Menu Tutup

Terlanjur Share Hoax, Orang Biasanya Ngeles Begini, Ini Jawabannya

DatDut.Com – Ini mungkin pengalaman yang juga banyak dialami teman-teman sesama pengguna media sosial baik FB, Twitter dan lainnya. Yaitu, kebanyakan orang yang share berita dan informasi hoax atau terindikasi hoax justru pintar ngeles. Sebenarnya bukan soal benar-salah, tapi mungkin sudah watak dasar manusia gengsi terlihat salah. Jadi ketika ada orang terang-terangan menyalahkan, maka ia akan segera menolak.

Soal hoax atau kabar bohong mudah tersebar juga didukung dengan rendahnya minat baca masyarakat Indonesia. Rendahnya minat baca masyarakat Indonesia berdasarkan penelitian “World’s Most Literate Nations” yang dilakukan oleh Central Connecticut State Univesity pada Maret 2016 lalu berada di urutan ke-60 di dunia (Kompas, 26/8/’16).

Mirisnya hal itu berbanding terbalik dengan cerewetnya pengguna media sosial di Indonesia. Bahkan menurut Roy Simangunsong, Country Head Twitter Indonesia, sepanjang tahun 2016, ada sekitar 4,1 miliar kicauan yang dihimpun Twitter di Indonesia. Ada juga pihak yang mengatakan bahwa pengguna Twitter Indonesia adalah yang paling cerewet sedunia.

Enggan membaca dan memahami berita, artikel dan informasi dengan judul memancing membuat orang sering menyebarkan artikel tanpa tahu apakah judul dan isinya nyambung. Hal itu justru dimanfaatkan pihak pengelola situs-situs tertentu untuk meraup keuntungan dengan banyaknya pengunjung ke blog dan situsnya. Dibuatlah judul-judul yang menarik, membangkitkan emosi, akhirnya menarik jemari pembaca untuk klik tombol share.

Ngomong-ngomong soal penyebar hoax, biasanya jika ditegur maka mereka pintar sekali ngeles. Mau tahu apa saja jurusnya. Berikut ini kami rangkum sekaligus dengan cara membantahnya.

1. Sekedar Share, Siapa Tahu Bemanfaat

Biasanya jawaban ini ketika si pemilik status ditanya, apakah info yang ia bagi itu benar? Jawabnya ya sekedar share. Tapi kadang jika diingatkan juga jawabnya begitu.

Nah, kan artikel yang Anda bagikan dari situs ini dan itu sudah terindikasi bohong atau kurang jelas? Kok masih berharap ada manfaatnya? Cobalah dipikir lagi sebelum membagikan berita dan artikel, apakah kabar terebut benar? Cari pula pembandingnya. Kalau Anda sendiri tidak tahu itu bermanfaat atau tidak, ya nggak usah dibagikan dong.

2. Sekedar Berbagai Info, Kan Yang Tanggung Jawab Penulisnya

Jurus ngeles selanjutnya adalah melempar tanggung jawab ke penulis atau sumber hoax. Padahal peredaran berita bohong tak akan sampai kemana-mana kalau tak ada bantuan dari para penyebarnya. Termasuk Anda yang membagikannya.

Blog-blog nakal sumber hoax dan provokasi biasanya hanya memiliki pasukan terbatas untuk sebar artikelnya. Selebihnya ya tergantung dengan kecerdasan pembacanya. Kalau Anda ikutan membagi, maka Anda bertanggung jawab atas perbuatan Anda sendiri, yaitu ikut membagikan berita bohong tersebut. Ibarat penyebaran narkoba, tentu semua rantai distribusi terkena tanggung jawabnya. Bukan hanya pembuatnya. Bahkan yang paling awal ditangkap malah penyebarnya.

3. Sekedar Share, Saya Juga Kurang Tahu Kebenarannya

Nah ini… Dia sendiri tidak tahu apa yang dibagikannya kok masih berharap manfaat untuk orang lain? Kalau kurang tahu, belum tahu atau bahkan tidak tahu kebenarannya, seharusnya cari tahu dulu baru ajak orang untuk tahu.

4. Niat Saya Kan Bagus, Berbagi, Siapa Tahu Ada yang Butuh

Benar sekali. Setiap orang yang membagi berita dari suatu situs pasti punya tujuan berbagi. Hanya saja modus dan tujuannya tergantung niatnya. Kalau niatnya bagus, berbagi siapa tahu ada yang butuh, lihat dulu lah, yang membutuhkan informasi yang dibagikan itu cenderung ke kalangan apa?

Kalau diruntutkan dari poin sebelumnya, maka jurus ngeles keempat ini makin ngenes. Soalnya sudah tidak tahu kebenarannya kok masih berharap ada yang butuh dan memanfaatkannya. Kalau berita tidak benar, tidak jelas, cenderung fitnah, kok Anda bagikan, siapa lagi yang butuh kalau bukan golongan penggemar fitnah.

Jika informasi yang Anda bagi cenderung ke tips konyol yang belum Anda tahu kebenarannya, bukankah itu berarti menjerumuskan orang.

5. Kalau Begitu Kita Cari Kebenarannya Sama-sama

Jawaban ini biasa muncul jika sudah terdesak atau kepepet. Ditanya beritanya benar atau tidak, tidak tahu. Ditanya sumbernya kredibel apa situs abal-abal, juga ketahuan nggak layaknya. Akhirnya mengajak pusing bareng-bareng dengan mari cari kebenarannya sama-sama.

Ah, kenapa tidak dari sejak awal saja Anda cari kebenarannya dulu baru di-share. Kalau tidak tahu kebenarannya lebih baik cari tahu dengan komunitas-komunitas yang sama-sama ingin cari tahu kebenaran isu dan berita.

Jangan dengan sembarang orang dengan berbagai di dinding FB. Sudah banyak kok halaman-halaman dan grup komunitas peneliti isu. Jangan ajak orang untuk bodoh berjamaah.

6. Suka-suka Saya, Ini kan Akun Saya

Jurus paling galak dan cuek, juga menunjukkan kesombongan sendiri. Jika keluarnya jurus ini sejak awal perbincangan, maka biasanya pemilik akun adalah orang judes bin galak alias jutek. Tidak suka kesenangan dan keasyikannya diusik. Ketemu orang seperti ini sulit Anda untuk meneruskan obrolan. Lebih baik diamkan saja sembari tinggalkan komentar, “Suka-Suka lu deeeh…

Kalau keluarnya jurus ini setelah terjadi obrolan terkait konten yang dibagikan, maka bisa saja si pemilik akun sudah tersentuh sisi gengsinya untuk mengakui kesalahan. Keluarlah jurus takabur alias sombongnya. Menentang nasehat atau kebenaran.

Itulah 6 jurus ngeles khas orang yang suka berbagi berita, isu dan artikel hoax. Lebih baik berhati-hati dan kritis terhadap berita, isu dan artikel yang menggunakan judul dan pengantar yang bombastis, aneh, maupun memancing emosi.

Baca Juga:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *