Menu Tutup

Hati-hati Berita Hoax, Ini 5 Tip Mengenalinya

DatDut.Com – Saat ini berita di media online lebih mudah diakses oleh banyak orang. Koran sudah tidak lagi mendominasi sebagai rujukan berita masyarakat. Semuanya karena akses internet semakin mudah dan terjangkau. Media sosial semacam FB, Twitter dan sejenisnya menjadi tempat gratis untuk menyebar dan mengambil berita.

Mirisnya, kini kian banyak berita bohong berisi fitnah dan provokasi dari pihak yang ingin umat dan negara ini kacau. Lebih tragis lagi banyak orang yang dengan mudah percaya lantas menyebar berita yang belum ia ketahui pasti kebenarannya. Berita-berita yang dusta dan tak bisa dipertanggungjawabkan kebenarannya biasa disebut hoax.

Fakta di dunia maya memperlihatkan bahwa satu berita hoax atau bohong lebih cepat menyebar ketimbang berita bantahan atau klarifikasinya. Menyebar berita begitu mudah. Cukup tekan tombol “share” maka berita langsung tersebar secara massif.

Begitu banyak berita hoax akhir-akhir ini. Sampai-sampai ada seorang blogger yang mengumpulkan berbagai hoax atas nama islam dalam blognya, kumpulan hoaxislami.wordpress.com. Dalam blog tersebut admin juga berbagi trik untuk mengenali sebuah berita adalah benar atau dusta. Dengan merujuk trik-trik tersebut, berikut kami suguhkan 5 tips mengenali berita hoax versi datdut.com.

1. Asas Praduga Hoax

Langkah penting menyikapi sebuah berita unik, aneh, atau bahkan membakar perasaan adalah menerapkan asas praduga hoax. Kita telah mengenal doktrin “asas praduga tak bersalah” yang menilai seseorang belum tentu bersalah. Efeknya, kita justru menerapkan “asas praduga pasti benar” terhadap berbagai berita di media online.

Mempertanyakan sumber otentik sebuah berita adalah dasar terkuat dari tip ini. Dari mana sumber beritanya? Kapan kejadiannya? Siapa yang memberitakan? Apakah sumber tersebut pernah menebar hoax sebelumnya? Berita yang tak jelas sumber otentiknya, bisa berstatus “terduga hoax”.

Anehnya, penyebar berita-berita hoax terbanyak justru situs-situs berlabel Islam. Sayangnya, umat muslim sangat mudah percaya terhadap isu, fenomena, berita unik yang dikaitkan dengan Islam.

2. Teliti dengan Foto

Kebanyakan berita hoax menyertakan foto sebagai pelengkap. Untuk mengetahui foto itu benar atau tidak, maka harus meneliti rincian data kapan sebuah foto dibuat (timestamp).  Karena trik yang ditampilkan dalam blog kumpulan hoax islami cukup rumit, ada trik lain mengenali foto hoax yang lebih mudah.

Klik kanan foto yang Anda inginkan, lalu salin URL gambar. Buka google.com/images (google pencarian gambar), dan temple/paste URL tersebut. Lalu Anda bisa lihat gambar serupa yang disuguhkan oleh mesin pencari. Selanjutnya, klik “alat penelusuran” atau tools, lalu ubah rentang waktu pencarian, misalnya setahun lalu.

Kalau sebuah foto ternyata ada dalam berita tahun lalu, kemudian dipakai untuk melengkapi berita saat ini, maka bisa dikatakan itu adalah berita hoax. Kadang foto untuk peristiwa A dibuat untuk isu B dengan tambahan kata yang provokatif.

Ini seperti kasus foto berita hukuman gantung terhadap penyair Irak baru-baru ini. Sebagaimana dilansir muslimmedianews.com, ternyata foto tersebut adalah hukuman gantung terhadap pelaku pembunuhan berantai lima perempuan, dan kejadiannya pada tahun 2011 di Qazvin, Iran. Bukan Irak tahun 2015. Berita yang memakai foto hoax berarti juga hoax.

3. Waspada Bahasa Pendorong

Berita hoax punya kemampuan bahasa yang selalu menyasar perasaan kita dan membuat jiwa bergolak, menggugah semangat, membakar kebencian, mengundang kekaguman ataupun kesedihan. Saat jiwa bergolak, maka nalar akan mati, kecerdasan akan tumpul. Sehingga dengan mudah kita akan klik tombol suka dan tombol bagi.

Agar tak termakan bertia hoax, apalagi berita-berita konflik, sebaiknya kembali menerapkan asas praduga hoax dan sebisa mungkin mencari perbandingan berita. Cara lainnya adalah mengendapkan berita itu. Tinggalkan hingga perasaan yang terbawa berita kembali normal. Lalu, telitilah berita dengan kepala dingin, bukan dengan dengan gejolak yang panas, memakai trik yang telah disebutkan.

4. Perhatikan Distribusi Berita

Sebuah berita tentang satu kejadian, peristiwa, maupun tokoh di suatu tempat pastilah menarik lingkungan sekitarnya untuk memberitakan. Kalau ada peristiwa di Amerika misalnya, lalu beritanya hanya ditemukan dalam situs-situs Asia atau Indonesia, sedangkan situs-situs terkenal di daerah Amerika justru sama sekali tak memuat beritanya, maka berita itu patut berstatus “terduga hoax”.

Misalnya berita aktor Hollywood, Jason Statham, masuk Islam. Kabar tersebut bisa dipastikan hoax karena sumber pertamanya justru dari sebuah radio bernama Firdaus FM yang ada di Timur Tengah, sedangkan Jason di Inggris. Terlebih setelah diteliti, berita itu muncul saat Jason tidak sedang di Timur Tengah. Logikanya, aktor sekelas Hollywood kok pindah agama, tentulah mengundang pemberitaan dari media terdekat.

5. Konten yang Identik ata Sama

Ciri berita hoax adalah kesamaan isi. Ini karena penulisan menggunakan trik copas (copy-paste) atau salitem (salin-tempel). Mengenali hoax melalui konten, ternyata cukup mudah.

Pertama, baca artikel dengan menerapkan asas praduga hoax. Kedua, temukan kalimat yang dicurigai sebagai ciri hoax. Kalimat terindikasi hoax bisa berupa pemberitaan yang kurang masuk akal. Kalimat itu haruslah bukan ayat dan kalimat langsung. Untuk ini, Anda perlu pembiasaan membaca dengan kritis.

Selanjutnya, kalimat yang dicurigai sebagai hoax tadi disalin (copy) lalu tempel ke Google atau Bing dengan menambahkan tanda kutip di awal dan akhir kalimat (“”). Maka, mesin pencari hanya akan menampilkan tulisan yang mengandung kalimat tersebut secara utuh. Lihat ada berapa banyak hasil pencariannya.

Ketentuannya, jika suatu tulisan memuat 25% kalimat yang identik dengan tulisan-tulisan lain, tulisan tersebut sudah bisa dikatakan sebagai copas. Kalau ada ratusan atau ribuan situs memuat artikel yang memiliki keidentikan atau kesamaan kalimat lebih dari 25%, maka ada kemungkinan informasi dalam tulisan itu adalah hoax.

Trik terakhir ini dapat diterapkan pada konten-konten yang membahas hal-hal mengagumkan atau mengundang kesedihan. Misalnya berita Jackie Chan masuk Islam, tokoh Kristen tertentu masuk Islam, dll. Simpelnya berita unik yang mengundang umat Islam untuk berkata “subhanallah” atau “masya allah”.

Menyikapi banyaknya berita hoax akhir-akhir ini hendaknya umat Islam lebih waspada. Konflik di kawasan Timur Tengah telah berulang kali dijadikan isu untuk menyulut perpecahan di kalangan umat Islam Indonesia. Belum lagi berita-berita yang menyulut permusuhan dengan non muslim.

Kalau kita tidak mau rumit meneliti suatu berita itu benar atau dusta, maka lebih baik kita diam. Sebagaimana sabda Nabi Muhammad Saw., “Barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir, maka hendaklah dia berkata baik atau hendaklah diam,” (H.R. Bukhari & Muslim). Dalam kaidah fiqh juga dijelaskan bahwa tulisan adalah mewakili lisan atau ucapan.

nasrudin maimun

Kontributor : Nasrudin | Penulis tetap DatDut.Com

FB: Nasrudin El-Maimun

Baca Juga:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *