DatDut.Com – Kehadiran Raja Salman di Indonesia menjadi kebanggan tersendiri bagi rakyat Indonesia, tak terkecuali umat Islam. Raja Salman adalah simbol pemimpin negara Islam. Dia adalah penjaga dua kota suci ummat Islam, Mekah dan Madinah. Kehadirannya sangat dinanti dan dibanggakan. Akan tercatat sebagai salah satu sejarah terbaik.
Namun sangat disayangkan ada pemandangan tidak baik ketika penyambutan Raja Salman mendarat di Indonesia. Presiden Jokowi ternyata juga mengajak Ahok dalam rombongan.
“Ahok adalah terdakwa kasus penodaan agama Islam, agamanya Raja Salman juga. Mengajak terdakwa dalam menyambut tamu istimewa negara adalah sesuatu yang tidak etis. Jokowi semestinya sensitif dengan perasaan Ummat Islam yang sedang terluka oleh ulah Ahok. Ahok sudah saatnya ditinggal oleh Jokowi dalam agenda penting kenegaraan,” tulis Pedri Kasman, Sekretaris PP Pemuda Muhammadiyah dalam rilis yang diterima DatDut.Com.
“Di samping terdakwa, Ahok sebagai gubernur juga sedang dipersoalkan kedudukannya. Semestinya dia sudah dinonaktifkan sementara dari jabatan gubernur. Kasusnya sedang diproses Hak Angket di DPR RI. Bangsa ini betul-betul sudah dibikin bising oleh Ahok. Tetapi Jokowi tetap saja tidak bergeming,” lanjut Pedri.
“Jika cara-cara ini tidak diakhiri, maka dugaan bahwa pemerintahan Jokowi berpihak ke Ahok makin dekat menemukan kebenarannya. Sebagai presiden, Jokowi harus sensitif dengan perasaan umat dan memperhatikan kepatutan dalam memperlakukan seorang terdakwa,” pungkas Pedri.