Menu Tutup

Tablig, Peninggalan Cara Dakwah Nabi yang Harus Terus Dijaga dan Diamalkan

Addai.or.id – Tabligh berarti menyampaikan kebenaran ajaran-ajaran Islam baik dari al-Qur’an maupun dari hadis Nabi saw. Seorang yang menyampaikan (penyampai) disebut dengan muballigh.

Selain sebagai nabi dan rasul, Muhammad saw. juga seorang muballigh. Beliau ditugaskan oleh Allah swt. untuk menyampaikan risalah-Nya kepada umat manusia. Ada beberapa ayat al-Qur’an yang menerangkan tentang tugas pokok Nabi ini, di antaranya adalah dalam surat al-Maidah ayat 67, “Wahai Rasul, sampaikanlah apa yang diturunkan kepadamu dari Tuhanmu. Dan jika tidak kamu kerjakan (apa yang diperintahkan itu, berarti) kamu tidak menyampaikan amanah-Nya.”

Dalam perjalanan sejarahnya, Nabi sudah melakukan tugas besarnya ini (tabligh), bahkan beliau hingga berdarah-darah dalam bertabligh. Salah satu pengalaman berdarahnya ini seperti saat ketika beliau dilempari batu hingga berdarah-darah oleh penduduk Thaif, hingga bahkan, berbagai peperangan pun beliau lalui dalam rangka tugas tabligh ini.

Sejarah kenabian sudah berlalu. Beliau sudah kembali dipanggil oleh Allah swt. Sepeninggal beliau, maka siapa yang akan melanjutkan tugas besar ini. Umat-umat dari kaum terdahulu, jika seorang rasul atau nabi sudah kembali dipanggil oleh Allah swt., maka Allah datangkan lagi seorang rasul atau nabi untuk mereka, mengingatkan kembali ajaran-ajarannya dan memperteguh keimanan mereka.

Sepeninggal Nabi Muhammad saw. tidak akan ada lagi nabi atau rasul. Rantai kenabian sudah berakhir. Nabi Muhammad adalah penutup para nabi dan para rasul. Secara otomatis, dengan demikian tugas tabligh ini dilanjutkan oleh umatnya.

Maka tidak heran jika dalam salah satu sabdanya yang diriwayatkan dalam kitab Imam Bukhari beliau mengatakan, “Ballighuu ‘anni walau ayah” (sampaikan oleh kalian dariku walaupun satu ayat), yaitu sampaikalah satu kebenaran saja atau satu petunjuk saja yang kalian ketahui dariku tentangnya).

Dengan begitu, umat ini adalah umat istimewa, umat terpilih penurus dakwah Nabi saw. Sebab inilah al-Qur’an menegaskan, “Kalian adalah ummat terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang makruf dan mencegah dari yang mungkar,” (QS. Ali Imran: 110).

Seiring berjalannya waktu, tabligh ini akan tetap lestari. Tabligh ini tetap abadi selama umat ini ada. Istiqamah menyampaikan kebaikan dan kebenaran, berlomba-lomba dalam amal-amal shaleh dan ketakwaan. Amal-amal itu semua bisa melalui lisan, tulisan, dan ataupun perbuatan. Mari kita jaga dan amalkan peninggalan Nabi ini.

Sumber: DatDut.Com

 

Baca Juga:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *