Menu Tutup

Jangan Kaget! Ini Dia 5 Jenis Santri yang Bisa Dijumpai di Pesantren Salaf

DatDut.Com – Santri, khususnya di pesantren salaf mempunyai latar belakang beragam. Tidak seluruhnya berasal dari kalangan ekonomi menengah ke atas. Justru kebanyakan dari kalangan menengah ke bawah.

Ada yang berasal dari lingkungan sekitar pesantren, ada pula yang jauh bahkan dari luar daerah atau pulau lain. Sebagian ada yang usai menamatkan belajarnya di jenjang pendidikan pesantren lantas tidak segera pulang kampung, tapi mengabdikan diri di pesantren tempatnya menimba ilmu.

Selain itu, pesantren-pesantren salaf, khususnya yang masih murni, memang menekankan santri tidak hanya belajar dan ngaji kitab. Namun dididik pula agar siap terjun ke masyarakat dengan membiasakan mereka mengerjakan tugas-tugas non-akademik.

Dari berbagai latar belakang itulah lahir beberapa jenis kelompok santri berdasarkan tempat tinggal dan kegiatannya. Berikut 5 jenis santri yang ada di pesantren salaf:

[nextpage title=”1. Santri Mukim”]

1. Santri Mukim

Santri mukim adalah santri yang sudah menempat di lokasi dan fasilitas di lingkungan pesantren. Rata-rata santri mukim adalah mereka yang tempat asalnya jauh dari pesantren. Agar lebih berkonsentrasi belajar dan mengikuti kegiatan di pesantren, mereka tinggal menetap di pesantren.

Sebagian pesantren menetapkan jarak tertentu bagi santri untuk boleh tidak menetap di pondok. Misalnya pesantren yang memiliki lembaga pendidikan umum seperti SMP, SMA, dan sebagainya. Pengasuh dan pengurus pesantren menetapkan jarak tertentu untuk para peserta didik di lembaga pendidikan umum tersebut. Misalnya maksimal radius 5 KM, siswa SMP harus ikut menetap di pesantren. Hal itu untuk menjaga dari hal-hal yang tidak diinginkan terjadi pada siswa.

[nextpage title=”2. Santri Kalong”]

2. Santri Kalong

Kalong adalah salah satu jenis kelelawar besar. Hewan jenis kelelawar biasa melakukan kegiatan di malam hari. Siang mereka bersembunyi di sarangnya. Penisbatan kalong pada santri adalah bagi santri yang berasal dari warga sekitar pesantren dan belum menetap di asrama. Mereka hanya mengikuti kegiatan pesantren pada malam hari. Sedangkan siang hari mereka pulang ke rumah masing -masing.

[nextpage title=”3. Santri Kasab”]

3. Santri Kasab

Kata kasab berasal dari bahasa Arab kasb, menurut AL-Munawwir artinya mencari nafkah. Santri kasab maksudnya santri yang punya kegiatan tambahan bekerja menafkahi dirinya di pesantren. Zaman dahulu santri jenis ini banyak jumlahnya. karena pada masa itu banyak santri mondok karena dorongan niat yang kuat namun orang tua tak mampu.

Pesantren-pesantren kecil di kawasan pedesaan biasanya masih memiliki santri model begini. Karena pesantren kecil biasanya lebih longgar aturan dan jadwal kegiatannya. Pekerjaan biasa didapat dari penduduk sekitar. Misalnya memanen padi atau menggarap sawah. Tapi ada juga santri kasab yang harus merantau beberapa hari atau beberapa minggu untuk mengumpulkan bekal mondok karena tidak dapat pekerjaan di lingkungan sekitar .

Selain di pedesaan, ada juga pesantren kecil di kawasan perkotaan yang memiliki santri kasab. Mereka menafkahi dirinya dengan berdagang atau lainnya. Bahkan ada pula pesantren lain yang santrinya pandai menukang. Santri-santri kasab ini, sebagian bahkan ada yang mampu mengirimkan sekian hasil kerjanya untuk orangtua di kampung asalnya lho.

[nextpage title=”4. Santri Abdi Dalem”]

4. Santri Abdi Dalem

Santri abdi dalem adalah santri-santri yang membantu mengurus pekerjaan rumah tangga pengasuh dan keluarganya. Semisal memasak, mengurus sawah/ladang, menjadi sopir pribadi, dan sebagainya. Kadang-kadang mereka terdiri dari santri kurang mampu. Dengan bekerja di rumah pengasuh, mereka biasanya mendapat keringanan biaya pendidikan, terbebas biaya makan sehari-hari dan sebagainya.

[nextpage title=”5. Santri Negaran”]

5. Santri Negaran

Santri negaran juga disebut santri pekerja. Beda dengan santri kasb yang bekerja di luar pesantren dan untuk menafkahi dirinya, santri negaran adalah pekerja pada berbagai proyek pembangunan pesantren. Mereka terlihat sebagai pekerja sukarela dengan upah minimalis, ibarat kata hanya untuk uang lelah dan beli sabun.

Mungkin beda pesantren beda istilah untuk santri jenis satu ini. Tugas mereka berat. Menjadi kuli ketika ada proyek pembangungan pesantren, ada juga meningkat menjadi tukang. Sebagian menjadi seperti petugas kebersihan, membuang sampah dari pesantren ke tempat pembuangan tertentu.

Santri negaran biasanya terdiri dari santri-santri yang sudah menyelesaikan jenjang pendidikan di pesantren. Mereka mengabdikan diri agar mempunyai sumbangsih lebih dengan menyumbangkan tenaganya. Mereka menjadi relawan yang tidak menuntut upah atas pekerjaannya.

Baca Juga:

1 Comment

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *