DatDut.Com – Baru-baru ini Prof. Dr. M. Quraish Shihab melakukan safari ke beberapa pesantren di Jawa Timur dan Jawa Tengah. Di Jawa Timur Pak Quraish berkunjung ke Pesantren Tebuireng dan bertemu dengan K.H. Sholahuddin Wahid (Gus Sholah).
Kunjungan di Jawa Timur sebetulnya setelah kunjungan ke Jawa Tengah. Di Jawa Tengah, Pak Quraish mengunjungi kediaman Gus Mus di Rembang dan K.H. Maimoen Zubair di Sarang Rembang.
Banyak yang bertanya-tanya apa maksud dan tujuan Pak Quraish berkunjung ke tokoh-tokoh sentral itu. Apalagi dalam kunjungan itu Pak Quraish membawa serta keluarga dan orang-orang terdekatnya. Spekulasi pun berkembang dan beragam.
Namun, di antara sekian banyak spekulasi itu, Dr. K.H. Ahsin Sakho Muhammad, mantan rektor Institut Ilmu Al-Qur’an (IIQ) Jakarta, menuliskan dengan baik sekali makna di balik kunjungan Pak Quraish tersebut. Berikut tulisannya yang banyak beredar di grup Whatsapp tersebut:
Kunjungan Pak Quraish sekeluarga ke pesantren-pesantren di Jawa Timur (dan Jawa Tengah–red.) sarat akan makna:
1. Agaknya Pak Quraish satu nafas dengan beberapa sesepuh NU yang sangat dihormati: Mbah Maimoen, Gus Shplah dan Gus Mus dalam menyikapi persoalan akhir-akhir ini, yaitu ingin merawat kebhinnekaan Indonesia (agar) jangan sampai rusak.
2. Persoalan yang timbul di Indonesia hendaknya diselesaikan dengan bijak, dengan memperhatikan nilai-nilai ukhuwwah wathaniyyah (persaudaraan sesama anak bangsa).
3. Menjaga keutuhan NKRI. Untuk itu sikap permusuhan, menghasut dengan nada mengejek kelompok lain dengan kata-kata yang bermuatan SARA harus dijauhkan.
4. Sikap radikal dalam menangani persoalan tidak akan membawa kebaikan. Ia bisa menang sesaat tapi tidak mengesankan. Bahkan kelompok lain akan membikin gaduh lagi.
5. Pak Quraish ingin agar penafsiran teks-teks keagamaan tidak boleh melupakan konteks keindonesiaan.
6. Gaya bahasa tubuh, kesantunan antara sesama ulama, menghormati yang sepuh, adalah satu pelajaran yang berharga. Orang-orang di kalangan perguruan tinggi Islam di Indonesia perlu mencontoh dengan bersilaturrahim ke kiai-kiai sepuh. Inilah kunjungan yg bersejarah. Wallahu ‘alam