Menu Tutup

Bahagia dan Derita Kisah Cinta Santri di Balik Penjara Suci

DatDut.Com – Santri oh santri. Ribuan makna yang tersemat di dalamnya. Tak mudah diungkapkan dengan kata-kata. Pun tak mungkin mudah sirna dalam pikiran kita.

Satu kata kunci yang mewakili itu semua: santri itu unik. Ia bisa mencari kebahagiaan dengan caranya sendiri. Salah satunya ketika para santri sedang dilanda cinta. Mereka pun punya cara tersendiri untuk mengungkapkannya.

Namanya juga santri. Akses untuk bertemu lawan jenis sangat terbatas sekali. Demi mencetak akhlak yang islami, santri harus rela ditempatkan di penjara suci. Mengaji dan mengkaji ilmu agama setiap hari. Kelas pun berpisah antara putra dan putri.

Nah, tapi jangan salah. Meskipun mereka jarang sekali bertemu antara santri putra dan santri putri, tetap saja ada yang saling suka di antara meraka. Biasanya sih ketika ada acara-acara besar.

Waktu sedang berjalan atau dalam satu perkumpulan, tak sengaja mereka berpapasan dan saling menatap. Lalu, dari tatapan itu menjadi benih-benih cinta yang tumbuh di hati.

Lalu, bagaimana caranya untuk menyatakan cinta? Sedangkan mereka tidak saling ketemu. Bisa saja dengan cara menghubungi saudara yang satu pondok. Nah, dari situlah orang yang jatuh cinta mengorek informasi. Dan, siap-siap saja teman akrab dari orang yang disukai itu menjadi tukang pos atau jadi tempat penitipan salam dan hadiah-hadiah lainnya.

Tetapi, harus waspada juga ya. Awas saja kalau nanti ketahuan sama pengurus pondok alias senior yang sedang mengabdikan ilmu dan tenaganya untuk pesantren. Bisa-bisa kena takziran (hukuman ala pesantren).

Bahkan beberapa pesantren ada yang langsung mengeluarkan santrinya jika ketahuan sedang ketemuan. Meskipun nggak berdua, tetap aja itu melanggar aturan. Dan yang jelas, yang nemenin juga dapat takziran.

Pertanyaan selanjutnya adalah, di mana ya mereka bertemu? Sedangkan ngaji dan sekolahnya dipisah? Bukan santri namanya jika tidak mempunyai banyak akal. Lebih tepatnya sih disebut akal-akalan.

Berawal dari pandangan pas liburan mereka bisa telponan. Dari telponan itu akan melahirkan obrolan-obrolan untuk merancang agenda pertemuan di pesantren kala liburan telah usai. Misalnya saja, meraka bisa ketemuan pas acara besar seperti haflah akhirussanah, haul para pendiri pesantren, atau acara-acara peringatan maulid nabi dan lain sebagainya.

Karena di waktu-waktu itulah para santri diperkenankan keluar pondok dan mengikuti acara yang digabung antara santri putra dan putri. Tapi, kalau santri yang manut sama kiai nggak mungkin berani melanggar hal-hal yang dilarang oleh pengurus. Kalau santri yang ndablek  ya enjoy-enjoy aja tuh.

Baca Juga:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *