Menu Tutup

Komik Islami Ini Keren Banget! Menentang Radikalisme dengan Canda dan Sindiran

DatDut.Com – Muhammad Fihril Kamal baru-baru ini meluncurkan album foto di akun Facebooknya dengan judul “Sketsa Islam Kita”. Sebuah kumpulan komik yang menanggapi berbagai isu dan fenomena yang berkembang tentang Islam di Indonesia.

Menurutnya, sebagaimana diceritakan dalam keterangan album tersebut, semua berawal dari kegelisahan melihat masifnya peredaran status, meme, komik dan berbagai konten yang mengatasnamakan Islam.

Sayangnya berbagai konten yang beredar itu sangat jauh dari Islam yang ia kenal dan diajarkan oleh orang tua, kiai dan para gurunya.

Menurutnya, wajah Islam yang digambarkan dalam berbagai konten islami di media sosial cenderung berwajah garang dan menyeramkan.

Komik dan meme berisi mengharamkan ini-itu, membidahkan berbagai amalan, dan menyesatkan aliran-aliran. Bahkan sebagian sudah sampai pada ajakan mengkafirkan orang dan menjurus ke faham terorisme.

Pria yang bekerja sebagai Freelance Graphic Designer/Illustrator dan Game Developer ini akhirnya mulai membuat komik dengan nama Sketsa Islam Kita (SIK) yang berawal pada bulan Ramadhan 2016. Dari kediamannya di Lamongan ia mengunggah seri komik SIK secara berseri.

Komik tersebut kini telah mencapai 40 seri. Pada 12 Januari 2017 Fihril Kamal melalui akun FB-nya meluncurkan ke-40 seri komik yang telah setengah tahun ia buat. Banyak yang menyarankannya untuk mejadikan komik tersebut sebagai sebuah buku yang dicetak dan dijual luas.

Sebelum menjadikan 40 foto komik islami karyanya dalam satu album di FB, Fihril Kamal juga telah menjual desain kaosnya yang juga bertema Sketsa Islam Kita di salah satu situs jual beli kaos online, Tees.co.id.

Sebenarnya tidak ada tokoh khusus sebagai tokoh utama dalam komik ini. Setiap serinya merupakan potongang tersendiri dan biasanya langsung tamat.

Tapi beberapa seri di antaranya menampilkan tokoh bernama Abu Wawan yang mewakili wajah garang dalam Islam.

Abu Wawan termasuk sering muncul dalam komik ini dengan berbagai kisahnya. Sehingga dalam desain kaos yang dijualnya, Fihril Kamal menjadikan Abu Wawan sebagai salah satu tokoh yang dominan.

Nah, bagi Anda yang penasaran seperti apa Sketsa Islam Kita, bisa langsung melihat dan membacanya di sini. Pembuatnya, Fihril Kamal juga selalu menyelipkan kalimat “Silakan Share Tanpa Izin” dalam setiap seri yang dibuatnya.

Sebagai perkenalan, ini  5 contoh Komik SIK, dilengkapi pengantar dari penulisnya di setiap contoh:

[nextpage title=”1. Bela Negara”]

1. Bela Negara

Sebenarnya dalil dan contoh sikap nasioanalisme, cinta tanah air itu ada banyak sekali, kalau ingin tahu coba sekali-kali lihat ceramahnya Habib Muhammad Luthfi bin Yahya. Yang menjadi ironi adalah ketika kita telah menikmati kemerdekaan karena perjuangan yang didasari rasa nasionalisme para pejuang itu tapi kita malah menuduh yang mereka perjuangkan itu tidak ada dalilnya.

[nextpage title=”2. Ini Contoh Seri Kata Abu Wawan. Hoax Adalah …”]

2. Ini Contoh Seri Kata Abu Wawan. Hoax Adalah …

Inilah cara paling ampuh untuk membedakan mana berita yang HOAX alias palsu dan mana berita yang FAKTUAL alias asli menurut Al-Ustadz Abu Wawan Al-Jawi.

[nextpage title=”3. Antara Teroris dan Setan”]

3. Antara Teroris dan Setan

Terinspirasi dari dialog Syaikh Mutawalli As-Sya’rawi dengan seorang pemuda yang berfaham ekstrim (meskipun dialog tidak saya bikin sama persis).Intinya, TERORIS dan SETAN sama-sama ingin memasukkan manusia ke NERAKA. Mudah-mudahan bisa mencerahkan kita semua.

[nextpage title=”4. Abu Wawan Tes Psikologi”]

4. Abu Wawan Tes Psikologi

Beragama seharusnya melahirkan ketentraman jiwa bukannya paranoia. Komik ini saya buat dalam rangka mensukseskan GERWANAS (Gerakan Ketawa Nasional) yang diprakarsai KH. Yahya Cholil Staquf. Ayo mari kita sukseskan!

[nextpage title=”5. Negara Islam”]

5. Negara Islam

Terinspirasi dari beberapa perkataan KH Marzuki Mustamar, yang menyatakan bahwasannya orang Islam khususnya Nahdliyin harus kukuh menjaga Negara Kesatuan Republik Indonesia; “Karena dari Pancasila telah tercakup seluruh pesan keagamaan yang memang diperjuangkan oleh NU”. Dan tentu saja NU dan kiai akan menolak ajakan sejumlah partai politik dan ormas yang akan memperjuangkan negara Islam versi mereka. “Bagaimana kita bisa percaya dengan golongan yang mewacanakan untuk mendirikan negara Islam. Bukankah secara konsepsional, antara mereka belum satu kata dalam memaknai negara Islam? Ada yang mendambakan khilafah islamiyah jumhiriyah, mamlakah, imamiyah dan sebagainya”.

“Bagaimana mungkin warga NU dan mayoritas umat Islam akan menerima sistem baru yang belum teruji dengan membuang sistem pemerintahan yang telah menjamin banyak hal?”

 

Baca Juga:

1 Comment

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *