Menu Tutup

Ini 5 Fakta yang Mengungkap Kebenaran Lengan Robot Bli Tawan, The Iron Man From Bali

DatDut.Com – Pekan ini media banyak simpang siur berita tentang tangan robot ciptaan Tawan. Ada juga yang menyematkan julukan The Iron Man. Sebagian pembaca yang kritis tak mau begitu saja percaya. Apalagi melihat keadaan Tawan yang sepert itu, banyak yang meragukan kebenaran berita tersebut.  Melihat bentuknya yang sangat sederhana, juga cara menghidupkannya yang unik membuat banyak orang meragukan kebenaran alat bantu karya Tawan. Bahkan sempat dianggap berita bohong atau hoax.

Sebagaimana diberitakan sebelumnya, Wayan Sumardana atau Sutawan atau Tawan menderita lumpuh mendadak sejak 6 tahun lalu. Karena tangannya lumpuh, sedang ia harus tetap bekerja mencari penghidupan, maka lahirlah ide kreatif untuk membuat lengan robot sebagai alat bantu saat ia bekerja. Tawan hidup bersama istrinya, Nengah Sudiartini dan ketiga putranya. Made Astro Bintang Putra (11), Ketut Erlangga Putra (6), dan Putu Titan Putra (4). Selain bekerja sebagai tukang las, ia juga menekuni sebagai pengepul dan pengumpul rongsokan selama 15 tahun.

Simpang siur dan pro kontra pemberitaan membuat banyak kalangan penasaran dan ingin melihat langsung robot tangan tersebut. Termasuk diantaranya Agung Sony dan Darwin Arya, dua orang kompasioner. Mereka mengunjungi langsung bengkel Wayan Sumardana atau Tawan di desa Nyuh Tebel, Manggis Karangasem. Berikut 5 fakta kebenaran tangan robot Bli Tawan, disarikan dari tulisan Agung Sony:

1. Belajar dari Internet

Untuk mewujudakan keinginannnya memiliki alat bantu saat bekerja, mulailah Bli Tawan mencari berbagai informasi tentang tangan palsu. Setelah berhasil merancang lengan yang kelak akan jadi alat bantunya, ia juga meminta kawannya yang mengerti kelistrikan agar dibuatkan lengan mekanik. Mesin lie detector untuk menggerakkan menghidupkan lengannya ia dapatkan dari belanja online. Sehingga jadilah lengan itu.

2. Terbuat dari Barang-Barang Bekas dan Murah

Bahan pembuatan lengan robot itu pun banyak yang hanya dari barang-barang bekas yang murah dan tak menghabiskan anggaran Rp.100.000. Apalagi memang Tawan banyak menyimpan barang-barang bekas yang di antaranya bisa dimanfaatkan untuk membuat lengan robotnya. Yang paling mahal di antara semua komponen adalah mesin semacam Polygrapah atau Lie Detector atau alat pendeteksi kebohongan.

Menanggapi pemberitaan beberapa media yang mengatakan bahwa sumber penggerak lengan robotnya adalah sensor syaraf dengan system EEG (Electro Encephalo Gram ), Tawan menjawab, “Itu tidak benar, yang benar system kerja sensor lie detector. Saya minta tolong kawan saya membelikan di web lewat googling bahasa Indonesia. Harganya sekitar 4,5 juta rupiah.”

3. Sistem Pendeteksi Kebohongan

Alat pendeteksi kebohongan ini fungsinya untuk mengetahui apakah seseorang mengatakan hal yang sebenarnya atau tidak saat ia menjawab pertanyaan. Untuk menyalakan sensor yang dipasang di kepalanya, Tawan hanya menggunakan baterai HP Li-ion bekas. Untuk mengisi daya gear motor di bagian lengan ia menggunakan aki kering.

Karena harus menggerakkan mesin pendeteksi kebohongan, maka Tawan harus berpikir sesuatu yang berlainan dari kenyataan, misalnya gula itu asin. Mesin lie detector akan menangkap sinyal dalam pikiran Tawan lalu berfungsi “on”, selanjutnya sinyal akan dikirim ke rangkaian elektronik yang tersambung ke gear penggerak di awah siku dan lengan Tawan. Pantaslah dalam salah satu video liputan, terlihat Tawan memegang kening lalu seperti berpikir, kemudian nampak mesin lengannya menyentak lalu mulai bekerja.

4. Sangat Sederhana Cara Kerjanya

Cara kerja lengan robot milik tawan sesuai analisa Endra Pitowarno salah satu Guru Besar Politeknik Elektronika Negeri Surabaya, dan juga anggota dewan juri kontes robot nasional. Ia berpendapat, “Semacam alat untuk menggerakkan, seperti yang dipakai di beberapa kap mobil. Untuk menggerakkan bisa dialiri tekanan angin untuk menggerakkan panjang pendek. Kalau dilihat dari fotonya, lengan atas ke lengan bawah itu dia gunakan tekanan udara atau kompresi dan pneumatic bisa digunakan untuk gerakan jari,” kata Endra.

Menurut Tawan sendiri, alat itu belum bisa dikatakan 100% robot.  Hanya alat bantu biasa. “Kalau memaksa disebut robot, mungkin baru 80% saja,” paparnya.

5. Tidak Ingin Terkenal, Tapi Ingin Bekerja.

Fenomena tangan robot ala Bli Tawan ini menarik perhatian banyak pihak. Dari gubernur hingga wakil presiden. Bahkan ada pengusaha dari luar negeri yang ingin membeli lengan robot Tawan dengan harga Rp.2 Milyar. Bukan karena kecanggihannya, namun karena nilai historical yang belum dimiliki oleh peneliti atau ilmuwan lain.

Menyikapi ketenaran mendadak yang didapatinya, Tawan hanya ingin tetap bekerja. Tidak ingin terkenal atau mencari kekayaan dari popularitas yang sedang menyapanya. Inilah Wayan Sumardana atau Sutawan alias Bli Tawan berlengan besi dan berhati baja, lebih hebat ketimbang Iron Man yang hanya hidup dalam Film Hollywood saja. Oh ya, untuk saat ini, lengan robot milik Tawan sedang mengalamai kerusakan karena basah terkena air hujan dan harus mengalami perbaikan. Menurutnya butuh waktu 2 bulan untuk memperbaiki lengan itu.

nasrudin maimun

Penulis : Nasrudin | Penulis Tetap DatDut.Com

FB: Nasrudin El-Maimun

Baca Juga: