Menu Tutup

MPP Pemprov DKI Percayakan ADDAI untuk Pembinaan Keislaman Pegawainya

Addai.or.id – Mal Pelayanan Publik (MPP) Pemprov DKI mempercayakan dai-dai dari Asosiasi Dai-Daiyah Indonesia (ADDAI) untuk menjadi narasumber dalam kegiatan pembinaan keislaman karyawannya. Kegiatan tersebut meliputi khotbah Jumat dan kajian zuhur yang diadakan rutin pekanan di MPP.

Hal ini didasari atas alasan bahwa Pihak MPP memandang ADDAI memiliki dai-dai yang selain mumpuni secara keilmuan, juga materi ceramah dan khotbahnya yang menentramkan dan selalu memilih jalan mendamaikan.

“Kami merasa tentram dengan kehadiran ADDAI di kantor kami. Para dainya tidak memperuncing perbedaan, tidak provokatif, apalagi sampai menebar ujaran kebencian,” tutur Izhar, Ketua Takmir Masjid Al-Khidmah MPP.

ADDAI telah mengisi kegiatan keislaman pertengahan tahun ini dan telah dijadwalkan sebagai pengisi tetap kegiatan-kegitan keislaman di lingkungan MPP hingga pertengahan tahun 2019. Dua kegiatan utamanya berupa khotbah Jumat yang tentu diperuntukkan bagi karyawan laki-laki dan kajian bakda zuhur yang diperuntukkan bagi semua karyawan.

Para dai ADDAI sendiri lulusan dari berbagai kampus keislaman terkemuka baik dari dalam dan luar negeri. Mereka telah dibekali untuk menyampaikan ajaran Islam secara ilmiah, menentramkan, dan mendamaikan.

Para dai sendiri mempunyai latar belakang yang beragam, lintas ormas, dan lintas aliran. Selama masih dalam koridor yang sesuai ajaran Islam, dai-dai ini bersinergi untuk menjawab berbagai persoalan umat.

“Kehadiran ADDAI dalam program dakwah perkantoran sebetulnya menjawab kebutuhan para karyawan yang perlu pencerahan secara rohani dalam melakukan aktivitas di kantornya,” ujar Ustaz Suhendi Al-Khatab, koordinator program dakwah perkantoran ADDAI.

“Kami terus akan membuka pintu-pintu kerja sama dengan perkantoran yang ada di sekitar Jabodetabek, baik instansi negeri maupun swasta. Ini tidak lain bagian dari upaya kami untuk menyebarkan ajaran Islam yang sejuk, mengajarkan cinta kasih, dan meminimalisir sifat fanatisme buta,” sambung Suhendi.

Program dakwah perkantoran ini juga merupakan jawaban dari ancaman radikalisme dan sikap intoleran bahwa kepada sesama Muslim maupun kepada non-Muslim, yang mulai menunjukkan gejala yang mengkhawatirkan.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *