Menu Tutup

Di Tangan Alumni Al Azhar Kairo Ini, Susu Menjadi Produk yang Bernilai Ekonomi Tinggi

DatDut.Com – Tonton Fathoni, pemuda asal Desa Kaligondo, Kecamatan Genteng, Kabupaten Banyuwangi, saat ini terus fokus meneruskan usaha peternakan sapi perah milik orang tuanya. Bahkan, di tangan lulusan Al-Azhar Kairo Mesir tersebut, ia juga mengolah susu sapi menjadi kefir. Kefir sendiri merupakan produk fermentasi susu. Selain bisa dikonsumsi, kefir juga bisa digunakan untuk kecantikan terutama masker wajah.

Manfaat dari kefir masker ini bisa mengeluarkan tumpukan racun kimia di dalam kulit akibat penggunaan berbagai macam krim yang mengandung bahan kimia yang berdampak panjang pada kesehatan.

Selain itu juga bisa melawan tanda tanda penuaan, mencerahkan dan membuat kulit semakin glowing, meremajakan kulit dan meningkatkan kadar air dan collagen pada kulit, membantu mengurangi iritasi, mengatasi masalah jerawat dan lainnya.

Per paket kefir masker 200 gram ia jual seharga Rp 220.000. Biasanya konsumen dari masker kefir milik Fathoni ini adalah salon-salon kecantikan. Fathoni mengatakan, mengolah susu menjadi kefir lebih menguntungkan. Karena kefir akan terus berkembang biak. “Jadi bisa disebut merawat bakteri,” katanya kepada Kabarpas.com.

Menariknya, untuk mengolah semua produk tersebut, ia hanya memanfaatkan perangkat sederhana yang ada di dapurnya. Bersama ibunya ia memproduksi berbagai olahan susu tersebut tanpa peralatan khusus yang canggih.

Selain itu, Fathoni juga membuka kafe susu, Omah Ngedots di Setail, Genteng Banyuwangi.  Di kafe tersebut, Fathoni menjual berbagai macam varian susu murni. Tiap hari, ia mampu menghabiskan 20 liter susu murni. Dan Saat ini Fathoni memiliki 6 sapi di peternekan Sumber Luminto milik orang tuanya.

“Dengan mengolah susu murni menjadi produk-produk lainnya, selain memberikan keuntungan lebih juga bermanfaat untuk mendistribusikan susu peternak,” terangnya kepada Kabarpas.com.

Ke depan, seiring semakin meningkatnya minat masyarakat dalam berbagai produk olahan susu segar, Fathoni mengaku kalau dirinya akan terus mengembangkannya, baik secara kualitas maupun berbagai perizinannya.

“Untuk produk kosmetik dan kesehatan itu harus mendapat izin BPOM, jadi perlu adanya uji laboratorium. Untuk itu, saya sedang mengurus hal ini dengan didampingi Dinas Koperasi dan UMKM Banyuwangi. Semoga berjalan lancar,” pinta lelaki yang masih lajang itu.

Sementara itu, Fathoni juga masih memiliki keinginan terpendam. Usahanya untuk menggeluti susu segar tersebut tidak ingin ia nikmati sendiri. Ia merasa prihatin dengan para anak peternak yang justru memilih menjadi buruh serabutan di tanah rantau, ketimbang menggeluti peternakan.

“Saya sedang berusaha mendekati dan mengajak anak-anak peternak itu, untuk ikut beternak. Menjadi peternak di Banyuwangi itu, prospektif loh,” aku lelaki yang memiliki enam ekor sapi perah tersebut.

Fathoni juga mengatakan, kalau dirinya pernah mendapat permintaan dari Bali untuk mengirimkan 600 liter susu murni. Ini dikarenakan, banyak kafe yang membutuhkan pasokan susu.

“Di sana banyak turis yang mencari susu murni di kafe-kafe,” kata anak pasangan Nurfathoni dan Istiqomah tersebut.

Sedangkan untuk pasar lokal, lanjut Fathoni. Membutuhkan sebanyak 1200 liter per 2 hari. Pabrik membutuhkan sekitar 3000 liter per dua hari. Ini menunjukkan susu sapi perah memiliki peluang pasar yang sangat besar.

Keinginan tersebut, menurutnya, tidak hanya bertujuan untuk mengembangkan dunia peternakan di Banyuwangi. Akan tetapi juga akan menjadi “jalan dakwah” yang akan ia geluti.

“Berdakwah itu tidak melulu hanya pengajian saja. Namun, memajukan ekonomi masyarakat dan menjadi orang yang bermanfaat itu juga berdakwah,” tegas penyandang sarjana Aqidah Filsafat Al-Azhar tersebut. (Pendik/Kabarpas.com)

Baca Juga:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *