Menu Tutup

Kelatahan Medsos, Politisi Alay, dan Ketidakadilan dalam Menilai Peristiwa

DatDut.Com – Kalau ada yang marah terhadap kelakuan brutal Satpol PP di Serang, tapi diam saja bahkan bungkam terhadap kelakuan brutal Satpol PP di Kampung Pulo dan Makam Luar Batang, maka itu artinya dia tidak adil.

Orang seperti ini berat sebelah dan tak layak diikuti. Orang seperti ini biasanya hanya terbawa arus alias latah. Karena ia sejatinya tidak melawan kebrutalan atau ketidakadilan. Yang dia pertontonkan sebetulnya hanya ketidakadilannya dalam melihat sesuatu.

Kalau gara-gara satu orang yang barang dagangannya dirampas Satpol PP karena jualan di siang hari bulan puasa, ia latah meneriakkan keprihatinan sembari sok-sokan berempati, lalu bagaimana dengan ratusan orang di Kampung Pulo dan Makam Luar Batang, yang bukan cuma dagangannya yang dirampas, tapi rumah, mata pencaharian, lingkungan, dan harga dirinya! Ini ketidakadilan lainnya.

Nah, selalu saja ada penumpang gelap dalam peristiwa-peristiwa yang menyedot perhatian publik seperti ini. Salah satunya politisi alay. Siapakah politisi alay? Politisi alay adalah politisi yang tidak punya pendirian dan sikap. Baginya, yang penting ia ikut-ikut diberitakan oleh media sebagai orang yang punya andil dalam peristiwa. Padahal, ia tak begitu memahami persoalan. Bagaimana pelanggaran terhadap peraturan daerah, bisa dibela sedemikian rupa, bahkan diberi sumbangan segala.

Bagi politisi alay tak peduli bahwa apa yang dilakukannya akan berdampak buruk dan menjadi preseden pada kacaunya tatanan peraturan di berbagai ruang publik. Yang ada di pikirannya, yang penting eksis. Ia bisa nampang di berita dan berbagai ruang publik lainnya.