Menu Tutup

Ada yang Lebih Penting dari Kontroversi Hijab Halal, Nih 5 Hijaber Labil

DatDut.Com – Belakangan perkembangan hijab di Indonesia cukup menggembirakan. Meskipun selalu juga ada isu-isu yang memancing perdebatan di ruang publik. Sebagai contoh, munculnya istilah hijab syar’i. Pada isu ini, ada yang pro dan ada yang kontra. Yang pro tentu saja menyambut positif istilah ini di tengah maraknya fenomena jilboob. Yang kontra tentu saja menyerang isu ini sebagai bagian dari komodifikasi hijab (Baca: Hijabnya Sih Syar’i, Nah 5 yang Ini Syar’i Juga Gak).

Belakangan heboh lagi isu terkait hijab berlabel halal dari MUI yang dikeluarkan oleh satu produsen hijab yang cukup terkenal. Ada yang nyinyir. Cuma yang nyinyir ini biasanya memang tak memahami secara utuh duduk persoalannya, sudah kadang gak suka, ya langsung aja komen nyinyir, bikin meme nyinyir, dan nge-share berita nyinyir.

Padahal pihak produsen tersebut melalui akun twitternya telah menjelaskan bahwa yang dimaksud jilbab halal itu adalah: “jilbab yang menggunakan fabric/kain halal dalam arti kain tersebut pada saat proses pencucian menggunakan bahan textile (emulsifier) dari bahan alami/tumbuhan, sedangkan untuk kain nonhalal menggunakan bahan textile (emulsifier) dari bahan nonhalal (gelatin babi)”.

Dasarnya orang tidak suka, pasti ada saja yang dinyinyiri. Kaca matanya sudah bukan kaca mata adil lagi. Baiklah, kembali ke pokok pembicaraan kita. Sebetulnya, ada yang lebih penting dari sekadar isu-isu itu. Ini soal orang yang tiba-tiba tidak berhijab, padahal sebelumnya berhijab. Sebetulnya ini sama mengagetkannya dengan wanita yang sehari-hari berpakaian seksi, tiba-tiba memutuskan berhijab (Baca: 5 Artis Seksi yang Kini Berhijab).

Maka, menurut saya ada yang lebih penting dari sekadar membahas hijab halal. Karena masih ada yang harus menjadi fokus kita semua. Ini kembali soal orang yang tiba-tiba tidak berhijab, padahal sebelumnya berhijab, entah atas alasan apa. Bahkan, belakan ada tokoh feminis Indonesia yang mengkampanyekan “tidak berhijab itu jihad”. Menurut saya, ini sudah kelewatan. Nah, saya menganggap 5 kelompok hijaber berikut rentan terpengaruh opini-opini sesat seperti itu. Pada waktunya kelompok hijaber labil berikut bisa-bisa akan membuka kembali hijabnya dan tak berhijab lagi:

1. Hijab Mode (HIMO)

Hijaber kategori HIMO biasanya yang tergantung arah angin saja. Modenya memang lagi ramai berhijab, ya dia ikut-ikutan berhijab. Intinya bukan sepenuhnya panggilan hati, juga bukan karena pemahaman yang baik terkait kewajiban berhijab bagi Muslimah. Nah, bila tiba saatnya modenya bergeser tidak menjadikan hijab sebagai fokus, dia pun dikhawatirkan akan secara perlahan melepasnya.

2. Hijab Kewajiban Institusi (HIKI)

Hijaber jenis ini biasanya berhijab karena memang kewajiban institusi, bisa institusi pendidikannya semisal sekolah atau kampus, atau bisa juga institusi tempatnya bekerja. Hijaber ini rentan sekali melepas hijabnya di kemudian hari, terlebih dia memang sehari-hari di lingkungan rumahnya tak berhijab.

3. Hijab Gak Enak Sama Teman (HIGEST)  

Hijaber jenis ini biasanya berhijab karena semua teman main dan teman jalannya, berhijab. Jadi, dia gak enak hati kalau dia gak berhijab sendirian. Nah, ketika dia tak lagi bersama teman-teman yang berhijab, di sinilah muncul tantangannya. Biasanya dia akan tanpa beban melepas hijabnya.

4. Himau (Hijab Mau Umrah) atau Himah (Hijab Mau Haji)

Nah, hijaber jenis ini sering kita lihat pada para artis di acara infotainment. Ternyata di luar artis pun, banyak juga lho yang hijaber model ini. Saat mau umrah atau mau haji, dia memakai hijab. Beberapa saat setelah kembali ke Tanah Air setelah umrah atau haji, kembali hijabnya hilang. Padahal, sebelum berangkat sudah banyak mengumbar omongan akan berhijab permanen. Hijaber jenis ini biasa dapat label “pergi tobat, pulang kumat”.

5. Hijab Takut Calon Mertua (HITACAMER)

Calon mertua biasanya jadi pertimbangan penting seseorang untuk mengubah diri, termasuk busananya. Bila ketemu mertua yang mementingkan mantu atas dasar agamanya, termasuk busana yang sesuai syariat, maka mau tak mau seseorang berubah memenuhi standar yang diinginkan si calon mertua alias camer. Yah, ini bila ia tak ingin kehilangan calon suami. Nah, bila jadi menikah, mungkin urusannya lebih mudah ditebak arahnya. Pasalnya, bila pernikahannya tidak jadi, biasanya hijabnya pun ikut melayang pula.

Pada 5 kelompok hijaber ini mestinya yang kita perlu memberi perhatian. Bukan pada isu-isu yang hanya buat ramai-ramaian di media sosial saja. Semoga Allah Swt. melindungi kita semua.

nadya

Nadya Vazlea | Pengagum yang saleh dan salehah

FB: Nadya Biena