Menu Tutup

Ketika Goenawan Mohamad Pun Tak Kuasa Menahan Diri Sebar Hoax

DatDut.Com – Netizen hari-hari ini dikejutkan oleh twitan GM yang mempersoalkan selebaran yang beredar di medsos terkait masjid tertentu yang tidak mau mengurus jenazah orang-orang yang diketahui secara luas sebagai pendukung Ah*k.

Seperti mendapat amunisi baru untuk menyerang kubu lawan penista dan tanpa pengecekan dengan sungguh-sungguh, GM yang dikenal sebagai editor handal, langsung mengetwit, “Beginikah cara menggunakan agama untuk memenangkan Pilkada?”

Semula banyak netizen terutama yang kubu kotak-kotak bersorak kegirangan. Mereka guling-guling kegirangan karena mendapat bahan bullyan, apalagi bahan itu datang dari seorang GM, yang notabene punya nama.

Sayangnya itu semua berakhir ketika Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin langsung mengklarifikasinya. Menag menyebutkan di twitannya bahwa hal itu sudah diklarifikasi langsung kepada nama yang disebut dalam selebaran itu, tapi ternyata itu tidak benar adanya alias hoax.

Dalam kasus ini, bila memperhatikan isi selebaran dengan klarifikasi dari Menag, maka akan juga ditemukan bukti lain kalau selebaran itu hoax belaka. Hal itu bisa terlihat dari nama yang tertera sebagai pengurus Masjid al-Waqfiyah. Di selebaran hoax namanya Muhammad Shadiq, padahal nama aslinya seperti yang tertera dalam surat pernyataan yang diunggah oleh Menag adalah Muh. Shodikin.

Dengan kata lain, teori bahwa penyebar hoax itu orang yang kurang terliterasi, terbantah oleh kasus Goenawan Mohamad (GM) ini. Orang sekelas GM yang malang melintang di dunia literasi, toh terjerembab juga dalam kubangan hoax.

Menurut saya, orang terpancing menyebar hoax bukan karena kurang literasi, tapi karena kebencian, kesukaan, keberpihakan, dan permusuhan yang berlebih kepada sesuatu. Ketika itulah otaknya dikuasai oleh emosi dan dia pun hilang kontrol atas informasi yang diterimanya.

Dalam kasus ini, yang lebih memalukan adalah tukang tuduh hoax malah jadi tukang sebar hoax! Tragisnya orang seperti ini tebal muka alias muka tembok. Sama kayak orang-orang yang kemarin menantang banjir, eh pas dikasih banjir, malah tak punya malu dan kebesaran hati untuk minta maaf telah menyebar sesat logika!

Baca Juga:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *