Menu Tutup

Unik! Ini 5 Cara Santri Menemukan Jodoh dan Belahan Jiwanya

DatDut.Com – Jodoh memang misteri. Kadang sampai pusing mencari jauh-jauh, akhirnya menyunting tetangga sendiri. Sibuk menjalin hubungan dengan orang jauh, ternyata ujung-ujungnya menikah dengan saudara teman sendiri. Unik.

Pesantren pun menyimpan banyak kisah unik pencarian sosok suami atau istri. Pepatah Jawa mengatakan witing tresno jalaran kulino. Artinya, tumbuhnya cinta karena biasa bertemu. Di lingkungan pesantren yang serba terbatas oleh aturan, interaksi antar lawan jenis sering terjadi dikalangan tertentu saja. Dari sinilah kadang timbulnya benih-benih perasaan sayang.

Sering berinteraksi dalam berbagai urusan dan tugas akhirnya menjadi jalan untuk mengenali watak masing-masing. Ketika ada kecocokan, bukan mustahil dari situ lalu kedua pihak akan meneruskan ke tingkat yang lebih serius.

Seperti tradisi jalur sah di pesantren, santri senior yang sudah saling cocok akan memohon izin dan pertimbangan kiai pengasuh. Kalau deal, lanjut, kalau tidak deal, berarti pisah. Nah, terkait soal datangnya jodoh dan jalan sebab musabab menemukan pasangan, berikut ini 5 fenomena jodoh yang umum terjadi di kalangan santri:

[nextpage title=”1. Sesama Guru atau Pengurus”]

1. Sesama Guru atau Pengurus

Dalam berbagai urusan, kalangan guru atau ustad dan pengurus lainnya kadang harus berkoordinasi dengan pengurus pesantren putri. Entah urusan pendidikan, keamanan atau lainnya. Dari sinilah maraknya trend pak ustad akhirnya menikah dengan bu ustadah. Bahkan kadang oleh mereka yang menempati jabatan sejenis. Misalnya ketua pesantren putra dengan ketua pesantren putri. Pengurus keamanan dengan sesama pengurus keamanan dan sebagainya.

[nextpage title=”2. Saudara Teman”]

2. Saudara Teman

Salah satu humor santri adalah pertanyaan: “kamu punya mbak tidak?” Di kalangan santri putra, pertanyaan ini sering dilontarkan pada santri lain yang lebih junior. Apalagi kalau santri junior itu tergolong ganteng dan imut-imut. Logikanya, kalau adik saja ganteng, pasti mbaknya cakep. Mungkin pertanyaan sejenis juga berlaku di kalangan santri putri, saya kurang tahu. Soal kenyataan bahwa si kakak ternyata beda wujud dari adiknya, itu urusan nanti.

Memang, mencari belahan jiwa lewat teman juga menjadi salah satu trend di pesantren. Alasannya karena teman yang punya saudara baik kakak atau adik akan bisa menjadi penghubung dengan pihak lawan jenis. Ada juga yang memang mencarikan jodoh buat saudaranya. Kalau yang ini, biasanya akan menawarkan kepada teman atau ustad yang ia anggap layak.

3. Ustad-Santriwati

Di sebagian besar pesantren, pemisahan antara santri putra dan putri belum bisa diikuti dengan menyediakan pengajar sesuai pemisahan jenis kelamin. Masih banyak ustad yang terpaksa ditempatkan di kelas putri. Biasanya diutamakan mereka yang sudah berkeluarga. Kalau tidak ada, maka ustad yang lumayan senior dan dewasa yang ditempatkan. Mungkin agar lebih bisa menjaga diri. Sekaligus agar si ustadz tersebut punya lebih banyak kesempatan untuk “memilih”.

Iya, memilih pasangan hidup. Dan, tidak sedikit lho para guru yang akhirnya memperistri santri putri binaan mereka. Sebenarnya tidak selalu dari kelas yang dibina oleh si ustad, kadang juga mendapat jodoh dari kelas lain.

[nextpage title=”4. Sesama Santri Abdi Dalem”]

4. Sesama Santri Abdi Dalem

Kalangan santri bukan ustadzatau pengurus, tapi bisa sering bertemu mbak pondok, sebutan umum santri putri, adalah bagian santri abdi dalem. Santri yang membantu pekerjaan rumah tangga kiai. Biasanya yang perempuan lebih sering bertugas di dapur, sedangkan yang cowok sering bertugas di luaran untuk belanja dan sebagainya. Kadang juga menjadi sopir kiai.

Tidak sedikit santri dari kalangan relawan di dapur kiai ini yang akhirnya mengikat cinta di pelaminan. Sering berinteraksi, bertegur sapa, kadang juga bercanda dalam batas wajar, membuat mereka saling tahu karakter masing-masing. Ketika cocok semua, baik kedua pihak maupun dengan izin kiai, tak perlu lama-lama mereka akhirnya menikah.

[nextpage title=”5. Dijodohkan Kiai”]

5. Dijodohkan Kiai

Bagi yang masih jomblo tulen, belum punya pacar maupun incaran, dijodohkan oleh kiai adalah karunia besar. Kalau ternyata dijodohkan dengan orang yang dari sisi fisik kurang ganteng ataupun kurang cantik, mereka masih berharap berkah dari doa dan restu sang guru. Kiai yang mendidik mereka. Kalau ternyata pasangan yang didapat sesuai selera, itu namanya ibarat mendapat durian runtuh.

Tapi tak jarang pula santri yang merasa kiamat ketika dijodohkan oleh kiai. Mereka dari kalangan santri yang sudah punya pilihan hati. Dilema antara harus taat dengan kiai atau taat dengan cinta mau tak mau menjadi pikiran sendiri. Kalau menuruti kiai, kekasih tersakiti. Kalau memilih kekasih, guru yang tersinggung. Nah, Anda menemukan pasangan hidup dari jalur mana?

Baca Juga: