DatDut.Com – Dr. Zakir Naik, saat ini menjadi tokoh fenomenal dan sekaligus kontroversial. Ada yang mengidolakan, namun ada pula yang mencibir, dan bahkan ada yang mengancam membunuhnya. Beberapa situs sejenis nahimunkar cenderung memuji-muji sosok Zakir Naik. Sebaliknya, situs rivalnya semacam elhooda.net dan situs-situs garapan kalangan santri justru mengkritisi sisi tersembunyi di balik kepiawaian Zakir Naik berdakwah.
Bahkan, ulama kharismatik seperti Buya Yahya sempat berpendapat mengenai tokoh tertentu yang banyak mengislamkan orang namun akidahnya menyimpang. Meskipun jawaban dan pertanyaan itu tidak vulgar tertuju kepada Naik, tetapi melihat momennya, bisa saja yang dimaksud dalam pertanyaan dan jawabannya tertuju pada sosok Zakir Naik.
Dr. Zakir Abdul Karim Naik yang lebih dikenal dengan nama Zakir Naik, lahir di India pada 18 Oktober 1965. Penah kuliah kedokteran di Mumbai, India. Pernah dekat dengan Syekh Ahmad Deedat. Naik mengaku terinspirasi dengan Ahmad Deedat yang telah lebih 40 tahun berdakwah. Tulisan ini akan mencoba mengulas beberapa sisi dari Dr. Zakir Naik. Berikut ulasannya:
1. Orator dan Ahli Debat Ulung
Dr. Zakir Naik telah melakukan banyak ceramah dan debat di seluruh panjuru dunia. Tema yang diangkatnya kebanyakan adalah perbandingan agama. Kemampuannya menghapal berbagai teks keagamaan merupakan nilai keunggulan tersendiri.
Sebagian sumber merilis bahwa Naik hapal Alquran, Hadis Sahih Bukhari dan Sahih Muslim serta berbagai kitab suci agama lain. Hal itu terbukti dari bagaimana caranya menjawab berbagai pertanyaan dari non-Mslim justru dengan menunjukkan referensi dari kitab suci non -Muslim.
Banyak para pastur dan pendeta merasa enggan berdebat dengan Dr. Zakir Naik. Itu karena kemampuanya berargumen sehingga sulit terbantahkan. Karena hal inilah, Dr. Zakir Naik tidak memiliki jam terbang setinggi Ahmad Deedat. Banyak sekali tantangan debat yang ia kirim ke para pendeta dan pastur, namun tidak ada respons. Bahkan ia pernah juga melayangkan tantangan debat terbuka kepada Paus Benediktus. Tapi tantangan itu tidak direspons.
2. Pakar Perbandingan Agama
Zakir Naik telah mendirikan IRF (Islamic Research Foundation), sebuah organisasi nirlaba yang memilki dan menyiarkan jaringan saluran TV secara gratis bernama Peace TV. Dalam situs resminya, tersedia berbagai menu perbandingan agama-agama dunia. Memang, meskipun secara profesi dan keilmuwan ia adalah seorang dokter, namun sejak 1991 ia lebih banyak terlibat dalam dakwah Islam dan perbandingan agama.
Menurutnya, tujuan utama ia terjun dalam dakwah dan perbandingan agama adalah membangkitkan kembali dasar-dasar penting Islam yang kebanyakan remaja muslim tidak menyadarinya atau sedikit memahaminya dalam konteks modernitas.
3. Memperoleh Berbagai Penghargaan
Banyak penghargaan yang dianugerahkan kepada Dr. Zakir Naik. Antara lain dari Gambia (The Insignia of The Commander of The National Order of The Republic of The Gambia), dari Malaysia (Tokoh Ma’al Hijrah 2013), Dubai (Dubai International Holly Quran Award sebagai Islamic Personality of The Year), dari Uni Emirat Arab (Sharjah Award for Voluntary), dan yang terbaru dari Raja Faisal, Arab Saudi pada 2015 kemarin.
Pada 22 Februari 2009, dalam “100 Orang India Terkuat 2009” Indian Express merilis bahwa Zakir naik berada di posisi 82. Dalam “10 Guru Spiritual Terbaik India”, Zakir naik berada di peringkat ke-3 setelah Baba Ramdev dan Sri Ravi Shankar.
4. Kontroversi Keilmuan Agamanya
Meskipun merupakan sosok yang tangguh dalam perbandingan agama dan telah menundukkan lawan dari non-Muslim, bukan berarti tak ada yang meragukan keilmuan Dr. Zakir Naik. Banyak juga orang yang meragukan kepantasan gelar “ulama” untuk tokoh dari India ini.
Pasalnya, tidak ada riwayat pendidikan Zakir naik yang menjelaskan ia berguru kepada siapa dalam mendalami keislaman. Bahkan dalam website resmi IRF pun, tidak dijelaskan riwayat pendidikan agama Zakir naik.
Hal itu didukung pula dengan bacaan Alqurannya yang kurang nyaman didengar, dan terkesan mengabaikan kaidah tajwid. Meskipun saat yang sama, ia ternyata seorang yang hapal Alquran, bahkan mampu menyebutkan surat dan ayat tertentu di luar kepalaketika menjelaskan kepada orang.
Salah satu sumber seperti elhooda.net yang mengutip dari Correct Islamic Faith (Al-‘Aqidah Al-Islamiyyah Ash-Shahihah) International Association pimpinan Syaikh Al-Habib Mir Asadullah Qadiri, Hyderabad, India menyimpulkan bahwa Dr. Zakir naik hanya belajar dan mengkaji buku-buku agama Islam selama 3 tahun saat ia kuliah kodekteran.
Karenanya, meskipun dengan memori yang kuat dan mampu menghapal berbagai buku keagamaan, ditambah kesibukan perkuliahan, kemungkinan masih banyak bidang keagamaan yang belum dikuasai oleh Zakir Naik.
5. Kontroversi Fatwa
Keraguan terhadap sanad keilmuan Dr. Zakir naik kepada Syekh Ahmad Deedat semakin menguat dengan adanya beberapa fatwa keagamaan Zakir Naik yang bertolak belakang dengan Ahmad Deedat.
Contoh paling nyata tentang hal itu adalah pernyataan Dr. Zakir Naik tentang peringatan Maulid Nabi Muhammad Saw. Dalam sebuah video di Youtube, Syekh Ahmad Deedat dengan kukuh mengatakan bahwa ia, sebagaimana jutaan muslim lainnya menyetujui adanya Maulid Nabi.
“Ada jutaan muslim termasuk saya, dan saya tidak keberatan merayakan hari-hari yang baik seperti yang Anda katakan (peringatan Maulid Nabi). Saya katakan itu OK. Saya tidak akan bersama Anda, saya tidak setuju dengan Anda, saya tidak ingin Anda untuk mengubah (pendapat) saya,” tegasnya terhadap seorang penanya yang ngotot bahwa Maulid Nabi adalah bidah.
Lain lagi dengan Zakir Naik yang dalam menjawab pertanyaan seperti itu justru mengatakan bahwa Maulid Nabi adalah bidah dan haram dilakukan. Ini belum lagi menyangkut berbagai hal yang sering diidentikkan sebagai ciri khas pembeda antara paham Wahabi dan mayoritas Ahlussunnah semisal membaca Alquran untuk orang meninggal dan sejensinya.
Wa akhiran, terlepas dari kontroversi dan perbedaan yang timbul, seorang Zakir Naik tak bisa dipungkiri telah berjasa besar menyuarakan kebenaran Islam secara umum dan menjawab keraguan dan membungkam orang yang memusuhi Islam. Wallahu A’lam.
Siapa bilang Zakir Naik hebat, dia berani berdebat dengan orang yang tidak tahu apa-apa, dan dia lebih banyak berdebat secara monolog, bukan dialog.
Mau bukti, Zakir Naik tidak berani berdebat dengan Nabel Qureshi, Wafa Sultan, dll.
Tolong tunjukkan di Youtube kalau ada debat Zakir Naik dengan orang-orang yang sya sebut diatas.
Semoga anda faham
tidak ada bukan berarti tidak berani, mungkin anda mau mempertemukan mereka, kami dengan senang hati menyaksikannya