Menu Tutup

Ini 5 Kebiasaan Jelek Santri yang Tak Layak Ditradisikan

DatDut.Com – Dalam rutinitas yang padat, serba antri, fasilitas terbatas, banyak hal-hal unik yang terjadi di pesantren. Utamanya pesantren salaf yang memang fasilitasnya sederhana dan apa adanya. Mandi harus antri, masak sendiri, perabotan masak pun antri. Saat menu makanan sudah masak, makan pun terburu-buru karena harus segera kegiatan lain atau karena anggota grup masaknya berjumlah banyak dan banyak makan. Jadi, harus cekatan ambil bagian.

Tetapi, fenomena-fenomena yang memang kurang baik ini juga berusaha dikikis oleh santri, loh, terutama olehpihak pengurus dan pengasuh. Karena hal tersebut bisa memperburuk citra pesantren sebagai tempat belajar ilmu agama. Apa saja fenomena kurang baik tersebut? Berikut 5 di antaranya:

1. Makan Makanan Panas

Di pesantren yang tersedia fasilitas masak bagi santrinya, makan makanan panas menjadi hal lumrah. Ketika nasi matang segera di tuang ke alas makan berupa lengser besar, plastik, atau daun pisang. Menyusul sayur yang baru matang segera dituang di atasnya. Dimulailah acara makan bersama dengan menu yang panas mengepul.

Kalau menunggu dingin, bisa-bisa gak makan. Termasuk aneh kalau ada yang mengalah dengan menyisihkan sepiring untuk dimakan saat dingin. Sebenarnya sih makruh ya. Tetapi tuntutan perut dan padatnya kegiatan membuat mereka harus makan seperti itu.

2. Minum Air Mentah

Usai makan, menu selanjutnya adalah minum air mentah. Hehehe… Biasanya air jernih dari sumur atau mata air langsung terasa segar bila diminum dengan rendaman kerak. Rasanya agak-agak gurih begitu. Usai minum air, kerak rendaman tadi bisa jadi menu penutup. Tetapi jaman sekarang banyak santri sudah lebih mulia dengan minum air hasil mesin penyaring yang setara dengan air mineral dalam kemasan.

3. Tidak Membereskan Perabot

Salah satu kebiasan santri, setelah makan perabotan tidak langsung dicuci. Tapi dibiarkan begitu saja. Perabotan makan seperti panci, wajan, nampan besar alas makan, kalau bukan milik kelompok masaknya, akan ditinggal begitu saja. Alasannya, nanti masih ada yang akan memakai.

4. Sandal dan Pakaian Asal Pakai

Dalam kalangan santri, karena saking akrab dan baik, soal pakaian dan perlengkapan kadang digunakan bersama. Kaidah ulima bi ridhahu, pemiliknya sudah pasti rela, sangat tenar di kalangan santri. Pakaian, sandal, kadang sabun, bisa dipakai bersama. Efeknya, kadang saat dibutuhkan sandal sudah pindah asrama, pakaian dipakai teman.

Kebiasaan buruk ini termasuk yang paling getol untuk diberantas oleh pengurus dan pengasuh. Karena, memalukan kalau sampai sandal tamu atau wali santri yang menjenguk sampai hilang atau pindah ke tempat yang jauh. Tapi masih saja ada satu dua santri yang kadang melakukan hal ini.

5. Kurang Memperhatikan Kebersihan

Kadang, karena padatnya kegiatan, tuntutan kejar target hafalan atau belajar, membuat santri malas bersih-bersih. Lingkungan sekitar asrama terkadang kumuh. Penyakit kulit pun identik dengan santri.

Tetapi asal tahu saja, mungkin karena berbaurnya sekian banyak orang dalam satu tempat, di pesantren yang bersih pun kadang masih ada penyakit kulitnya, loh.

Di sisi lain, fasilitas kesehatan juga sudah banyak yang tersedia di berbagai pesantren. Jadi, jangan khawatir anak Anda di pesantren jadi penyakitan. Sekarang pesantren sudah banyak yang bersih dan sehat, kok.

nasrudin maimun

Nasrudin | Kontributor tetap DatDut.Com

FB: Nasrudin El-Maimun