Menu Tutup

Banyak Mitos Salah Seputar Mie Instan, Padahal Begini Faktanya

DatDut.Com – Mie instan memang sudah jadi salah satu makanan kegemaran banyak orang. Bahkan nyaris jadi makanan pokok bagi anak kos maupun sebagian santri pondok. Alasannya jelas karena cepat, nikmat, hemat biaya, dan hemat waktu. Pilihan berbagai rasa yang tersedia dari produk mie instan pun menjadikannya kian digemari.

Apa yang sering Anda dengar tentang memasak mie instan? Haruskah mie instan dimasak dua kali dengan membuang air rebusan pertama? Atau Anda sering menjadikan mie instan sebagai lauk makan nasi?

Sepertinya hal tersebut sudah sering dan memang umum dikatakan oleh orang. Banyak juga yang percaya dan melaksanakan tip sehat memasam mie instan itu. Apalagi soal makan mie untuk lauk. Memang orang Indonesia kebanyakan merasa belum makan jika belum makan nasi.

Nah, setidaknya ada beberapa mitos yang beredar terkait mie instan. Apakah semuanya benar? Berikut faktanya:

[nextpage title=”1. Mengandung Lilin”]

1. Mengandung Lilin

Banyak yang mengatakan bahwa mie instan itu bahan pengawetnya adalah zat lilin. Wah mengerikan sekali. Masa sih lilin dibuat melapisi mie? Pernyataan tersebut menjadikan air rebusan mie yang berwarna putih sebagai bukti bahwa mi memang mengandung ataupun dilapisi lilin.

Faktanya, mie instan bisa awet bukan karena dilapisi lilin, tapi karena proses pembuatannya telalu melalui penggorengan (deep frying) yang menghilangkan kadar air dalam mie hingga tersisa sekitar 5% saja. Hal itu membuat bakteri yang membuat busuk makanan tidak bisa hidup dalam mie.

“Karena proses penggorengan dalam pembuatannya, maka kalau kita merebus mie, airnya jadi keruh. Orang bilang itu karena lilin, padahal itu karena minyak dan karbohidrat, tepung-tepungnya keluar,” kata Susana, SPT, MSc, ahli nutrisi yang mengambil studi dari Biotechnology-specialization Food Tech and Bioprocess Technology Wageningen University, Belanda, sebagaimana dilansir Hoaxes.id.

[nextpage title=”2. Air Rebusan Pertama Harus Dibuang”]

2. Air Rebusan Pertama Harus Dibuang

Selaras dengan mitos pertama di atas, untuk mengatasi atau menghindari kandungan lilin dalam mie instan, banyak orang memberikan tip sehat cara memasak mie dengan membuang air rebusan pertama lalu memasak kembali mi hingga matang.

Biasanya, orang memasak air dua kali takaran yang dianjurkan dalam cara memasak yang tertera di kemasan. Ketika air telah mendidih, sebagian disisihkan, lalu mie dimasukkan ke sisa air yang mendidih.

Kira-kira setengan matang atau air sudah berwarna putih kemudian panci diangkat dan dibuang airnya. Mie disaring dengan penyaring makanan. Kemudian air mendidih yang tadi disisihkan dimasukkan kembali ke dalam panci bersama mie setengah matang. Lalu, dimasak kembali hingga matang.

Faktanya, memasak mie instan dengan dua kali perebusan dan membuang air rebusan pertama justru salah. Menurut Prof. Dr. F. G. Winarno yang dinobatkan sebagai Bapak Teknologi Pangan Indonesia menyatakan bahwa memasak mie instan dengan cara tersebut adalah tidak perlu.

Bahkan yang mengandung vitamin dan betakaroten yang tinggi justru air rebusan pertama yang dibuang itu. Sehingga jika air rebusan diganti dengan air matang baru, maka vitaminnya tentu akan hilang. Minyak dalam mi yang membuatnya enak juga ikut terbuang bersama air rebusan itu.

3. MSG Sebabkan Usus Bocor

Penambahan MSG atau Monosodium Glutamat memang sudah jadi hal biasa. Tak hanya mie saja, semua jenis makanan berbumbu pastilah tidak meninggalkan bahan penyedap satu ini. Pro dan kontra juga sudah ada sejak dahulu. Ada sebagian masyarakat yang memilih diet MSG dengan beralih ke bahan penyedap alami.

Faktanya, menurut BPOM, Monosodium glutamat (MSG) adalah penguat rasa yang tergolong memiliki Acceptable Daily Intake (ADI) not specified, artinya konsumsi setiap hari dengan takaran yang wajar tidak akan berakibat pada timbulnya bahaya kesehatan.

Demikian juga pengawet seperti methyl p-hydroxybenzoate, dan asam benzoate yang juga ada dalam mie instan. Semuanya dalam ukuran tertentu yang aman dikonsumsi. Memang, hingga saat ini belum ada bukti ilmiah sahih untuk mendukung asumsi bahwa MSG jadi penyebab penyakit usus, liver, atau sakit maag.

[nextpage title=”4. Mie Instan Jadi Lauk, Padahal…”]

4. Mie Instan Jadi Lauk, Padahal…

Sebagian anggapan masyarakat ada yang menganggap mie instan sama seperti sayuran atau lauk. Sehingga banyak yang memakan mie bersama nasi. Apalagi ada resep pizza mie instan, di mana setelah mi direbus, dibuang airnya, lalu dicampur bumbu dan telur, kemudian digoreng dengan penggorengan bebentuk bulat.

Faktanya, perilaku ini adalah tidak sehat. Sebab dalam satu porsi mie instan, sudah terkandung sekitar 400 kalori. Yang mana jumlah ini setara dengan satu porsi nasi ukuran sedang dan lauk pauk. Nah, kalau satu porsi mi instan masih ditambah nasi, maka 600 – 700 kalori akan masuk ke dalam tubuh.

Untuk ukuran rata-rata wanita dewasa per hari hanya butuh sekitar 1200 – 1500 kalori. Jadi, sebaiknya tidak menjadikan mie instan sebagai lauk, tapi jadikan sebagai selingan nasi. Daripada menambahkan nasi, lebih baik mie instan Anda ditambahkan potongan daging, sayuran, atau lauk lainnya.

Yang perlu diperhatikan bagi penggemar mie instan adalah tidak lupa asupan buah, sayuran dan protein supaya asupan gizi seimbang. Karena pada dasarnya, gizi yang tidak seimbang itulah sumber panyakitnya. Selain itu jangan berlebihan. Karena pada akhirnya segala yang berlebihan tentu tidak baik.

Baca Juga:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *