Menu Tutup

Hujatan terhadap Kiai Said Aqil Siradj, dari Pemimpin Non-Muslim hingga Yayasan Peduli Pesantren

DatDut.Com – Prof. Dr. K.H. Said Aqil Siradj memang penuh kontroversi. Kiai yang pernah menempuh pendidikan S1 di Universitas King Abdul Aziz hingga S3 di Universitas Umm al-Qura Arab Saudi ini kerap melontarkan pernyataan ataupun melakukan tindakan yang menimbulkan pro dan kontra di masyarakat.

Sikap beliau yang kadang tidak bersifat mainstream sering kali menuai kritikan bahkan hujatan, baik yang ditujukan kepada beliau secara pribadi maupun menyerempet ke organisasi yang kini tengah dipimpinnya, Nahdlatul Ulama (NU).

Beberapa waktu lalu, telah hadir sebuah momen yang ditahbiskan sebagian orang sebagai barometer baru dalam menilai militansi dalam berislam, yakni Aksi Bela Islam.

Menurut pandangan mereka, saya harap tidak semuanya, muslim yang mempunyai komitmen adalah mereka yang mendukung aksi yang telah (dan mungkin masih akan) diadakan itu, sedangkan pihak lain baik yang netral maupun menolak aksi diposisikan sebagai pihak yang patut diragukan komitmennya terhadap agama.

Warga NU sendiri mempunyai pendapat yang berbeda mengenai aksi tersebut. Namun PBNU secara tegas menyatakan sikapnya yang tidak mendukung aksi turun ke jalan. Hal ini tak jarang dikaitkan dengan Kiai Said yang memang sedari awal mereka tidak klop dengan beliau.

Dengan kebebasan menyuarakan isi hati lewat jemari, mereka melesakkan berbagai berita yang terkesan memojokkan kyai Said. Berikut ini beberapa hal yang akhir-akhir ini digunakan sebagai amunisi untuk mendiskreditkan Kiai Said Aqil Siradj:

[nextpage title=”1. Fatwa tentang Pemimpin Non-Muslim”]

1. Fatwa tentang Pemimpin Non-Muslim

Banyak yang salah persepsi tentang hal ini. Mereka mengatakan bahwa pernyataan Kiai Said itu adalah fatwa yang berasal dari dirinya dan menghubung-hubungkannya dengan pencalonan petahana DKI non-Muslim yang saat ini tengah menjalani sidang karena didakwa melakukan penistaan agama.

Asumsi ini yang terus melekat di benak orang yang kemudian melapisi banyak prasangka lain yang berkaitan dengan respons orang terhadap sang patahana. Singkatnya, dengan pernyataan di atas, Kiai Said dianggap telah menyatakan dukungan tak langsung kepada sang petahana.

Faktanya, ucapan itu berasal dari perkataan ulama abad pertengahan Hijriyah, Syekh Ibnu Taimiyah al-Harrani, ulama kebanggaan saudara kita, kelompok salafi. Hal itu sudah diklarifikasi dalam wawancara yang diunggah ke Youtube.

[wpdevart_youtube]ow1q0hdyWsw[/wpdevart_youtube]

Jadi, jika memang ada ketidaksepakatan dengan pemahaman beliau, seyogyanya berargumen dengan baik dan tanpa menisbatkan perkataan tersebut kepada yang bukan si empunya.

[nextpage title=”2. Keabsahan Shalat Jumat di Jalan Raya Menurut Mazhab Syafi’i”]

2. Keabsahan Shalat Jumat di Jalan Raya Menurut Mazhab Syafi’i

Lagi, banyak orang yang mengalamatkan pernyataan itu kepada Kiai Said, dilanjutkan dengan anggapan bahwa putusan itu adalah salah satu usaha untuk menggembosi aksi massa yang rencananya akan mengadakan gelar sajadah di sepanjang jalan Sudirman. Padahal itu adalah hasil telaah resmi oleh Lembaga Bahtsul Masail NU (LBMNU) sebagaimana yang beritakan oleh situs resmi NU.

Tudingan semakin semarak saat khalayak mengetahui kehadiran bos Lippo, James Riyadi, ke PBNU dalam sebuah seminar perekonomian di tengah rangkaian Rakernas II PBNU di Jakarta 19 Nopember 2016.
Alih-alih menyanggah secara ilmiah tentang keabsahan shalat Jumat di jalanan seperti yang dilakukan oleh LBM NU Jember, netizen lebih suka menyusun dan menyebarkan praduga dan vonis bersalah bagi Ketum PBNU.

[nextpage title=”3. Aksi Tandingan 212″]

3. Aksi Tandingan 212

“Kubu Sa’id Aqil Siradj akan mengadakan acara tandingan melawan Aksi 212 melalui Yayasan Peduli Pesantren (YPPI). Dari jatim ditargetkan 60.000 orang. Semua kecamatan dan kabupaten disiapin armada Gratis. Setiap kecamatan dapat jatah Bus Gratis 6 armada. Panitia sudah mulai membuka pendaftaran..dst”

Pernah dapat broadcast pesan seperti itu? Saya sendiri pernah. Namun faktanya, pesan berantai tersebut hanyalah sebuah berita bohong. Menganggapi hal itu, Sekjen PBNU, Helmy Faishal Zaini, telah melakukan klarifikasi yang dimuat oleh Republika, bisa dicek di sini.

[nextpage title=”4. Kiai Said Makelari Tanah di Malang”]

4. Kiai Said Makelari Tanah di Malang

Berita ini sebenarnya adalah materi usang yang kembali disundul ke permukaan. Pertama kali dimuat oleh situs Bangsaonline pada 1 Agustus 2015, bertepatan dengan diselenggarakannya Muktamar NU ke-33 di Jombang, Jawa Timur.

Namun beberapa waktu lalu, berita itu kembali beredar. Berikut petikan beritanya:

“Masyarakat Karang Besuki Kota Malang berharap Kiai Said Said Aqil Siroj tidak ingkar janji, karena pembangunan Islamic Center, harapan pemilik lahan dan masyarakat sekitar. Bahkan saking senangnya pemilik lahan melepas tanah tersebut dengan harga yang sangat murah di bawah harga pasar, karena hitung-hitung amal jariyah apalagi yang membeli adalah seorang tokoh NU,’’ ujar Ketua Forum Independen Masyarakat Malang (FIMM), Subaryo, SH kepada wartawan di Malang, Sabtu (1/8)”.

Klarifikasi berita ini dimuat salah satunya oleh situs Muslimoderat dengan judul “Fitnah, Berita Kiai Said Aqil Makelari Tanah Seminari”. Dalam investigasinya, situs ini melakukan wawancara langsung dengan pihak yang diklaim sebagai narasumber Bangsaonline yakni Subaryo, HS sekaligus dengan perantara jual beli tanah antara pemilik tanah (H. Qosim) dengan pembelinya. Dan klarifikasi dari Deny Saifullah sebagai pembeli dimuat oleh situs resmi NU pada 29 Desember 2016 dengan judul “Seribu Persen Bohong Kiai Said Makelari Tanah di Malang”.

Sedangkan tabayyun dari K.H. Lutfi Abdul Hadi, Pengasuh P.P. Al Ihsan Blambangan Krebet Bululawang Malang yang di dalam pemberitaan Bangsaonline mengakui akan adanya advokasi untuk mencarikan solusi karena dikatakan bahwa pemilik tanah mengalami depresi setelah mengetahi tanahnya kini dikuasai oleh yayasan non-Islam bisa disaksikan di sini.

[nextpage title=”5. Kiai Said Ditolak di Riau”]

5. Kiai Said Ditolak di Riau

Situs NU Garis Lurus (NUGL) ada 11 Desember 2016 menyuguhkan berita dengan judul “Dianggap Memihak Ahok, Masyarakat Riau Tolak Kedatangan Said Aqil”. Berita ini diunggah juga oleh situs lain seperti Panjimas, Datariau, dan Koranriau.

Seperti yang kita ketahui, NUGL sering mengunggah berita-berita yang menyudutkan kalangan NU yang tak sejalan dengannya meskipun dalam ulasannya masih memiliki basic sense ke-NU-an yang kontra kelompok Wahabi.

Dengan judul berita seperti itu, NUGL berusaha menggiring opini pembacanya bahwa penolakan terhadap Kiai Said sudah begitu masifnya, seperti halnya penolakan sebagian elemen NU terhadap kehadiran para dai Wahabi di beberapa tempat di negeri ini beberapa waktu lalu.

Faktanya, Kiai Said memang memberikan ceramah di sana sebagaimana diberitakan oleh situs Rohultoday dalam tajuk “Ketum PBNU KH Said Aqil Siradj Isi Pengajian Akbar di Masjid Agung Islamic Centre Rohul”.

Acara tersebut dihadisi pula oleh pejabat setempat di antaranya anggota DPRD Provinsi Riau. Plt. Bupati Rohul , Kapolres Rohul dan tentunya Ketua Umum Masjid Agung Islamic Centre yang digunakan sebagai tempat digelarnya acara. Beritanya ada di sini.

[nextpage title=”6. Kiai Said dan Yayasan Peduli Pesantren”]

6. Kiai Said dan Yayasan Peduli Pesantren

Yang tak kalah seru adalah tentang penerimaan Kiai Said akan Yayasan Peduli Pesantren (YPP) yang digawangi oleh Harry Tanoe. Nada miring terhadap langkah ini bisa dipastikan berasal dari kenonmusliman Harry Tanoe.

Warga dunia maya seolah berlomba-lomba menyajikan berita penolakan sekian banyak pesantren terhadap YPP disertai dengan prasangka yang bermacam-macam.

Menanggapi berita miring mengenai YPP, Mahfud MD yang didapuk menjadi salah satu anggota Dewan Pembina YPP berkata mengenai kondisi sebgian pesantren di tanah air.

“Ustadz-ustadznya tidak dibayar, bahkan terbelakang dalam banyak hal”. Lanjutnya, “Waktu kecil saya dulu digembleng di pesantren-pesantren yang terbelakang seperti itu. Sampai sekarang masih banyak pesantren-pesantren yang seperti itu. Maka itu saya bergabumg.”

Mahfud mengakui bahwa dengan langkahnya ini, sejumlah orang menyatakan tak setuju. Bahkan cuitan di media sosial ada juga yang nyinyir, dengan mengatakan bahwa YPP hanya tunggangan politik HT. Ada juga yang mengatakan seharusnya mencari dana dari orang-orang muslim saja.

Menurut saya tak ada keharusan mencari dana dari orang muslim saja untuk pesantren. Di antara kita ini sering ada yag ngomong kita harus menggalang dana dari kalangan Islam sendiri tapi giliran disuruh menyumbang atau diminta ikut mencari tidak mau atau tidak bisa. Padahal dana yayasan itu legal dan halal,” jelasnya.

Mengenai komitmen Kiai Said sendiri, ada kesaksian dari Ishfah Abidal Aziz ketua umum Majelis Pemuda Islam Indonesia (MPII) yang tersebar di media online sebagai berikut:

ishfah said aqil ypp

Itulah beberapa tema yang diolah oleh pihak-pihak yang tidak menyukai Kiai Said Aqil Siradj. Bukan tak mungkin akan banyak permasalahan lain yang masih akan menerpa silih berganti. Kita lihat saja nanti.

Baca Juga:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *