Menu Tutup

Ini 5 Pesan Pengasuh Pondok Gontor untuk Orangtua Santri

DatDut.Com – K.H. Hasan Abdullah Sahal merupakan salah satu Pimpinan Pondok Modern Darussalam Gontor Ponorogo. Putra keenam K.H. Ahmad Sahal ini, lahir di desa Gontor pada 24 Mei 1947, seperti dikutip dari Gontor.ac.id.

Pondok Gontor telah meluluskan banyak santri yang menjadi tokoh terkemuka di Indonesia, di antaranya Nurcholish Madjid, Hasyim Muzadi, Hidayat Nur Wahid, dan lain sebagainya.

Dalam satu kesempatan, K.H. Sahal berpesan untuk orangtua yang anaknya sedang menuntut ilmu di pesantren. Pesan tersebut ditulis oleh salah satu netizen yang memiliki akun Facebook bernama Initial De. Ini 5 uraiannya:

1. Anak Tergantung Orangtuanya

“Kalau mau punya anak bermental kuat, orangtuanya harus lebih kuat. Punya anak itu jangan hanya sekedar saleh, tapi juga bermanfaat untuk umat. Orangtua harus berjuang lebih ikhlas,” begitu nasihat Kiai Abdullah Sahal.

Pesantren adalah salah satu solusi untuk membendung anak Anda terjerumus dalam pergaulan bebas. Karenanya, pesan beliau dapat kita artikan bahwa anak itu tergantung orangtuanya. Jadi, ketika anak Anda dipilihkan pesantren sebagai tempatnya mencari ilmu, seharusnya Anda jangan kalah dengan anak.

Jangan sebaliknya. Orangtua menyerahkan pendidikannya tergantung pilihan anak. Karenanya, bersyukurlah Anda yang anaknya dapat mudah diarahkan untuk memilih pesantren sebagai tempatnya menuntut ilmu. 

2. Jangan Takut Anak Mati Kelaparan

Rasa khawatir pada anak pasti dialami setiap orangtua santri. Apalagi mereka yang baru pertama kali menitipkan anaknya di pesantren. Bahkan terkadang ada orangtua santri yang merasakan khawatir berlebihan. Sehingga setiap saat kabar anaknya yang sedang nyantri selalu ditanyakan pada pengurus pesantren.

Perlu diketahui, pesantren bukanlah kos-kosan yang bebas melakukan apa yang dinginkan. Bukan juga hotel yang memiliki fasilitas serba ada. Pesantren adalah lembaga pendidikan yang akan menggembleng anak Anda untuk prihatin. Prihatin makan, jajan, belajar, dan lain sebagainya. Karenanya, K.H. Hasan Abdullah Sahal berpesan agar orangtua santri tidak usah khawatir mati kelaparn.

3. Jangan Takut Terbelakang

Kemajuan teknologi merupakan fasilitas yang dapat dinikmati siapa pun. Berkat teknologi, komunikasi yang kita jalin dengan keluarga, saudara, dan teman, sangat mudah. Namun hal tersebut menjadi kendala sementara bagi anak Anda, karena sebagian besar pesantren melarang santrinya membawa fasilitas yang berlebihan, termasuk alat eletronik. Itu tadi kuncinya seperti yang saya katakana. PRIHATIN!

K.H. Hasan Abdullah Sahal pun membesarkan hati parang orangtua santri. Menurutnya, para santri tidak akan bodoh karena tidak ikut les di lembaga-lembaga luar pesantren. Para santri juga tidak akan bodoh karena tidak punya Gadget.

4. Lebih Baik Anda Menangis Sekarang

“Lebih baik kamu menangis karena berpisah sementara dengan anakmu, karena menuntut ilmu agama daripada kamu sudah tua menangis karena anak-anakmu lalai urusan akhirat, memikirkan dunia, rebutan harta, suka pamer, dan lupa surga,” kurang lebih begitu nasihat beliau.

Sekali lagi saya ingatkan. Melepas anak untuk menuntut ilmu di pesantren yang jauh dari kita memang bukan hal mudah. Perlu kesabaran dan ketabahan buah hati kita terpisah jauh dari rumah. Yakinlah, hal tersebut demi kebaikan anak Anda di masa depannya.

Seburuk-buruknya santri, paling tidak dia tahu bagaimana cara bertobat dan minta ampun pada Tuhan. Apalagi Anda tidak selamanya hidup di dunia ini. Bila anak Anda pernah nyantri, dia tahu bagaimana cara mendoakan orangtuanya yang sudah meninggal.

5. Allah yang Menjaga Langsung Para Santri

K.H. Hasan Abdullah Sahal juga mengingatkan bahwa para santri yang sedang menuntut ilmu di pesantren akan selalu dilindungi Allah. Alquran selalu menjaganya. Semua orangtua santri harus yakin ini.

Bahkan dalam Hadis Nabi yang diriwayatkan dari Abu Darda menyatakan bahwa orang yang sedang menuntut ilmu didoakan oleh semua makhluk Allah yang berada di langit maupun bumi, termasuk ikan-ikan di sungai dan laut (H.R. Ibnu Majah).

 

Baca Juga:

2 Comments

  1. Rachmad

    . Bisa berucap ” LUAR BIASA “. Anak mondok orang tuanya ikut Hijrah. Alhamdulillah Barokaallah. Bermodal iklas dan percaya kepada Allah SWT. Yakin bahwa Allah akan menjaga dan melindungi santri.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *