Menu Tutup

Surat Cinta dari Hewan Kurban

DatDut.Com – Esok hari mungkin jutaan hewan kurban akan berakhir hidupnya. Itu berarti malam ini adalah malam terakhirnya merasakan udara malam. Matahari besok pagi mungkin juga jadi matahari terakhir yang dilihatnya.

Hewan-hewan itu meski memang dicipta untuk disembelih, tetap saja kadang terbersit di benak kita mengenai apa yang sedang dirasakannya di malam terakhir seperti ini. Kita kadang membayangkan apa yang berkecamuk di hati hewan-hewan itu saat tahu mereka akan disembelih esok hari.

Nah, surat cinta sari hewan kurban berikut, mungkin sedikit banyak membantu kita untuk tahu apa yang mereka rasakan di saat-saat akhir seperti ini.

Apakah mereka merasakan seperti yang dirasakan para terpidana mati yang sudah tahu akan ditembak mati besok hari, atau mereka menanggapi penyembelihannya esok hari sebagai bagian dari takdir hidupnya. Mari kita sama-sama baca dan renungkan surat cinta tersebut yang dikirim melalui saluran hati:

Dear Kaum Muslimin

Assalamualaikum Wr. Wb.

Malam ini malam terakhir kami hidup. Besok pagi satu persatu kami akan menghadap Ilahi melaporkan kurban orang-orang yang membeli dan mengurbankan kami sebagai wujud ibadah suci.

Kami menerima takdir hidup kami, karena kami memang dicipta untuk kemaslahatan kehidupan dunia dan akhirat anak-cucu Nabi Adam hingga Hari Kiamat nanti. Kami rela, apalagi kami juga tak punya pilihan lainnya.

Sejak kami dibawa ke tempat penjualan hewan kurban, kami sudah tahu bahwa kami akan dikurbankan di Hari Raya Idul Adha ini. Selama 20-an hari terakhir tiap hari kami menanti orang yang membeli kami, agar kami bisa menyusul kawan-kawan yang lebih dulu mendapatkan pembeli.

Terus terang kami lebih nyaman setelah kami berada bersama pembeli, karena kami akan diberi makan cukup dan dijaga hingga hari penyembelihan. Justru kami khawatir bila kami sampai tidak laku dan dikembalikan lagi oleh penjual ke pengepul kami. Saat itu bisa jadi hari yang buruk bagi kami, karena bila tidak beruntung bisa-bisa kami disia-sia oleh si pengepul dan tak jarang kami dianggap yang bikin rugi dan tidak hoki.

Maka, ketika malam ini kami tahu besok atau lusa hingga empat hari ke depan, akan disembelih untuk kurban, maka kami bahagia tak terkira. Karena, dengan disembelihnya kami sekaligus menjadi tanda bahwa kami mati dalam keadaan husnul khatimah. 

Kami tahu bahwa ada yang membeli kami dengan tunai, tapi kami juga tahu ada yang membeli kami dengan berhutang. Ada yang membeli kami dengan hanya menyisihkan uang yang ada di dompetnya satu hari, tapi ada juga yang mesti menabung dari uang recehnya selama berbulan-bulan hingga setahunan. Kami bahkan tahu, ada yang membeli kami sendirian atau bertujuh orang, tapi kami tahu juga ada yang membeli kami dengan cara patungan se-RT, patungan sesekelohan, bahkan ada yang patungan sekomplek perumahan.

Itu semua yang membuat kami terharu. Kami hanya berdoa semoga pengurbanan Anda semua diterima dan diridai oleh Allah Swt. Karenanya, kami tekankan soal keikhlasan dalam berkurban. Tata hati dan cek keikhlasan hati. Jangan terlalu dipusingkan oleh banyaknya pendapat yang hari-hari ini membingungkan kaum Muslimin di negeri ini.

O iya, sebelum mengakhiri surat ini, kami ingin berpesan sedikit. Besok ketika kami disembelih, mohon sembelih dengan menyebut nama Allah, mengikuti ajaran dan sunah Rasulullah, juga sembelih dan kuliti kami dengan penuh kasih sayang dan cinta kasih. Jangan perlakukan kami dengan kasar, karena itu bukan ajaran Nabi.

Kalau misalkan ada yang kabur dari kami, biarkan kami kembali ke habitat kami. Toh, kalau Allah menakdirkan disembelih, kami pasti akan kembali. Tak perlu dikejar-kejar orang sekampung, apalagi sampai dilumpuhkan dengan senapan angin yang berisi bius yang bisa menyakiti atau mematikan kami.

Sebelum disembelih, mohon biarkan petugas mengecek kesehatan kami. Ini agar daging kurban dari kami, tidak dicaci. Jangan biarkan daging dari kami yang sakit, dikonsumsi oleh mereka yang memerlukan daging kami. Kami ingin daging kurban menjadi daging tersehat dan terlezat. Karena kami juga sangat ingin dan senang bila orang-orang yang mengurbankan kami juga ikut menyicipi daging kami, sebab itu ajaran Nabi.

Paling akhir sekali, mohon daging kami tidak dibagikan dengan bungkus plastik hitam murahan yang amat berbahaya untuk orang-orang yang akan mengonsumsi daging kami. Bagikan kami dalam plastik putih yang aman untuk daging kami, atau bisa juga pakai daun pisang atau kertas minyak. Utamakan mereka yang memang benar-benar membutuhan daging kami, bukan mereka yang akan menjual atau hanya menyimpannya di kulkas saja.

Sepertinya semua uneg-uneg sudah kami sampaikan. Maka, pada malam terakhir ini izinkan kami berpamitan memohon diri sekaligus mengucapkan, “Selamat Hari Raya Idul Adha. Semoga amal ibadah kurban kita diterima dan diridai-Nya.”

Wassalamualaikum Wr. Wb.

Kami yang berbahagia,

 

Hewan Kurban Hari Raya Idul Adha 1438 H.  

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *