DatDut.Com – Usaha kuliner merupakan salah satu usaha yang banyak dijadikan sumber penghasilan oleh banyak orang. Mulai dari yang membuka usaha kelas restoran hingga pedagang kaki lima ataupun pinggiran jalan.
Pelanggannya pun dari berbagai kalangan. Yang berduit tebal dan mempertimbangkan gengsi ataupun kenyamanan tentu memilih restoran berkelas ataupun rumah makan. Yang mempertimbangkan asal kenyang dan kantong yang dangkal lebih memilih makanan yang murah meriah. Meskipun tidak sedikit juga orang kaya yang tidak sungkan membeli makanan dari pedagang kecil di pinggir jalan.
Terlepas dari selera dan kelas penyedia kuliner, ada beberapa hal penting yang sering dilupakan oleh para penjual makanan olahan. Berdasarakan pengalaman keteledoran ini sering dilakukan oleh pedagang makanan kecil, umumnya pedagang kaki lima.
Namun tidak menutup kemungkinan juga dilakukan oleh warung makan ataupun restoran. Di balik pintu dapur yang hanya boleh diakses petugas dan mewahnya interior, bisa saja kesalahan-kesalahan berikut ini dilakukan.
Nah, 5 hal berikut ini yang sering diabaikan ataupun kurang diperhatikan oleh pedagang makanan. Bagi Anda para konsumen, hendaknya berhati-hati dan teliti. Bagi Anda para pedagang, tolong benahi kekurangan agar bisa menarik pembeli dan meningkatkan rezeki Anda.
1. Mencuci dan Mensucikan Telur
Telur menjadi salah satu bahan makanan yang banyak dipakai dalam berbagai resep. Beberapa makanan yang memasukkan telur dalam daftar bahan misalnya martabak telur, nasi goreng, mie goreng.
Yang namannya telur, keluarnya dari dubur ayam, pasti sedikit banyak terkotori oleh kotoran ayam. Nah, kadang-kadang pedagang ada yang tidak telaten mencuci telur-telur itu loh.
Begitu berangkat jualan atau kehabisan telur pas berdagang, langsung saja beli di toko. Karena perlu cepat dan harus melayani pesanan pembeli, makan waktu kalau harus mencuci telur-telur itu.
Padahal, jajanan seperti martabak telur misalnya, mengharuskan pedagangnya untuk menekan-nekan dan memutar-mutar kulit martabak agar melebar dan bisa diisi dengan sayuran dan telur kocokan. Kebayangkan kalau habis pegang-pegang telur yang nggak dicuci, terus mengolah kulit martabaknya. Wah…
Memang, menurut beberapa sumber, kita justru dilarang mencuci telur hingga bersih karena akan membuka pori-pori telur hingga memudahkan bakteri untuk masuk. Tapi sisi kesucian bagi umat Islam juga harus dipertimbangkan.
Solusinya seperti dilansir tabloid-nikita.com, telur tetap harus dicui sekedar menghilangkan kotoran ayam yang menempel tanpa perlu menyikat kulit telurnya.
2. Mencuci Peralatan Makan dan Minum Tidak dengan Air Mengalir
Pernah melihat pedangang es atau pun jamu yang hanya mencuci gelas yang baru dipakai pembeli dengan seember air yang dibawanya? Atau penjual makanan di pasar yang hanya mencuci piring bekas dipakai pembeli hanya dengan air seember.
Hemat air dengan mengabaikan kebersihan alat makan pada dagangan tentu kurang baik. Bahkan beberapa virus seperti TBC dan Hepatitis bisa tertular lewat piring bekas pengguna yang mengidapnya.
Karenanya, sebisa mungkin bagi pedagang bilaslah peralatan makan dan minum dengan air mengalir. Minimal menyediakan air khusus untuk membilas, dan membilasnya dengan gayung agar mengalir.
3. Lap Rombeng Multifungsi
Pernah lihat pedagang makanan yang hanya punya satu lap. Sudah tunggal, rombeng, multifungsi pula. Untuk mengelap meja pengolahan, untuk lap tangan, untuk lap perabotan juga pakai satu lap itu saja. Ini yang bikin nafsu makan pembeli bisa hilang. Lebih-lebih kalau lapnya kain rombeng atau lap lusuh pula.
Dari itu, pedagang seharusnya memakai lap berbeda untuk beberapa keperluan. Melap meja pakai lap khusus. Piring dan gelas yang selesai dicuci dilap dengan lap tersendiri. Usai cuci tangan lapnya pun sendiri.
4. Membiarkan Binatang Berkeliaran
Ini biasa terjadi saat kita makan di pedagang kaki lima. Seringkali kucing berisik mengganggu pembeli makan. Dengan gaya memelas si kucing minta diberi sepotong dua potong makanan.
Memang baik sih, tapi kadang kucing-kucing itu terbiasa hidup di tempat kotor dan sampah ataupun got pinggir jalan. Lalu kucing di warung kaki lima cenderung lebih berani untuk menyenggol, menarik-narik pakaian pembeli. Ini bikin tidak nyaman.Terlebih saat siang hari, banyak lalat yang berkeliaran.
Makanya, pra pedagang makanan kaki lima, hendaklah memperhatikan pilihan lokasi agar tidak dekat got busuk. Bisa juga menyalakan lilin untuk mengusir nyamuk dan lalat. Perhatikan juga hewan-hewan kucing yang mengurangi kenyamanan pembeli.
5. Cara Membersihkan Ikan Segar Kurang Bersih
Ikan bakar dan ikan goring. Nikmat sekali kalau disantap saat hangat-hangatnya. Nah, sayangnya tuh ada pedagang yang cara membersihkan ikan segarnya asal-asalan. Lagi-lagi hemat air sepertinya.
Padahal kita tahu ikan bagian mulut dan insang ikan sering menyimpan lumpur ataupun kotoran lainnya. Kalau hanya dibelah lalu dibuang isi bagian isi perutnya ikan, lalu dimasukkan ke ember tanpa dibersihkan dengan air mengalir, tentu kebersihannya kurang.
Itulah beberapa hal yang sering diabaikan para pedagang makanan. Bagi Anda penggemar kuliner murah meriah agar pandai-pandai memilih tempat jajan dan langganan. Dan bagi para pedagang hendaknya menghormati dan menghargai pembeli dengan menyajikan dagangan yang lebih baik.
- Pengumuman Kelulusan Sertifikasi Dai Moderat ADDAI Batch 3 - 2 September 2023
- ADDAI Akan Anugerahkan Sejumlah Penghargaan Bergengsi untuk Dai dan Stasiun TV - 18 November 2022
- ADDAI Gelar Global Talk Perdana, Bahas Wajah Islam di Asia Tenggara - 7 Oktober 2022
Temen saya ada yang mencuci piring dengan menyiapkan dua ember yang sudah dicuci bersih. Ember yg pertama diisi dg air sampai penuh.
Ember yg kedua diisi air sampe meluber airnya, dan selang air tidak dimatikan, jd airnya dibiarkan mengalir.
Setelah piring digosok dengan spons yang sudah dibasahi pake sabun, kemudian dimasukkan kedalam ember yg pertama. Piring digosok2 agar busa yg menempel di piring hilang. Setelah itu dimasukkan kedalam ember yang kedua. Lalu, ditiriskan.
Ketika saya sarankan untuk mengguyur pake air mengalir, dia malah bilang “ini sudah bersih dan lebih menghemat air. Emang, kalo nyuci piring dengan skala besar emang kayak gini.”
Menurut anda gimana? Dan memang rata2 teman saya juga begitu.