Menu Tutup

Ingin Memperdalam Islam selama Ramadan? Ikut Ngaji Kilatan di Pesantren Salaf Saja!

DatDut.Com – Ingin merasakan suasana Ramadan yang berbeda dan tidak umum? Ikut program ngaji kilatan di pesantren salaf, mungkin layak Anda coba. Temukan suasana yang berbeda dan berkesan.

Datanglah ke pesantren salaf. Jangan lupa bawa uang saku secukupnya, berlebih juga malah bagus. Daftarkan diri sebagai santri khuduran/pendatang dan amati jadwal pengajian yang terpampang. Beli beberapa kitab dan alat tulis, lalu ikuti pengajian di pesantren.

Bagi Anda yang belum pernah mengaji ala santri (memaknai di sela baris dan umumnya berbahasa jawa kuno) tidak mengapa, cukup menyimak dan mendengar saja. Anda akan melihat dan merasakan berbagai hal yang beda.

Bagi yang akan mondok, mencicipi ngaji kilatan bisa jadi ajang orientasi agar mantap memilih mondok atau tidak. Kenapa? Karena waktunya hanya sebulan lalu liburan. Anda tidak akan terdaftar sebagai santri baru. Kalaupun terdaftar, karena sebentar lagi liburan, kalaupun tidak betah di pesantren, belum terlalu malu lah kalau gak jadi mondok. Hehe.

Nah, agar Anda kian tertarik ingin tahu serunya Ramadan di pesantren, berikut ini 5 keistimewaan Ramadan di pesantrensalaf:

[nextpage title=”1. Suasana Ramadan Penuh Ibadah”]

1. Suasana Ramadan Penuh Ibadah

Kegiatan santri saat Ramadan nyaris padat. Bagi yang tekun ikut ngaji tentunya. Tidak terbantahkan bahwa segala amal kebaikan di bulan Ramadan dilipatgandakan. Sementara itu, menuntut ilmu merupakan ibadah yang utama. Maka para santri memenuhi Ramadan dengan ibadah berupa thalabul ilmi.

Dalam Hadis Bukhari dan Muslim diriwayatkan bahwa Ibnu Abbas r.a. menceritakan bahwa malaikat Jibril a.s. selalu mendatangi Rasulullah Saw. di setiap malam hari bulan Ramadan untuk mengajarkan Alquran kepada beliau.

[nextpage title=”2. Merasakan Suasana Tekunnya Santri”]

2. Merasakan Suasana Tekunnya Santri

Saat Ramadan, Anda akan melihat suasana ketika santri sedang tekun-tekunnya mengaji. Karena di luar Ramadan, pengajian tidak sepadat bulan ini. Suasana santri tekun maksimal sangat terasa jika di pesantren yang mengadakan ngaji kilatan kitab besar seperti Ihya’ dan hadis Bukhari atau Muslim.

Di pesantren seperti inilah Anda akan menemukan santri hilir mudik saat berangkat dan pulang mengaji, sambil membawa kitab kuning. Ada juga santri yang teler di majlis hingga kitabnya basah kena air liur. Kelelahan mungkin.

[nextpage title=”3. Bisa Mengaji Banyak Kitab”]

3. Bisa Mengaji Banyak Kitab

Bagi yang sudah pernah mondok dan bisa menulis makna di kitab kuning, ngaji kilatan bulan Ramadan lebih asyik lagi. Selain bernostalgia (bagi yang sudah alumni) juga menjadi momen untuk menambah koleksi kitab yang telah diikuti pengajiannya. Kesempatan mengaji di bulan tersebut juga menjadi ajang silaturahmi alumni dengan rekan-rekan seangkatan atau mengenal para santri beda generasi.

Momen ngaji Ramadan juga menjadi ajang saling kenal antar santri pesantren yang berbeda. Merupakan kesempatan memperluas jaringan pertemanan sesama santri. Silaturahmi. Juga menambah sanad keguruan kepada kiai pesantren lain.

[nextpage title=”4. Merasakan Serunya Ngaji Kilatan Santri”]

4. Merasakan Serunya Ngaji Kilatan Santri

Ngaji kilatan, khususnya kitab-kitab besar adalah saat penuh perjuangan. Capek, ngantuk, lelah, lapar, campur aduk jadi satu. Maka ketika mengaji ada saja cara santri mengatasi kantuk. Ustaz yang mbalagh (membacakan kitab atau mengisi pengajian kitab) sering memunculkan joke-joke ala santri yang membuat ger-geran. Peserta pengajian juga punya tingkah masing-masing. Ada yang dibebaskan sambil bawa kopi atau teh waktu malam biar tidak mengantuk.

Pengajian kitab hadis, seperti Shahih Bukhari termasuk mempunyai suasana paling seru. Sanad hadisnya panjang panjang.  Ketika sampai kata “Qala rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam,” serentak para peserta menjawab salawat tersebut dengan “Allahumma shalli ‘alaih!” atau cukup “Shalli ‘alaih!” Sekerasnya. Itu adalah salah satu cara menghilangkan kantuk yang menyerang siang hari. Teriakan Shalli alaiih!! Selalu menghiasi pengajian kitab hadis.

[nextpage title=”5. Program Khusus Santri Baru”]

5. Program Khusus Santri Baru

Pergeseran kalender hijriyah dan masehi membuat bulan-bulan kelulusan dan pendaftaran siswa baru pun bergeser. Umumnya pesantren memang menetapkan penerimaan santri baru secara resmi pada bulan Syawal. Karena Syawal awal tahun ajaran pesantren. Namun pesantren jarang yang menolak masuknya santri baru pada bulan lain, termasuk bulan Ramadan.

Nah, kehadiran santri baru tingkatan SMP dan SMA yang masuk ke pesantren bertepatan dengan Ramadan membuat pengelola (Kiai dan pengurus) memutar otak untuk mengisi kegiatan santri baru tersebut. Muncullah program Ramadan untuk santri baru.

Setelah pengelompokan sesuai kemampuan, maka santri baru akan diberi berbagai pelajaran dasar. Seperti halnya ngaji kilatan, para santri baru yang masuk ke pesantren pada bulan Ramadan akan mendapat porsi lebih banyak dan lebih kilat untuk mempelajari berbagai dasar ilmu agama.

Baca Juga: