Menu Tutup

Bukan Cuma Dikenal sebagai Musim Kawin, Bulan Syawal Juga Punya Beberapa Nama  

DatDut.Com – Seusai melaksanakan ibadah puasa dan rangkaiannya, semua umat Islam merayakan hari kemenangan di bulan nan fitri, yakni bulan syawal. Bulan Syawal ternyata memiliki banyak keistimewaan.

Di beberapa daerah di Indonesia, bulan Syawal dikenal juga sebagai musim kawin. Entah bagaimana cerita awalnya, tapi begitulah adanya. Namun, ternyata bulan Syawal juga mempunya beberapa nama lain. Berikut 5 di antaranya:

1. Bulan Takbir

Tepat pada tanggal 1 Syawal, seluruh umat Islam di dunia merayakan hari kemenangannya yang sering disebut dengan Idul fitri. Mereka merayakannya dengan banyak mengucap takbir, tahmid dan tahlil kepada Allah Swt.

Hal itu dilakukan sebagai wujud rasa syukur yang sedalam-dalamnya dan tiada terkira sebab mereka dapat bersua dan merayakan Idul Fitri dengan keluarga dan sanak-saudaranya. Mereka kumandangkan takbir dari rumah ke rumah, masjid ke mesjid bahkan dari satu desa ke desa yang lainnya. Gema takbir semakin menambah semarak dan keagungan 1 Syawal tersebut.

2. Bulan Silaturahim

Biasanya, seusai salat Id umat Islam saling maaf-memaafkan satu sama lainnya. Saling kunjung-mengunjungi untuk memintakan halal atau kemaafan dari orang-orang yang pernah mereka berbuat salah. Terkadang ada yang sampai terisak tangis mengenang kesalahan dan kekhilafan sembari bersimpuh di hadapan ibu-bapaknya, kakek-neneknya atau keluarganya.

Ada tradisi di republik ini yang selalu dilaksanakan setiap bulan Syawal, yakni ‘Halal bi Halal’. Isi acara ini sejatinya tidak berbeda dengan silaturrahim. Hanya saja istilah dan prosesinya saja yang berbeda. Biasanya Halal bi halal dilaksanakan di satu tempat, institusi tertentu, atau perkumpulan yang dihadiri oleh sekelompok orang untuk saling bermaafan.

3. Bulan Peningkatan

Perlu diketahui bahwa kata Syawal berasal dari bahasa Arab yang berati naik atau meningkat. Harapannya, di bulan Syawal semua aktivitas dan amal ibadah seseorang semakin meningkat dari tahun sebelumnya. Pendek kata, aktivitas kehidupannya, baik interaksi sosialnya kepada masyarakat semakin baik, tutur katanya semakin tertata juga sopan, dan lain sebagainya.

4. Bulan Kembali Fitrah

Idul Fitri berari kembal ikepada fitrah (kesucian). Selama sebulan penuh digembleng untuk menjadi insan yang bertakwa dan disucikan jiwanya dari bintik-bintik kedurhakaan dan kemaksiatan. Pada akhirnya, pada tanggal 1 Syawal, harapannya kita lebih bersih dan suci kembali laksana bayi yang baru dilahirkan dari rahim ibunya. Putih, bersih tanpa noda sedikit pun. Kertas putih inilah yang kemudian akan dituliskan dengan harapan dan niat-niat yang baik untuk dilakukan dan diupayakan di hari mendatang.

5. Bulan Pembuktian Ketakwaan

Selama Ramadan, kita digembleng jiwa dan raga menjadi sosok insan yang bertakwa. Selama Ramadan, kita dibiasakan untuk salat tarawih berjamaah. Lalu, adakah kebiasaan itu terus berlanjut seusai Ramadan? Selama Ramadan kita mungkin  gemar memberi dan ringan tangan. Adakah kebiasaan baik itu terus dikerjakan seusai Ramadan?

Sewaktu Ramadan, kita rajin bertadarus atau membaca Alquran. Nah, apakah Alqurannya terus dibaca setelah Ramadan berlalu? Sebab itulah Ramadan juga disebut sebagai bulan ujian (syahr imtîhan). Hasilnya akan kelihatan jelas ketika kita keluar dari Ramadan.Waallahu A’lam.

 

Baca Juga:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *