Menu Tutup

Meski Non-Muslim dan Cina, Umat Islam Tak Pernah Mempermasalahkan Kwik Kian Gie

DatDut.Com – Pernahkan umat Islam marah atau protes waktu Pak Kwik Kian Gie jadi menteri penting beberapa waktu lalu, meskipun dia dari ras tertentu dan non-Muslim? Tidak pernah, bahkan banyak anak muda Muslim mengidolakannya karena kekritisan dan ketegasannya!

Mengapa umat Islam tak pernah mempersoalkan Pak Kwik? Jawabannya karena Pak Kwik tahu cara menempatkan diri dan tak mentang-mentang selama berkuasa. Dia tak pernah sekalipun melukai perasaan umat.

Dengan kata lain, reaksi keras umat saat ini bukan soal kebencian ras dan agama tertentu. Umat Islam marah karena pernyataan rasis dari orang yang jadi biang kegaduhan ini, juga mulutnya yang kerap melukai. Jadi, jangan dibolak-balik.

Bagi sebagian besar umat Islam, persoalan ini bukan masalah sederhana. Ini soal keyakinan dan kepercayaan yang disakralkan. Pada titik inilah, pesan para ahli penting diperhatikan. Jangan remehkan orang-orang yang agama dan keyakinannya dilecehkan! Mereka akan rela melakukan apa pun, melebihi keluarga, jiwa dan hartanya sekalipun.

Ini sekaligus menguatkan apa yang saya tulis beberapa waktu lalu bahwa terlalu gegabah mengasumsikan ini dianggap bagian dari pembalasan pendukung Prabowo, pintu masuk kaum radikal dalam merebut NKRI, atau serenteten asumsi omong kosong lainnya.

Pemerintah harus menyikapi secara serius dan arif. Pemerintah segeralah bertindak. Hentikan ini segera! Jangan terlambat ambil sikap. Hanya ada satu cara menghentikan meluasnya dampak masalah ini: proses hukum si penista dan penjarakan bila memang terbukti bersalah.

Jangan biarkan rakyat bertambah marah dan kecewa atas kelambanan dan tebang pilihnya pemerintah ini dalam menyikapi masalah hukum berdampak seserius dan semasif ini. Jangan hanya melindungi satu orang, rusak negeri ini.

Terakhir, satu yang ingin saya kutipkan dari satu poster yang pernah viral beberapa waktu lalu:

“Membiarkan negeri terbelah adalah kejahatan. Membiarkan penistaan menyebabkan negeri terbelah. Rapatkan barisan, tegakkan hukum NKRI bagi si penista Kitab Suci. Kaum cendekia bersatu untuk Indonesia Raya.”

 

 

 

 

Baca Juga:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *