Menu Tutup

Heboh! Foto Asli Syaikhona Kholil Bangkalan Baru Ditemukan di Den Haag Belanda

DatDut.Com – Syaikhona Kholil adalah guru sejati dari Barat Tanah Garam. Syaikhona Kholil merupakan guru yang melahirkan banyak ulama besar di Tanah Air. Syaikhona Kholil menjadi kebanggan masyarakat Madura atas kealimannya.

Sosok ini begitu terkenal khususnya di dunia pesantren Nusantara. Pusaranya masih sering dikunjungi oleh masayarakat dari penjuru negeri. Ilmunya masih dipelajari sampai detik ini. Kharismanya masih terasa seiring dengan tersebarnya murid-muridnya yang banyak menjadi kiai.

Syaikhona Kholil Bangkalan, begitulah sebutan mulia untuk Guru Besar dari Pulau Madura ini. Terlahir Selasa tanggal 11 Jumadil Akhir 1235 H atau 27 Januari 1820 M di Kota Bangkalan. Sebuah Kabupaten yang terletak di barat Pulau Madura yang berbatasan selat dengan Kota Surabaya yang saat ini bisa melintasi Jembatan Suramadu.

Putra dari K.H. Abdul Latif ini dilahirkan di Kampung Senenan, Desa Kemayoran, Kecamatan Bangkalan. Beliau merupakan guru dari kiai besar seperti K.H.Hasyim Asy’ari, K.H. Ahmad Dahlan (Muhammadiyyah), KH. As’ad Syamsul Arifin, K.H. Abdul Karim Lirboyo, K.H. Ridwan Abdullah dan banyak ulama lainnya.

Saat ini jasad beliau dikebumikan Jl. Martajasah No. 70, Desa Mertajasah, Kecamatan Bangkalan, Kabupaten Bangkalan. Sosok ulama memang dikenal dengan ilmunya, tetapi untuk lebih mengingatnya kita bisa memandang foto masa hidupnya. Hal ini untuk mengingatkan kita pada sosoknya sambil meresapi ilmu dan akhlak mulianya, bukan dalam artian mengkultuskan sosoknya.

Terkait foto Syaikhona Kholil, mungkin kita banyak mengenal dari foto di bawah ini (berbaju dan bersurban putih). Hal ini sudah sekian lama dikenal oleh banyak masyarakat, bahkan banyak yang sudah tercetak maupun tersebar di dunia maya.

Tetapi ternyata setelah melalui berbagai penelusuran foto tersebut terbantahkan dengan penemuan Foto Syaikhona Kholil di Musem Den Haag, Belanda. Barulah, sekira dua bulan lalu (November 2016).

Menurut Kiai Zubair Muntashor, cicit beliau, ada seorang warga Bangkalan yang bekerja di kapal pesiar, sempat berkunjung ke museum di Den Haag, Belanda. Hal ini mungkin dikarenakan saat masa penjajahan Beladan banyak mengambil artefak peninggalan Indonesia ke Belanda dan mayoritas disimpan di museum ini.

Kemudian dia memotret beberapa foto tentang Bangkalan yang ada di musium tersebut dan sepulang ke Madura ditunjukkan ke Keluarga Besar Syaikhona Kholil. Dalam foto tersebut salah satunya ada foto Adipati Bangkalan bersama sejumlah tokoh di depan Pendopo.

Dalam foto itulah, terdapat sosok bersurban dengan jenggot putih, tepat duduk di samping kanan Adi Pati. Sosok itulah yang kemudian diyakini sebagai Syaikhona Kholil. Keyakinan makin kuat karena sosok foto di samping kiri Adi Pati dikenali sebagai K.H. Ghazali Dulkariman atau yang masyhur dengan panggilan Kiai Kalah. Ia kiai yang hidup sezaman dengan Syaikhona Kholil.

K.H. Zubair yang juga pengasuh Pondok Pesantren Nurul Kholil Bangkalan ini, sebagaimanya dalam wawancara yang dikutip dari suaramadura.com tertanggal 23 Januari 2017, menjelaskan, “Kami yakin 95 persen foto itu Kiai Kholil. Kenapa 95 persen? Karena ada yang bilang foto itu mirip dengan sosok Habib Muhdor asal Bondowoso. Memang mirip sekali. Tapi buat apa Habib ada di foto itu. Makanya kami yakin itu foto Syaichona karena Kiai Kalah juga ada di foto itu.”

Untuk meluruskan kesalahpahaman ihwal foto Syaichona Kholil di internet, selain lewat berita, Kiai Zubair juga membuat video klip lagu nasyid. Lagunya berisi bantahan bahwa foto yang beredar di internet bukan foto Syaichona Kholil.

Terkait foto yang terlanjur beredar, menurut Kiai Zubair foto di internet tersebut adalah foto orang lain yang bernama Din Kammuk (Raden Kammuk). Raden Kammuk semasa hidupnya merupakan Khotib Khutbah Jumat di Masjid Agung Sultan Kadirun Bangkalan. Rumahnya di Jalan Jokotole II RT 12 Kelurahan Demangan, Bangkalan.

Menurut beliau, kekeliruan foto terjadi karena Raden Kammuk memiliki nama lahir yang sama dengan Syaichona Kholil, yaitu Kholil bin Zainal Alim. Ia juga seorang kiai dan punya pesantren.
Sehingga, ketika fotonya diupload ke internet, banyak warga yang menganggap sosok Raden Kammuk adalah Syaichona Kholil.

Menurut Kiai Zubair, saat awal foto itu beredar, keluarga Bani Kholil tidak bisa mengklarifikasi ihwal foto itu karena tak satu pun keluarga yang memiliki foto asli Syaikhona Kholil. Hanya menurut sejumlah cerita, salah satu cicitnya, yaitu K.H. Mohammad Kholil AG, pendiri Pondok Pesantren Ibnu Kholil, wajahnya sangat mirip dengan Syaichona Kholil yaitu wajah ke arab-araban dengan hidung mancung.

Terlepas dari polemik itu, inilah PR bagi kita untuk lebih bisa jeli dalam menginventarisir dan menyebarkan foto. Foto Ulama sendiri banyak juga yang tidak sesuai dengan aslinya, seperti kasus foto Syekh Abdul Al-Jailani yang banyak dilukiskan sebenarnya foto Abdul Qodir Al-Jaziri, seorang pejuang dari Al-Jazair.

Terkait foto Wali Songo yang banyak beredar sebenarnya itu hanya rekaan belaka, karena dalam islam masih terjadi khilaf terkait hukum foto makhluk hidup, sementara ulama kita banyak yang tidak mau difoto maupun dilukis. Hal ini menunjukkan ketawadluan para ulama itu, seperti kisah KH. Ma’shum Aly, pengarang kitab Amtsilatut Tasrifiyyah, kitab sharaf yang menjadi pegangan hampir seluruh pesantren di Tanah air yang foto terakhir menantu Kyai Hasyim ini justru dibakar.

Begitulah ulama kita dalam menjaga ketawadluannya. Mereka tak mau membanggakan ilmunya karena hal itu tak lebih hanya karunia Allah SWT. Tetapi kita yang harus menjaganya, sebagai memori indah sekaligus untuk mengenal dan mengenalkan sosok mulia mereka kepada anak cucu kita.
>





Baca Juga:

1 Comment

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *