Menu Tutup

Jelang Ramadan, Ini 5 Persiapan dan Tradisi Unik yang Dilakukan Santri

DatDut.Com – Para santri di pesantren maupun alumni yang ingin mengaji di pesantren mulai bersiap-siap. Berbagai keperluan untuk menambah pahala puasa juga dipersiapkan. Berbeda dengan suasana luar pesantren yang sudah memikirkan keperluan Hari Raya, Ramadan di pesantren menyuguhkan ketenangan.

Memang, menjelang Ramadan pesantren-pesantren telah mengagendakan kegiaan yang disebut dengan pengajian kilatan. Artinya pengajian kitab-kitab yang segera khatam dalam waktu singkat. Karena mengejar khatam, momen pengajian kilatan digunakan para santri untuk menambah daftar kitab yang telah dibaca. Kitab-kitab tertentu hanya dibaca pada bulan Ramadan. Sementara di luar Ramadan, kalaupun ada tetapi dikhatamkan dalam waktu yang lama.

Pengajian kilatan bulan Ramadan di pesantren juga menjadi saatnya kalangan santri untuk tabarukan, berburu berkah dengan turut mengaji di pesantren tertentu yang diasuh oleh ulama kharismatik. Nah, terkait persiapan menyambut Ramadan, berikut ini 5 tradisi rutin para santri:

[nextpage title=”1. Belanja Kitab”]

1. Belanja Kitab

Kitab menjadi prioritas utama yag dipikirkan menjelang Ramadan. Bahkan, beberapa pesantren telah memulai pengajian sejak tanggal 15 atau 20 Sya’ban. Sehingga belanja kitab sudah harus dilakukan sebelum tanggal itu. Pengajian ini berlangsung hingga tanggal 15 atau 20 Ramadan, yang merupakan permulaan libur panjang. Sehingga pengajian berlangsung antara 20 sampai 30 hari.

Bagi santri yang mengikuti pengajian kitab-kitab kecil, biasanya memperbanyak kitab agar bisa mengisi waktu lebih maksimal. Sementara peserta pengajian kitab besar seperti Hadis Bukhari dan Muslim, biasanya sudah cukup dengan kitab tersebut. Memang untuk kitab seukuran Shahih Bukhari atau Shahih Muslim, hampir seluruh waktu tersita untuk mengaji.

[nextpage title=”2. Pena untuk Memberi Makna”]

2. Pena untuk Memberi Makna

Meskipun sudah langka, namun masih ada santri yang memaknai kitab menggunakan pena makna. Pen tutul alias pena yang harus dicelupkan ke tinta. Bagi santri yang masih tekun menggunakan pena tradisional ini, menjelang Ramadan dan pengajian kitab, ia muai memperbaiki dan mengasah mata pena.

Serat dalam wadah tinta juga diperiksa apakah harus ditambahi tinta atau tidak. Semua itu karena mempersiapkan pena makna memang agak rumit. Tapi bagi santri yang gak mau ribet, mereka tinggal membeli pena khusus yang bermata kecil.

[nextpage title=”3. Uang Bekal Ramadan”]

3. Uang Bekal Ramadan

Yang tak kalah penting dari semua persiapan, tentu uang bekal untuk berpuasa di pesantren. Untuk mempersiapkan bekal mengaji di bulan Ramadan, di beberapa pesantren juga muncul fenomena merantau kerja di bulan Sya’ban. Ini terjadi di pesantren-pesantren yang masih memberikan waktu santrinya untuk bekeraj di luar. Umumnya pesantren di pedesaan.

Kalau masih bisa mendapat kerjaan di sekitar pesantren, para santri tak akan merantau. Tapi kalau di sekitr pesantren tidak mendapatkan pekerjaan, mereka  pun harus keluar ke desa bahkan kecamatan lain.

[nextpage title=”4. Persiapan Mudik”]

4. Persiapan Mudik

Pengajian Ramadan juga menandakan semakin dekatnya libur panjang bagi santri. Sehingga tak heran, persiapan mudik bahkan sudah dilakukan sejak sebelum Ramadan. Kenapa? Karena libur dimulai pada pertengahan Ramadan, antara tanggal 15-20. Sementara selama Ramadan kegiatan semakin padat.

Persiapan yang dimaksud adalah seperti menyimpan kardus tempat pakaian, mengepak barang yang kira-kira selama Ramadan tidak digunakan dan sebagainya. Kardus bagi sebagian besar santri merupakan alternatif pengganti koper.

Toko-toko sekitar pesantren bahkan sudah mempersiapkan kardus dari ukuran kecil, sedang, hingga jumbo. Kalau sejak sebelum atau awal Ramadan tidak segera membeli kardus, maka bisa-bisa tidak kebagian. Karena banyak santri yang juga berburu kardus untuk packing barang-barang.

[nextpage title=”5. Ikut Pengajian Kilatan”]

5. Ikut Pengajian Kilatan

Inilah inti dari kegiatan saat Ramadan di pesantren. Pengajian kilatan dimulai sejak pertengahan atau akhir Sya’ban. Sehingga suasana Ramadan sudah terkondisikan sejak sebelum datanganya bulan suci itu. Santri yang hilir mudik pada jam-jam pergantian kitab, sekolah diniyyah yang mulai diliburkan, dan santri dari luar juga mulai berdatangan.

Santri luar datang dari pesantren lain atau dari alumni yang ingin mengikuti pengajian di pesantren. Ini memang fenomena rutin di kalangan santri. Kalau tak bisa mengikuti pengajian harian dan mempelajarai kitab-kitab dengan bertahap dan perlahan, maka mengikuti pengajian Ramadan adalah solusi yang tepat. Karena dengan mengikuti pengajian kilatan dapat memperoleh berbagai kitab dan megkhatamkannya dalam waktu lebih singkat.

 

Baca Juga: