Menu Tutup

Penjelasan Soal Hadis Buih Ini, Menelanjangi Kelemahan dan Kesombongan Nadirsyah Hosen

DatDut.Com – Twitan tentang umat Islam yang hadir di Monas dianggap buih, sempat beberapa hari lalu menjadi viral kontroversial. Twitan itu berasal dari cuitan seorang terpelajar yang saya kenal dan hormati. Berikut cuitan itu:

“Kalau ingin lihat bukti sabda Nabi umat Islam kualitasnya spt buih seolah byk tapi tdk berkualitas lihat kerumunan di Monas hari ini :’( ”

Cuitan itu kontan saja mengundang kemarahan umat. Ini karena cuitan itu menunjukkan ke khalayak betapa si penulis cuitan tidak memiliki kepekaan pada umat. Ketika umat memperjuangkan keadilannya, mengapa si penulis cuitan malah nyinyir seperti itu, padahal ia seorang terpelajar dan mengajar di luar negeri.

Baiklah, kita lupakan dulu reaksi umat pada si penulis cuitan. Tulisan ini akan memfokuskan pada hadis yang dimaksud oleh cuitan ini. Berikut hadisnya:

عَنْ ثَوْبَانَ قَالَ، قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم: «يُوشِكُ الأُمَمُ أَنْ تَدَاعَى عَلَيْكُمْ كَمَا تَدَاعَى الأَكَلَةُ إِلَى قَصْعَتِهَا». فَقَالَ قَائِلٌ: وَمِنْ قِلَّةٍ نَحْنُ يَوْمَئِذٍ؟ قَالَ: «بَلْ أَنْتُمْ يَوْمَئِذٍ كَثِيرٌ وَلَكِنَّكُمْ غُثَاءٌ كَغُثَاءِ السَّيْلِ وَلَيَنْزِعَنَّ اللَّهُ مِنْ صُدُورِ عَدُوِّكُمُ الْمَهَابَةَ مِنْكُمْ وَلَيَقْذِفَنَّ اللَّهُ فِى قُلُوبِكُمُ الْوَهَنَ». فَقَالَ قَائِلٌ: يَا رَسُولَ اللَّهِ وَمَا الْوَهَنُ؟ قَالَ: «حُبُّ الدُّنْيَا وَكَرَاهِيَةُ الْمَوْتِ». رواه أبو داود عن ثوبان

 

“Hampir-hampir umat Islam dimangsa sama umat lainnya dari seluruh penjuru dunia laiknya orang-orang yang keroncongan memangsa nampan makanannya.

Seorang bertanya, ‘Apakah karena kita sedikit pada waktu itu (yaumaidzin)?’ Rasulullah menjawab, ‘Bukan, kalian pada waktu itu banyak tapi kalian buih seperti buih banjir. Sungguh Allah akan mencabut dari hati musuhmu kewibawaanmu, dan sungguh Allah akan membenamkan dalam hatimu wahn.’ Lalu ada yang bertanya, ‘Rasulullah, apa itu wahn?’ Rasulullah menjawab, ‘Cinta dunia dan benci mati.’” (HR Abu Dawud, No. 4297 dari Tsauban).

Oleh Muhammad Abadi, seorang yang menekuni kajian hadis, terjemahan hadis sebagai berikut:

“Sudah dekat umat Islam dimangsa sama kelompok-kelompok kafir dan sesat dari segala penjuru dunia, mereka saling bersinergi memerangimu dan melemahkan kekuatanmu dan merampas apa tanah dan harta yang engkau miliki, seperti orang-orang yang keroncongan memangsa makanannya dengan tenang dan tanpa ada yang menghalangi. Demikian juga mereka mengambil yang kamu miliki tanpa susah dan tanpa kesulitan.

Seorang bertanya, ‘Apakah karena kita sedikit pada waktu itu (yaumaidzin)?’ Rasulullah menjawab, Bukan, kalian pada waktu itu banyak, tapi kalian buih seperti buih banjir. Sungguh Allah akan mencabut dari hati musuhmu ketakutan dan kewibawaanmu, dan sungguh Allah akan membenamkan dalam hatimu wahn (kelemahan). Lalu ada yang bertanya, ‘Rasulullah, apa itu wahn? Rasulullah menjawab, ‘Cinta dunia dan benci mati.’” (Aunul Ma’bud Syarah Sunan Abi Dawud, 11/273, Cet. II, Darul Kutub Al-Ilmiyah, 1415).

Penjelasan saya, inti hadis di atas menjelaskan bahwa Umat Islam pada suatu saat nanti akan dikepung dan diserang oleh musuh-musuh Islam. Mereka berkolaborasi untuk mengadakan makar terhadap umat Islam dari semua arah, dengan segala cara dan dalam segala bidang: ekonomi, seni, budaya, mode, politik, militer, pemikiran, media, dll.

Bukan karena umat Islam sedikit, mereka banyak secara kuantitas, tapi sedikit secara kualitas. Yang akhirnya mereka lemah dan gampang dipermainkan dan diserang. Mengapa? Rasulullah menjawab karena umat Islam terjangkit wahn, yakni cinta dunia dan takut mati.

Nah, pertanyaan yang saya tujukan kepada penulis cuitan itu, “Apakah mereka yang hadir di Monas kemarin terjangkit virus wahn?! Mereka justru siap mati demi membela agama Allah. Mereka tak gentar berjalan 250-an kilometer. Mereka berani menerobos halangan dan hambatan yang dibuat oleh aparatur pemerintah. Mereka tak gentar sedikit pun kehilangan pekerjaan. Mereka tak takut sakit padahal kehujanan.

Yang kedua, apakah isyarat Nabi (yaumaidzin) dalam hadisnya itu memang pas dan cocok disematkan ke aksi 212? Padahal, aksi itu dihadiri sebagian ulama, habaib dan umara (presiden dan wakilnya, Kapolri dan Panglima TNI)? Kalau memang cocok, apa bukti dan indikator-indikatornya?

Menurut hemat Al-Faqir contoh yang pas pada hadis Nabi di atas adalah dirampoknya tanah Palestina oleh Yahudi Zionis. Wallahu a’lam.

Akhlak Si Penulis Cuitan

Jikalau ditinjau dari segi akhlak mohon maaf dalam hati kecil saya kok merasa kurang elok beliau mentwit seperti itu di kala umat Islam sedang “terbakar” emosinya karena kelakuan si tersangka penista Al-Quran yang tidak dipenjara-penjarakan.

Senada dengan itu andaikan pun hadis buih di atas cocok untuk aksi 212, apakah tidak lebih baik diam dan mendoakan semoga mereka mendapat hidayah dan dikuatkan Allah, bukan malah menyiram bensin ke kobaran api emosi umat yang tengah menuntut keadilan di mata hukum NKRI yang tebang pilih.

Saya ibaratkan ketika kita sedang menjenguk orang sakit kanker tidak patut kita berkata kepada si sakit: “Kanker penyakit yang mematikan”. Tetapi baiknya diam atau mendoakan semoga sakitnya segera sembuh serta memotivasinya semoga penyakitnya dapat menggugurkan dosa-dosanya.

 

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *