Menu Tutup

Hanya di Indonesia! Gara-gara Sinetron “Uttaran”, Bisa Berbuntut Perceraian, Ini 5 Efek Buruknya

DatDut.Com – Masyarakat Indonesia tengah dicekoki suguhan sinetron impor. Salah satu stasiun nasional sepanjang hari tayangannya hanya dipenuhi sinetron India. Saluran yang lainnya juga menyuguhkan menu impor sinetron dari Turki.

Saya istilahkan dengan “dicekoki” karena penonton selalu lebih banyak dalam posisi pasif terhadap setiap tayangan televisi. Apa yang disuguhkan, itulah yang terpaksa “disantap”. Pilihan tidak banyak, apalagi kalau antena hanya menangkap lima channel saja. Parabola kebanyakan masih jadi barang mewah.

Khusus sinetron “Uttaran” yang tayang di salah satu stasiun televisi swasta, memang menjadi fenomena tersendiri. Saya sendiri heran, bagian mananya yang membuat film itu demikian digandrungi para ibu. Sudah kisahnya bertele-tele, panjanganya minta ampun. Asal tahu saja, sinetron Uttaran di India merupakan sinetron terpanjang. Bahkan butuh waktu 8 tahun untuk khatam film ini. Ha??? Jadi ingat sinetron “Tersanjung” zaman dahulu.

Begitu hebatnya hipnotis dari sinetron satu ini, sampai-sampai timbul berbagai fenomena mencengangkan di masyarakat. Dari terbengkalainya pekerjaan kantor dan tugas rumah tangga, hingga meningkatkan kasus perceraian. Yuk, cek 5 efek “Uttaran” berikut ini.

[nextpage title=”1. Kades Pasang Larangan Nonton”]

1. Kades Pasang Larangan Nonton

Melihat para aparatnya yang kebetulan kebanyakan wanita sering melalaikan tugasnya di kantor balai desa, lurah satu ini jadi jengkel dan cemas. Faniear Nanda Doda, Kepala Desa Dembe Jaya, Kecamatan Kota Utara, Kota Gorontalo, jengkel karena kinerja para pegawainya terganggu dengan sinetron itu. Saat jam kerja, banyak masyarakat yang membutuhkan pelayanan, malah para pegawainya asyik nonton sinetron.

Puncaknya, Lurah Fanier memasang pengumuman di kantor desa. “Dilarang menonton sinetron India Uttaran. Karena menyebabkan kurang konsentrasi aparat kantor Lurah Dembe Jaya,” tulis pengumuman itu. Foto pengumuman itu diunggah oleh akun Facebook Noviana Eredha pada 30 Januari.

[nextpage title=”2. Pemicu Perceraian”]

2. Pemicu Perceraian

Sinetron “Uttaran” ternyata juga berdampak buruk bagi rumah tangga. Itulah yang terjadi di Kabupaten Kudus. Seperti dilansir rakyatmuria.com, para istri yang kecanduan sinetron “Uttaran” sering melupakan urusan dan tanggung jawabnya. Hal itu menjadi pemicu perceraian dan tergolong sebagai gangguan pihak ketiga.

Meskipun bukan penyebab tertinggi, tetapi menurut Panitera Pengadilan Agama Kudus, Tohir, SH, MH. Facebook dan sinetron “Uttaran” masuk dalam alasan cerai karena gangguan pihak ketiga. Bahkan jumlahnya mengalahkan alasan cerai karena perselingkuhan.

[nextpage title=”3. Munculnya Meme Lucu”]

3. Munculnya Meme Lucu

Meski belum sampai cerai, tetapi tampaknya memang demam “Uttaran” menyebabkan banyak ibu rumah tangga yang melalaikan tugasnya mengurus anak, suami, dan rumah. Nyatanya banyak sekali beredar meme lucu yang menyindir ibu-ibu jemaat setia “Uttaran”.

Gambarnya beragam. Mulai dari pak polisi yang terpaksa memasak, balita mencuci piring, hingga seorang anak yang berdoa, “Ya Allah, jauhkanlah ibuku dari kecanduan menonton Uttaran.”

[nextpage title=”4. Fans Ngamuk Karena Gak Bisa nonton di Youtube”]

4. Fans Ngamuk Karena Gak Bisa nonton di Youtube

Para penggemar “Uttaran” juga sempat marah-marah kepada pihak ANTV. Hal itu terjadi setelah mereka tidak bisa lagi mengakses serial tersebut via youtube.

Colors, stasiun pemegang hak siar film Uttaran di India memang telah menayangkan film ini sejak 2008 hingga 2015. Wow! 8 tahun baru tamat. Lalu mereka mengunggah seluruh episodenya di Youtube. Para penggemar “Uttaran” di Indonesia melihat tayangan via Youtube agar tahu lebih dulu episode selanjutnya sebelum tayangan di ANTV. Meskipun tanpa subtitle Inggris maupun Indonesia, mereka tetap antusias menontonnya.

Nah, sejak 29 Maret 2016, “Uttaran” di Youtube tidak bisa lagi diakses. Video tersebut di-private oleh pihak Colors. Tidak diketahui sebab kenapa mereka mem-private tayangan sinetron tersebut.

Tidak sedikit netizen yang menuduh dan mencela ANTV karena menyangka hal itu adalah kebijakan ANTV. Sampai-sampai ANTV harus melakukan klarifikasi melalui akun instagramnya, Antvkeren. “Pihak ANTV tidak pernah sama sekali memblokir tayangan Uttaran di youtube. Itu urusan yang punya film di India” tulis akun tersebut, Selasa (29/3) malam.

[nextpage title=”5. Ada Fatwa Harus Syahadat Juga”]

5. Ada Fatwa Harus Syahadat Juga

Kasus yang satu ini terjadi karena seringnya para tokoh “Uttaran” versi Indonesia mengungkapkan kata “Demi Dewa,” “Oh Dewa, tolonglah kami,” “Hanya Dewa yang tahu akhirnya.” Kata-kata sejenis ini sangat sering diucapkan oleh para aktor. Sayangnya dalam versi Indonesianya, tetap diungkapkan dengan kata Dewa. Kalau saja dengan kata Tuhan, mungkin bisa lebih umum.

Karena hal itulah, sebagian orang mempermasalahkan kata-kata tersebut. Menurut mereka, kalau menonton “Uttaran” dan ikut-ikutan mengucapkan kata seperti itu, maka seorang Muslim harus bersyahadat lagi untuk memperbaiki Islamnya. Memang, seorang muslim haruslah menjaga keislamannya dari segala sisi. Baik keyakinan dalam hati, ucapan maupun tindakan. Sehingga menjaga lisan dari ucapan-ucapan khas non muslim perlu dilakukan.

Baca Juga:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *