Menu Tutup

Serem! Mitos dan Legenda Kuno tentang Gerhana Matahari dari Berbagai Negara

DatDut.Com – Hari ini Gerhana Matahari Total (GMT) diprediksi bakal melewati beberapa kawasan di Indonesia. Sebenarnya gerhana kali ini tidak hanya melewati Indonesia. Hanya saja untuk kawasan luar Indonesia, gerhana melintasi samudera Pasifik sehingga sulit dilihat.

Seperti dilansir detik.com, menurut Kepala LAPAN, Thomas Djamaluddin, gerhana matahari akan melewati 11 provinsi, yaitu mulai dari Bengkulu, Jambi, Sumatera Selatan, Bangka Belitung, Kalbar, Kalteng, Kalsel, Kaltim, Sulawesi Barat, Sulawesi Tengah dan Maluku Utara.

Seperti halnya gerhana bulan, dalam masyarakat sejak dahulu telah ada mitos maupun legenda terkait fenomena gerhana. Namun, seiring perkembangan zaman dan berbagai informasi ilmiah sangat mudah diakses, legenda-legenda dan berbagai efeknya pun kian terkikis. Nah, sekadar nostalgia, berikut ini 5 legenda kuno tentang gerhana matahari:

[nextpage title=”1. Matahari Dimakan Batara Kala (Legenda Jawa)”]

1. Matahari Dimakan Batara Kala (Legenda Jawa)

Dikisahkan ulang oleh ES Wibowo (58), budayawan asal Magelang, bahwa mitos Batara Kala mencaplok matahari datang dari negeri kayangan Suralaya yang berada di puncak tertinggi pegunungan Menoreh, perbatasan Kabupaten Magelang, Jawa Tengah dan Kulonprogo, DIY.

Konon di sana terdapat punthuk songo (Sembilan Gundukan) yang dihuni oleh sembilan Batara atau dewa. Suatu ketika, Batara Guru sebagai Pemimpin para dewa hendak memberikan air yang memiliki kesaktian luar biasa. Air itu disebut Tirta Kamandanu. Berkhasiat menyembuhkan penyakit, memberikan umur panjang serta menyejahterakan umat.

Saat seluruh dewa berkumpul untuk mendapatkan air itu, Batara Kala justru menyamar menjadi Batara Indra (Dewa Hujan) untuk menyusup dan memperoleh air. Ia berhasil mendapatkan air itu dan meminumnya namun pemyamarannya diketahui oleh Batara Surya (Dewa Matahari). Batara Surya lantas melaporkan hal itu kepada Batara Guru.

Karena kejadian itulah, Batara Kala dendam dan bersumpah akan membalas perbuatan Batara Surya. Balas dendam itu diwujudkan dengan mencaplok matahari pada saat-saat tertentu.

[nextpage title=”2. Setan Menelan Matahari (Legenda India)”]

2. Setan Menelan Matahari (Legenda India)

Disebutkan dalam mitos Hindu bahwa dua setan yakni Rahu dan Ketu diyakini menelan matahari sehingga terjadilah gerhana. Saat gerhana wanita-wanita hamil harus tetap berada dalam rumah untk menghindari bayi mereka terlahir tak cacat.

Untuk menghindari efek negatif dari gerhana, umat Hindu di India melakukan doa-doa, puasa dan mandi ritual dianjurkan untuk dilakukan di sungai-sungai suci.

[nextpage title=” 3. Matahari Dimakan Naga (Legenda Tiongkok)”]

3. Matahari Dimakan Naga (Legenda Tiongkok)

Sosok naga memang selalu lekat dalam kepercayaan orang Tiongkok. Orang Tiongkok kuno mempercayai bahwa naga-lah yang memakan matahari sehingga terjadilah gerhana matahari.

Seperti halnya orang Jawa yang membikin kegaduhan untuk menggagalkan usaha sang naga memakan matahari, orang Tiongkok juga membuat kebisingan dengan petasan dan benda-benda lain.

[nextpage title=”4. Dewa Matahari Melawan Ular Laut (Legenda Mesir Kuno)”]

4. Dewa Matahari Melawan Ular Laut (Legenda Mesir Kuno)

Dewa Ra adalah Dewa Matahari dalam mitologi Mesir kuno yang berkepala elang. Keseharian dewa satu ini memimpin rombongan dewa dalam sebuah perahu untuk melintasi langit.

Dalam mitos itu dikisahkan bahwa perjalanan Dewa Ra melintasi langit merupakan perjalanan yang sangat berbahaya. Ini karena adanya Apep, yaitu Dewa Ular Laut yang jahat. Dewa Ular Laut ini selalu berusaha menghentikan perjalanan Dewa Ra.

Saat terjadi gerhana Matahari, diyakini Apep telah berhasil menghentikan Dewa Ra, walaupun pada akhirnya, dewa Matahari berhasil meloloskan diri dan matahari kembali bersinar.

[nextpage title=”5. Anjing Pencuri Matahari (Legenda Korea)”]

5. Anjing Pencuri Matahari (Legenda Korea)

Dalam legenda Korea disebutkan bahwa seorang raja dari dimensi alam yang tak memiliki cahaya ingin mengambil matahari dan bulan untuk menerangi alam mereka.

Raja itu mengirim seekor anjing raksasa bernama Bulgae. Anjing itu memburu matahari dan bulan. Saat Bulgae menggigit matahari terjadilah gerhana matahari. Saat Bulgae menggigit bulan terjadilah gerhana bulan.

Namun ternyata matahari terlalu panas dan bulan terlalu dingin. Raja dan Bulgae menyadari hal itu dan akhirnya kembali ke dunianya.

Baca Juga:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *