DatDut.Com – Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, teroris adalah orang yang menggunakan kekerasan untuk menimbulkan rasa takut untuk suatu tujuan.
Istilah teroris sendiri tidak ada kaitannya dengan agama tertentu. Namun, berkat perkembangan terbaru dari gerakan teror yang dilakukan ISIS, kini istilah teror menjadi bertambah marak dan radikalisme semakin sering diidentikkan dengan Islam.
Pada sebuah acara yang diselenggarakan oleh Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, yang bertema “Meningkatkan Semangat Pemuda Muslim dalam Menegakkan Amar Ma’ruf Nahi Munkar” (28/11/15), Imam Besar Masjid Istiqlal Prof. Dr. K.H. Ali Mustafa Yaqub, pernah mengatakan bahwa aliran teroris atau radikal seringkali membidik para remaja sebagai kader “mujahid”. Namun mereka tidak sembarangan melakukan rekrutmen. Tipikal remaja yang menjadi target biasanya sehat secara jasmani, cukup pintar dan memiliki semangat keagamaan yang tinggi namun minim pengetahuan agama.
Di sinilah peran penting orangtua serta masyarakat, sebagai pertahanan utama yang menangkal penyebaran aliran teroris di lingkungan para remaja. Untuk melakukan upaya tersebut kita harus mengetahui ciri-ciri penyebaran aliran teroris tersebut. Paling tidak, berikut 5 ciri-cirinya:
1. Mudah Mengkafir-kafirkan
Fenomena saling kafir-mengkafirkan akibat perbedaan pendapat sering kita jumpai. Acap kali seseorang dengan gampangnya menuduh orang lain kafir tanpa sebuah bukti konkret dan hanya karena berdasarkan perbedaan dalil seorang ulama yang mereka gunakan saat berdebat.
Karena itulah Ibnu Taimiyah dalam Majmu’ al-Fatawa menegaskan, seseorang tidak boleh mengatakan Muslim lainnya kafir hanya karena sebatas dugaan. Sementara itu, Ibnu Hajar dalam Fathul Bari mengutip pendapat Al-Qurtubi yang menganjurkan untuk lebih berhati-hati dalam masalah tersebut.
Sebab jauh-jauh hari pun Nabi Saw. berpesan, “Tidaklah seseorang menuduh orang lain kafir, kecuali tuduhan itu akan berbalik kepadanya jika orang yang dituduh tidak demikian,” (HR. Bukhari).
Dalam riwayat lain dikatakan, “Jangan mengkafirkan orang yang salat karena perbuatan dosanya, meskipun (pada kenyataannya) mereka melakukan dosa besar,” (HR. Ath-Thabrani).
Hal ini diperkuat dengan sabda Nabi Saw. lainnya dalam kitab Sahih Bukhari bahwa barang siapa yang salat seperti salat kita dan menghadap kiblat kita serta memakan sembelihan kita, maka ia Muslim. (HR. Bukhari)
Kemudian Ibnu Hajar menjelaskan dalam Fathul Bari, hadis ini menunjukkan bahwa perbuatan manusia yang dianggap adalah yang tampak secara kasat mata saja. Maka diberlakukan hukum-hukum yang berlaku selama ia tidak melakukan hal bertentangan dengan hal tersebut.
2. Mudah membidahkan Ibadah
Jikalau tidak sampai pada aksi kafir-mengkafirkan, ciri-ciri aliran teroris ini suka membidah-bidahkan sebuah amalan ibadah, seperti ziarah, tahlil, maulid, qunut, dsb. Hal tersebut biasanya karena sang pelaku mempersempit makna bidah pada sesuatu yang tidak pernah dilakukan Nabi Saw. (Baca: Hati-Hati 5 Sunah Ini Sering Dianggap Bidah).
Karenanya, jangan gampang membidahkan suatu ibadah tertentu. Padahal jika digali lebih dalam tentang permasalahan ibadah tersebut, banyak dalil yang membenarkan sebab ibadah itu ternyata memiliki esensi ibadah yang Rasulullah Saw. ajarkan, seperti perayaan Maulid (Baca: Masih Menganggap Maulid Bidah? Baca 5 Argumen Ini)
3. Menghasut Permusuhan Terhadap Aliran atau Sekte Lain
Kita perlu bertindak tegas terhadap aliran yang bertentangan dengan ajaran Islam yang prinsipil, seperti Rukun Islam dan Rukun Iman. Selain masalah itu, kita tidak boleh gampang memvonis salah, apalagi sampai mengkafirkan.
Karena itu mendiskreditkan suatu aliran atau mazhab tertentu karena mereka mempunyai ideologi yang berbeda, tidak dibenarkan. Seperti Muhammadiyah dan NU, perbedaan di antara kedua ormas Islam besar ini, hanya sebatas masalah furuiyah. Jadi, tidak selayaknya seseorang menyatakan pernyataan propaganda yang bisa menghasut orang lain memusuhi madzhab atau aliran tertentu (Baca: 5 Persamaan Praktik Ibadah K.H. Hasyim Asyari dan K.H. Ahmad Dahlan)
4. Mengharamkan Toleransi Antarumat Beragama
Pada suatu hari, saat Rasulullah Saw. ditemani banyak sahabat, lewat rombongan pengantar jenazah menuju pemakaman. Beliau berdiri seakan memberikan penghormatan. Sahabat berkata, “Jenazah tersebut adalah seorang Yahudi, tak pantas mendapatkan penghormatan.” Beliau menjawab, “Bukankah ia juga seorang manusia?” (HR. Bukhari dan Muslim).
Cerita singkat di atas setidaknya memberikan kita suatu gambaran, betapa Rasulullah mempunyai toleransi yang tinggi terhadap umat beragama lain. Lalu, ada apa dengan segolongan kelompok yang sangat keras dan tidak bisa menghormati umat beragama lain saat sedang melakukan ritual ibadahnya? (Baca: Ucapan Selamat Natal pada Non-Muslim Boleh, Ini 5 Pandangan Quraish Shihab)
5. Mudah Mengeluarkan Vonis Bunuh
Pengeboman dan aksi teror atas nama agama seringkali disebabkan mudahnya menuduh orang lain kafir. Sebab menurut mereka seseorang yang kafir halal harta dan darahnya, aksi yang muncul akibat minimnya pengetahuan seseorang akan ajaran Islam.
Padahal Nabi Saw. telah mengingatkan bahaya kafir-mengkafirkan, Beliau bersabda, “Melaknat seorang muslim itu sama saja dengan membunuhnya, maka barang siapa yang menuduh kafir orang Muslim yang lain berarti ia telah membunuhnya.”
Karena itu, satu-satunya jalan untuk membongkar syubhat dalam jiwa dan pikiran mereka, adalah dengan merontokkan argumentasi mereka. Di sinilah pentingnya melibatkan para ulama, untuk menasihati mereka dan membimbing mereka kembali ke pangkuan jamaah kaum Muslimin
Neneng Maghfiro | Penulis tetap Datdut.Com
Twitter : @NengAirin