Menu Tutup

Banyak Daerah Melarang Takbir Keliling, Ternyata Ini Toh Beberapa Alasannya

DatDut.Com – Dilansir beberapa media seperti OkeZone, Murianews, dan Antaranews, beberapa daerah mensosialisasikan larangan takbiran keliling pada malam Hari Raya Idul Fitri 1437 nanti. Daerah yang sudah mengumumkan larangan itu adalah Kabupaten Pamekasan Jawa Timur, Kudus, dan Bogor.

“Selain untuk mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan, (larangan takbir keliling) juga untuk menjaga keamanan dan kondusivitas selama malam takbiran. Daripada takbiran sambil konvoi, akan lebih bagus jika takbir digelar di masjid atau musala,” kata Kasat Lantas Polres Kudus AKP Aron S. kepada murianews.com, 30 Juni lalu.

Wacana pelarangan takbir keliling memang sejak beberapa tahun terakhir mengemuka. Alasannya pun beragam. Mulai dari soal ketertiban, keamanan hingga soal takbiran keliling itu sendiri. Sebenarnya, berdasar pengalaman dan melihat realita di lapangan, takbir keliling memang layak ditertibkan. Kalau tidak ingin dilarang, maka tradisi takbir keliling harus berbenah diri. Karena, dalam takbir keliling sering terjadi hal-hal berikut ini:

[nextpage title=”1. Tidak Tertib dan Kurang Sakral”]

1. Tidak Tertib dan Kurang Sakral

Takbiran keliling zaman sekarang memang hampir tak beda dengan pawai atau konvoi. Iringan kendaraan bermotor, suara sound system, bercampur dengan suara tabuhan beduk dan alat musik lain, bahkan dihiasai ledakan petasan dan luncuran kembang api.

Fenomena seperti ini menggejala sejak semakin banyaknya masyarakat yang berkendara saat takbiran keliling. Lain lagi jika takbir keliling model zaman dulu yang hanya jalan kaki sembari membawa obor tradisional. Suasana lebih syahdu dan terasa sakral.

Belakangan ini, takbir keliling lebih terdengar hingar-bingar kendaraannya ketimbang suasana takbirannya. Suasana sakral dan syahdu malam Idul Fitri lenyap ditelan ledakan mercon dan berisik sound system saling adu keras.

[nextpage title=”2. Tidak Takbiran”]

2. Tidak Takbiran

Dalam Takbiran keliling, apalagi dengan kendaraan bermotor seperti mobil bak terbuka maupun mobil tertutup, sebenarnya lebih banyakan orang yang tidak berzikir. Karena sibuk dengan obrolan, main petasan atau kembang api, dan menyetir kendaraan dalam suasana lalu lintas padat, takbir keliling dengan kendaraan tidak lagi terasa nikmatnya dzikir takbiran.

Lebih terasa konvoinya ketimbang keliling baca takbir. Pasti sulit mengatur sekian banyak peserta apalagi kalangan anak muda dan remaja yang kadang suka usil dan tak mau diatur-atur. Maka tak heran kalau takbiran keliling dengan kendaraan bermotor adalah yang paling awal diincar kepolisian.

[nextpage title=”3. Bawa Mercon atau Petasan Kembang Api”]

3. Bawa Mercon atau Petasan Kembang Api

Entah kenapa, benda satu ini tak bisa lepas dari berbagai tradisi. Entah itu muslim maupun nonmuslim. Petasan banyak sekali dipakai dalam berbagai kegiatan, dengan beragam jenis dan ukurannya. Namun suara petasan paling sering terdengar tentu dilakukan umat Islam Indonesia. Di mana sebulan ramadan, anak-anak hingga orang dewasa banyak yang bermain petasan.

Belum lagi saat kian dekatnya hari raya, kian banyak orang menyalakan petasan ataupun kembang api petasan. Puncaknya adalah malam takbiran. Saat pawai takbir keliling itulah biasanya banyak yang membawa petasan dan kembang api. Tak jarang, ketika bertemu dengan rombongan takbir keliling yang lain, terjadi saling lempar petasan alias perang mercon.

[nextpage title=”4. Cuma Seru-Seruan”]

4. Cuma Seru-Seruan

Melihat realitas yang terjadi di kebanyakan acara takbir keliling, nyatalah banyak yang menjadikan acara itu sekedar ajang seru-seruan. Bukan lagi berburu pahala menghidupkan malam hari raya dan menyemarakkan syiar, namun malah mengotori suasana hari raya. Belum lagi jika terjadi kecelakaan saat pawai. Bisa-bisa berhari raya di ranjang Rumah Sakit.

Sebenarnya takbir keliling dengan jalan kaki dan tertib seperti zaman dulu masih layak untuk diperjuangkan keberadaannya. Sedang takbir keliling dengan kendaraan seperti yang terjadi tahun-tahun belakangan ini memang layak untuk dipertimbangkan kembali, bahkan dihapuskan keberadaannya.

Baca Juga: