Menu Tutup

Waspadai 5 Fakta di Balik Kemunculan NU Protestan di Medsos

DatDut.Com –  Entah serius, entah main-main, tapi kelompok yang mengatasnmakan NU Protestan (NUP) ini mempunyai fanpage di Facebook. Jumlah yang menyukai fanpagenya juga sudah lumayan banyak. Sekitar 1500-an.

Bahkan, di fanpage itu juga dicantumkan nomor kontak dan situs mereka. Namun, alamat situs yang dicantumkan, kini sudah tidak bisa diakses lagi. Ternyata beredar juga di dunia maya, pernyataan pemilik situs yang keberatan situsnya dicatut.

Mengenai sejak kapannya, juga masih belum diketahui secara pasti. Yang jelas di fanpage tersebut, postingan mereka tertanggal sekitar April 2015. Selama bulan itu, cukup banyak postingan yang muncul. Namun, setelahnya tidak ada lagi postingan yang muncul. Bila benar ini muncul pada April tahun lalu, ada kemungkinan ini berhubungan dengan kegiatan Muktamar NU Jombang.

Bila kemunculan NU Garis Lurus (NUGL) yang sempat membuat tersinggung sebagian Nahdliyin (Baca: Membongkar 5 Fakta di Balik Situs NU Garis Lurus yang Meresahkan Nahdliyin), tapi entah mengapa kemunculan NU Protestan ini tak banyak mendapat perhatian dari kaum sarungan. Namun, belakangan kelompok ini mulai ramai dibincangkan.

Memang tidak banyak informasi mengenai kelompok NUP ini. Data yang dihimpun, masih berasal dari fanpage mereka. Ada 5 fakta yang mungkin perlu diwaspadai di balik kemunculannya. Apa sajakah itu? Berikut 5 fakta mengenai kelompok ini:

1. Siapa NU Protestan

Tidak ada nama orang yang disebutkan sebagai penanggung jawab fanpage. Adminnya pun tidak terlalu jelas.

Dalam deskripsi tentang fanpage NUP, hanya tercantum alamat email: ryankoko952@yahoo.co.id dan nomor HP. Tentu ini tidak berarti apa-apa sebagai data kejelasan kelompok ini.

Di fanpage mereka, tertulis penjelasan sebagai berikut:

“Kami NU Protestan, adalah gerakan kelompok marginal. Kami radikal dalam pemikiran namun toleran dalam bersikap. Radikal karena kami bukanlah kelompok yang cuma bisa sami’na wa atho’na, namun berakibat termarginalkan dalam kehidupan berorganisasi.”

2. Bukan Pengurus Harian NU

Pada penjelasan lanjutan digambarkan bahwa NUP tidak terdiri satu orang, tapi ada beberapa orang. Namun, lagi-lagi tidak ada kejelasan siapa-siapa saja yang dimaksud.

Dijelaskan pula bahwa mereka bukan pengurus harian NU. Masih belum jelas maksud dari pernyataan ini, apakah pengurus harian NU pusat, wilayah, atau cabang. Berikut pernyataan mereka:

“Tak satu pun kelompok kami ada di kepegurusan harian organisasi. Kami NU Protestan, ke depan akan semakin memperjelas jatidiri sebagai yang kritis, radikal, dan militan.

Kami bermain di luar stuktur organisasi, berkiprah dalam pengembangan wacana intelektual dengan diskusi dan menerbitkan tulisan-tulisan kritis melalui aneka media bawah tanah.”

Namun hingga setahun berlalu, tidak ada kejelasan dari kelompok ini, yang lalu seperti menghilang ditelan bumi. Lagi-lagi muncul kecurigaan bahwa ini dilakukan oleh sekelompok orang yang ingin mengadu domba umat, terutama kaum Nahdliyin.

3. NU Katholik

NUP menyebut orang-orang yang berada di struktur kepengurusan NU sebagai NU Katholik.

Mengaitkannya dengan istilah dari agama lain, tentu ada motif-motif yang tidak baik di balik itu, meskipun masih butuh penelusuran lebih jauh. Berikut ini penjelasan mereka:

“Struktur resmi organisasi saat ini, makin menunjukkan membakunya eksistensi NU Katholik. Mereka lupa bahwa mereka terpilih karena sokongan kami, NU Protestan.

Kami akan terus bergerak memperjuangkan aspirasi. Jika kami pasif, bisa jadi pengurus NU yang akan datang tidak berubah alias Loe Lagi Loe Lagi.

Kelompok pro NU Katholik, takut tahta dan karismanya goyah oleh kehadiran kami. Karena itu, Mereka terus menerus kusak-kusuk mencari cara untuk mematikan potensi kami, demi melestarikan tahta ala NU Katholik. Tapi kami melawan!”

4. Tokoh-tokoh NU Kontroversial

Sepanjang pontingan yang ada, yang ditampilkan adalah tokoh-tokoh NU yang selama ini memang dikenal kontroversial, seperti K.H. Said Aqil Siradj, Gus Nuril Arifin, Nusron Wahid, dan Zuhairi Misrawi.

Semua aktvitas tokoh NU yang menunjukkan keakraban dengan kelompok agama lain di berbagai kegiatan, dimunculkan dalam foto, meme, berita, dan bahkan video.

Seperti disengaja bahwa tokoh-tokoh itu dijadikan legitimasi keberadaan kelompok NUP. Memahami gambar dan video, pasti tidak boleh sepenggal-sepenggal.

Butuh konteks yang utuh. Selama ini pendapat juga aktivitas tokoh-tokoh itu pun sebetulnya memunculkan kontroversi di kalangan Nahdliyin sendiri.

5. Mengacaukan Istilah dan Sinkretisme Amaliah

Ada upaya pelecehan yang khas dilakukan oleh admin fanpage NUP. Entah mengapa hingga hari ini fanpage ini masih bisa diakses. Padahal, sudah jelas-jelas menebar kebencian.

Dia mencampuradukkan dan mengacaukan istilah satu agama dengan agama lain. Sebagai contoh, Gus Dur disebut sebagai Romo Gus Dur dan Gus Nuril disebut sebagai Romo Gus Nuril, sementara Pendeta Gilbert

Salamnya pun menggunakan salam yang khas suatu agama: “shaloom”, bukan “assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh”.

Bahkan, ada satu berita tendensius yang sengaja diposting oleh pemilik fanpage. Judul beritanya: “Saat Natal, Kyai NU Lebih Sibuk Ceramah di Gereja di Banding Pendeta”.

Ini belum lagi ditambah kegiatan-kegiatan yang ditampilkan dalam gambar dan video, seperti khotbah di gereja, doa bersama, dan misa bersama.

Ini jelas ada indikasi kesengajaan memperlihatkan beberapa aktivitas tokoh-tokoh NU kontroversial, yang bisa jadi diarahkan agar NU dicap sebagai organisasi yang sinkretis dan tak lagi sejalan dengan apa yang diajarkan para pendirinya.

Baca Juga:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *