru kita peroleh setelah kita mempunyai penghasilan sendiri. Pada tahap inilah, apa yang kita punyai itu benar-benar menjadi milik kita seutuhnya.

Padahal, apa yang kita akui sebagai milik kita seutuhnya itu bukanlah milik kita. Itu hanyalah titipan dari Tuhan yang diembankan pada kita sebagai bagian dari amanat-Nya untuk kita olah dan manfaatkan untuk keperluan hidup kita. Pemilik sejatinya itu Tuhan.

Karena kita tak mempunyai kekuasaan apa-apa atas apa yang kita akui sebagai milik kita itu bila dihadapkan pada Pemilik sejatinya. Kita bahkan tak sanggup mengelak bila Dia ingin mengambil sesuatu yang kita akui sebagai milik kita, meskipun itu nafas kita, kesehatan kita, atau nyawa kita.

Nah, agar tak terlalu sedih dan gelisah saat kehilangan sesuatu, apalagi itu sesuatu yang amat dicintai, miliki 5 sikap berikut, yang diolah dari buku Karena Hidup (Tak Selalu) Indah karya Dr. Moch Syarif Hidayatullah (Quanta (2014):

[nextpage title=”1. Hilang Materi, Jangan Hilang Rohani”]

1. Hilang Materi, Jangan Hilang Rohani

Jangan sampai kehilangan sesuatu yang sifatnya materi dirutuki melebihi saat kehilangan sesuatu yang sifatnya nonmateri. Jangan sampai kehilangan sesuatu yang sifatnya ragawi mengalahkan rasa kehilangan kita pada saat kita kehilangan sesuatu yang sifatnya rohani.

Jangan pula yang materi dan ragawi hilang menyebabkan hilangnya yang nonmateri dan yang rohani, seperti kehilangan iman dengan pergi ke dukun untuk mendapatkan kembali sesuatu yang hilang, juga menjadi jauh dari Allah dengan tidak salat.

[nextpage title=”2. Relakan Seperti Saat Membuang Nafas”]

2. Relakan Seperti Saat Membuang Nafas

Kalau kita berhasil merelakan barang kita yang hilang seperti kita merelakan nafas yang kita buang dari hidung agar kita mudah menghirup nafas yang baru, maka Allah akan mengirimkan barang lain yang lebih baru dan lebih kita butuhkan. Yakinlah akan kekuasaan Allah.

[nextpage title=”3. Karunia Tuhan Mahaluas”]

3. Karunia Tuhan Mahaluas

Karunia Tuhan mahaluas seluas harapan kita yang tak pernah habis dimakan usia. Yakinilah kehilangan sebagai mekanisme dan manajemen Tuhan untuk menambahkan karunia-Nya pada kita. Karena sunatullahnya, setiap ada yang keluar, pasti ada yang masuk.

[nextpage title=”4. Lewati Ujian Saat Kehilangan Sesuatu yang Paling Dicintai”]

4. Lewati Ujian Saat Kehilangan Sesuatu yang Paling Dicintai

Ujian terbesar ketika kita kehilangan sesuatu yang paling kita cintai dan kita sayangi, apalagi itu nilainya besar, dan untuk pertama kalinya pula kita kehilangan. Bila berhasil, ujian kehilangan yang lain akan hanya menjadi seperti lobang-lobang kecil saat kita berkendara di jalan raya di tengah kemacetan yang luar biasa.

[nextpage title=”5. Mengantisipasi, Mawas Diri, dan Berdoa”]

5. Mengantisipasi, Mawas Diri, dan Berdoa

Kita tak mungkin bisa memprediksikan kapan kehilangan akan menjadi musibah. Yang pasti, kehilangan pasti menjadi tragedi tersendiri dalam hidup kita. Kita pun hanya diberikan pilihan untuk mengantisipasi, mawas diri, dan berdoa agar tragedi itu tidak kemudian menjadi luka bernanah. O iya, baca “ya Muid” (Yang Maha Mengembalikan) sebanyak-banyaknya.

Baca Juga:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *