DatDut.Com – Di kalangan umat Islam, khususnya jamaah Ormas NU, hari rabu terakhir di bulan Shafar dalam kalender Hijriyah disebut Rebo Wekasan (Rabu terakhir) dan mereka memiliki tradisi mengadakan shalat tolak bala.
Tahun ini hari tersebut bertepatan dengan tanggal 30 November 2016. Sebagian masyarakat umum maupun sebagian kalangan pesantren mengadakan tradisi doa dan shalat tolak balak. Sebenarnya ada perbedaan pendapat terkait tradisi Rebo Wekasan ini.
Letak perbedaan pendapat hingga munculnya fatwa haram shalat Rebo Wekasan sebenarnya pada titik niat. Menurut kalangan fuqaha, melakukan shalat pada hari Rabu tersebut dengan niat sebagai shalat rebo wekasan (rabu akhir bulan shafar) tergolong bidah yang haram.
Sedangkan kalangan tarekat/sufi yang mengamalkannya mendasarkan pada kasyaf sebagian ulama yang mengatakan adanya turun bala’/bencana pada hari tersebut. Namun bukan berarti NU melarang sama sekali pelaksanaan kegiatan tersebut.
Menengahi kalangan tarekat dan fuqaha tersebut, kalangan fuqaha sendiri mengetengahkan solusinya; apabila shalatnya diniatkan sebagai shalat sunah muthlak atau sebagai shalat hajat, maka hal itu boleh saja.
Kesimpulan tersebut bersumber dari penjelasan salah satu anggota Dewan Pakar Aswaja NU Center PWNU Jatim yang juga mengasuh acara Hujjah Aswaja di TV9, Ustadz Ma’ruf Khozin. Berikut penjelasan yang diposting dalam akun Fb-nya:
“Masalah Rebo Wekasan (Rabu terakhir di bilan Safar) menjadi dinamika yang harmonis di kalangan para ulama kita, ada yang berkenan mengamalkan dan ada yang tidak berkenan.
Namun tidak saling membidahkan, apalagi menyesatkan. Pada umumnya, para ulama yang mengamalkan adalah para kiai yang mengamalkan Tarekat. Sebab, kitab-kitab yang menjelaskan masalah ini kebanyakan terdapat dalam kitab yang berkaitan dengan Tarekat.
Akan tetapi NU sebagai oraganisasi yang mewadahi Tarekat, yang di Badan otonom NU disebut dengan Jamiyah Ahli Thariqah al-Mu’tabarah An-Nahdliyah (JATMAN), maka selayaknya bagi Ormas terbesar ini turut serta dalam menjelaskan apa yang sebenarnya boleh diamalkan dan sejauh mana amalan yang tidak diperbolehkan.
Dan kita sudah tahu bahwa para kiai di Tarekat, khususnya para Mursyid, sangat memahami masalah ini. Intinya, ada 2 hal yang harus dihindari, yaitu tathayyur (merasa sial) dan salat Rebo Wekasan.
- Pengumuman Kelulusan Sertifikasi Dai Moderat ADDAI Batch 3 - 2 September 2023
- ADDAI Akan Anugerahkan Sejumlah Penghargaan Bergengsi untuk Dai dan Stasiun TV - 18 November 2022
- ADDAI Gelar Global Talk Perdana, Bahas Wajah Islam di Asia Tenggara - 7 Oktober 2022