Menu Tutup

Orang Dewasa Pusing dengan Pengeluaran, Anak-anak Justru Temukan Surganya Saat Lebaran

DatDut.Com – Lebaran baru berlalu satu hari. Bagi kebanyakan orang Indonesia lebaran itu tak cukup hanya sehari lantas kerja lagi. Meski ada sebagian yang begitu, tapi kebanyakan tetap berlebaran, bersilaturahmi, bermaafan hingga beberap hari. Idul Fitri atau lebaran hari ketujuh yang biasa disebut lebaran ketupat juga merupakan rangkaian idul fitri yang memiliki filosofi tersendiri.

Lebaran bagi orang dewasa adalah gambaran deretan pengeluaran yang menjadi wajib. Mindset kita tentang lebaran terlanjur identik dengan pakaian baru, makanan enak, dan sebagainya. Yah, namanya juga tradisi saling menghormati tamu dan menunjukkan kegembiraan di hari raya. Penatnya memenuhi deretan pengeluaran lebaran seakan hilang begitu hari raya telah tiba dan silaturahmi terjalin antarsaudara, tetangga, teman, bahkan orang yang semula bermusuhan.

Nah, lain orang dewasa, lain pula dunia anak-anak. Apa saja hal paling dicari anak-anak saat lebaran. Meski sudah pernah melewati masa itu, yuk mengingat lagi saat-saat itu sambil senyum-senyum melihat tingkah anak Anda yang mungkin melakukan hal sama dengan Anda waktu kecil dulu.

[nextpage title=”1. Lebaran = Uang Pesangon”]

1. Lebaran = Uang Pesangon

Saat lebaran banyak orangtua yang memberi sedekah kepada anak-anak yang ikut beranjang-sana bersama orang tua maupun bertamu bersama teman-teman sebaya. Tradisi ini tak lain memang untuk menggalakkan semua orang agar bersedekah pada sesama, minimal setahun sekali.

Bagi anak-anak, saat lebaran merupakan saat menyenangkan dengan uang yang bakalan dikumpulkannya. Amplop yang dalam Imlek disebut angpao, banyak disiapkan untuk mereka. Dari yang berisi selembar lima ribuan sampai sepluh ribuan. Minimal lima ribu itulah yang bisa mereka dapatkan dari tuan rumah.

Bahkan, anak-anak sekarang semakin pintar saja. Sebelum hari raya mereka sudah minta dibelikan tas ataupun dompet untuk persiapan menampung uang saku dari saudara, dan para orang kaya yang saat Idul Fitri selalu memberi uang saku. Orang kaya yang dermawan adalah target utama anak-anak dalam kunjungan lebaran.

[nextpage title=”2. Lebaran dan Makanan Enak”]

2. Lebaran dan Makanan Enak

Lebaran juga identik dengan banyakknya makanan ringan hingga makanan berat. Dari tuan rumah yang hanya menyediakan jajanan di meja hingga yang mengharuskan tamunya untuk menyantap hidangan makanan berat di dapur.

Bagi anak-anak, ukuran rumah seseorang itu layak dikunjungi atau tidak usah, adalah ada tidaknya jajanan di meja tamu. Saya masih ingat waktu kecil berkunjung ke rumah-rumah tetangga yang jauh dalam rombongan anak-anak sebaya.

Karena sebagiaan warga memang ada yang beragama non-Islam dan kami tidak paham, maka ukurannya rumah itu bisa dikunjungi adalah ada tidaknya jajan. Pernah kejadian ketika kami terlanjur salam, dan ternyata tidak ada makanan tersedia di meja tamu, maka kami segera kabur. Padahal tuan rumah baru muncul untuk melihat kedatangan kami.

[nextpage title=”3. Lebaran dan Petasan”]

3. Lebaran dan Petasan

Petasan. Benda berbahaya yang tak juga hilang dari berbagai tradisi. Bukan hanya non-Muslim tetapi berbagai tradisi muslim juga tak lepas dari petasan. Baik petasan biasa maupun kembang api petasan.

Bagi anak-anak, Idul Fitri juga waktu paling menyenangkan untuk main ledakan. Beragam mainan meledak yang dimainkan saat hari raya. Mulai petasan kecil atau rawit hingga petasan kembang api yang meledak besar.

Bahkan kini juga ngetren meriam mainan berbahan paralon ataupun kaleng yang disusun dan dirakit menjadi meriam. Gaya membawanya seperti membawa senjata Pelontar Rudal Panggul. Dengan sebotol spritus di tangan sebagai bahan bakarnya, mereka siap membuat para orangtua  terkejut oleh ledakan senjata mereka itu.

Bagi anak-anak, main petasan dan meriam panggul hanya enak pas Ramadanasampai Syawal saja. Di luar itu tren mainan yang tergolong berbahaya ini hilang dengan sendirinya.

[nextpage title=”4. Lebaran dan Pakaian Baru”]

4. Lebaran dan Pakaian Baru

Lebaran juga lekat dengan pakaian baru. Dari sepatu atau sandal hingga topi harus baru. Bagi anak-anak, lebaran dengan tradisi seperti ini menjadi saat paling dinantikan. Baju baru sudah terbayang sejak awal ramadan. Menghitung hari-hari Ramadan bagi mereka tidak lain adalah menanti saatnya memakai pakaian baru dari orangtua.

[nextpage title=”5. Lebaran = Main Sepuasnya”]

5. Lebaran = Main Sepuasnya

Kalau pada hari biasa waktu bermain terbatas, maka lebaran adalah saat bermain sepuasnya tanpa kuatir tidak bisa beli jajan. Mengunjungi rumah per rumah merupakan salah satu agenda asyiknya. Kapan lagi bisa main sepuasnya, dapat makan dan minum enak dan masih dapat uang saku kalau bukan saat lebaran?

Baca Juga: