DatDut.Com – Sebagai kitab fikih yang singkat, padat, namun berbobot ,dan mempunyai pola penyusunan yang istimewa, kitab Taqrib karya Abu Syuja’ Ahmad bin Husain bin Ahmad al-Ashfihan (434-500 H) ini banyak menarik perhatian, baik kalangan pelajar maupun para ulama. Bagi para pelajar, mempelajari kitab ini menjadi dasar untuk memahami berbagai kitab fikih yang lebih besar dan luas pembahasannya.
(Baca: 5 Keunggulan Kitab Taqrib di Mata Para Santri)
Tradisi keilmuan yang berlaku di kalangan ulama fikih memang unik. Dari sebuah kitab yang redaksinya masih asli, disebut matan, muncullah penjelasan atasnya yang disebut syarah. Kitab syarah kalau menarik akan mengundang ulama lain untuk memberi komentar tambahan dan memperluas penjelasannya dan lahirlah kitab jenis hasyiyah. Atau sebaliknya, dari kitab yang memang aslinya sudah besar dan luas penjelasannya, seperti Ihya’ Ulumiddin misalnya, lahirlah kitab ringkasan yang disebut mukhtashar.
Bagi para ulama penulis kitab, Taqrib menarik perhatian untuk diperluas dan dikomentari bahkan ditelusuri berbagai dalil atas penjelasannya. Ada belasan kitab syarah atas matan atau redaksi asli kitab Taqrib. Sebagian dari kitab syarah tersebut masih melahirkan kitab komentar lagi sehingga menjadi hasyiyah atau penjelasan luas.
Di antara kitab-kitab syarah atas Taqrib, tidak semuanya dikenal kalangan santri di pesantren. Hanya beberapa saja yang tenar dan dikaji di pesantren. Selebihnya mungkin sebagai referensi tambahan dan biasanya baru tahu atau mengnenalnya lewat kajian bahsul masail. Nah, di antara kitab-kitab syarah dan hasyiyah Taqrib, 5 kitab berikut ini adalah yang paling familiar dan dikenal kebanyakan santri.
- Pengumuman Kelulusan Sertifikasi Dai Moderat ADDAI Batch 3 - 2 September 2023
- ADDAI Akan Anugerahkan Sejumlah Penghargaan Bergengsi untuk Dai dan Stasiun TV - 18 November 2022
- ADDAI Gelar Global Talk Perdana, Bahas Wajah Islam di Asia Tenggara - 7 Oktober 2022