Menu Tutup

Menegur Kesalahan Orang Tapi Tak Membuahkan Hasil, Ini 5 Tip Jitunya

DatDut.Com – Menegur kesalahan merupakan tindakan yang amat diperintahkan oleh Islam. Hanya saja butuh strategi yang tepat agar teguran itu bisa berbuah perubahan bagi orang yang ditegur sehingga ia mau menyadari kesalahannya.

Allah Swt. berfirman, “Serulah (manusia) kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang lebih baik,” (QS An-Nahl [16]: 125).

Ketika menegur kesalahan seseorang, tentunya kita berharap orang yang kita tegur mau merubah sikapnya sesuai saran kita. Namun, kita sering mengabaikan hal-hal kecil yang penting saat menegur. Tak ayal, bukan kebaikan yang kita dapat, justru sikap permusuhan.

Niat baik tidak selalu berbuah baik. Cara tepatlah yang akan menghantarkan niat baik itu ke tempat yang seharusnya. Berikut 5 tip jitu agar teguran kita bisa ada hasilnya dan orang yang kita tegur mengubah sikapnya sesuai harapan kita:

1. Jangan Salah Strategi

Kegagalan menegur sering kali tidak disebabkan karena substansi teguran, tetapi justru lebih banyak diakibatkan oleh kesalahan strategi. Perlu tahapan dan pembagian peran supaya teguran berhasil guna. Yang bukan bagiannya jangan dilakukan.

Rasulullah Saw. bersabda, “Siapa saja di antara kalian yang melihat kemungkaran, maka tegurlah dengan tangannya (kekuasaannya). Jika tidak mampu, maka tegurlah dengan lisannya. Jika tidak mampu juga, maka tegurlah dengan hati. Namun, ini adalah keimanan terlemah.” Salah strategi dalam menegur hanya akan mengakibatkan kebencian yang mendalam bagi orang yang ditegur pada orang yang menegur.

2. Tidak Merendahkan Ego Orang yang Ditegur

Tidak merendahkan ego orang yang ditegur, merupakan kunci menegur yang tidak kalah pentingnya. Karena—secara psikologis—bila ego seseorang direndahkan, dia justru membuat pertahanan diri untuk menyelamatkan egonya dari gangguan pihak luar. Ini yang kerap tidak sadari orang yang menegur. Alih-alih orang yang ditegur mau berubah, justru yang bersangkutan emosi dan merasa terancam dirinya.

Memahami posisi sosial orang yang ditegur juga penting diperhatikan. Untuk itu, jangan sampai teguran dianggap sebagai ancaman bagi posisi orang yang kita tegur. Jangan sekali-kali menegur orang yang mempunyai posisi atau status sosial tinggi di hadapan banyak orang. Selain bisa dianggap mempermalukan, juga pasti akan diterima negatif oleh orang yang ditegur. Mungkin ini pula alasannya Nabi melarang menegur seorang pimpinan di depan umum.

3.  Pilih Waktu yang Tepat

Jangan salah waktu. Pilih waktu yang tepat agar teguran itu tak disalahpahami. Salah waktu juga membuat teguran dipahami sebaliknya. Niat untuk meluruskan kesalahan pun tidak akan tercapai. Misalkan, jangan menegur seseorang yang sedang kelelahan sepulang kerja, atau sedang ada masalah yang mengganggu pikirannya. Dalam kondisi demikian atau yang sejenisnya, teguran seringkali tidak berguna.

4. Pahami Seni Menegur

Al-Hasan dan Al-Husein mencontohkan etika menegur yang baik. Dua cucu Nabi ini mendapati seseorang tidak berwudu dengan baik. Keduanya lalu menghampiri orang itu. “Pak, saudaraku ini mengaku wudunya lebih baik daripada wuduku, padahal aku merasa wuduku sudah seperti yang dilakukan Rasulullah. Sekarang, tolong beri penilaian mana yang paling baik, wuduku atau wudunya?” kata Al-Hasan.

Keduanya lalu sama-sama berwudu seperti wudu yang biasa dilakukan Nabi. Selesai berwudu, keduanya menanyakan ihwal wudunya kepada lelaki itu. Merasa salah dalam berwudu, lelaki itu pun berkata, “Demi Allah, saya sudah tidak berwudu seperti yang dilakukan Anda berdua.”

5. Perlakukan Sama Semua Orang

Islam bahkan tidak hanya mengajarkan etika menegur untuk umat seagama. Agama ini juga mengajarkan bagaimana cara menegur yang benar kepada umat dari agama lain, sekeji apa pun kesalahannya.

Alquran sebagai pedoman utama umat Islam memberi petunjuk tentang perintah Allah pada Musa dan Harun untuk berkata lembut kepada Firaun. Allah SWT berfirman, “Berbicaralah kalian berdua kepadanya (Firaun) dengan kata-kata yang lemah-lembut, mudah-mudahan ia ingat atau takut,” (QS Tha Ha [20]: 44).

Intinya jangan pilih kasih kalau mau menegur. Jangan punya standar ganda yang membuat orang yang ditegur merasa kita tidak berlaku adil. Kita berat sebelah pada orang yang berada di kelompok kita. Bila itu yang kita lakukan, teguran kita tak akan berhasil.

meashaKontributor: Measha | Penulis tetap DatDut.Com
Twitter: @measha