DatDut.Com – Habib Rizieq Syihab dikenal sebagai tokoh yang sangat anti dengan gagasan Islam Nusantara yang menjadi tema besar Muktamar NU di Jombang pada (09/15) lalu.
Pentolan Front Pembela Islam (FPI) ini mendapat kunjungan kehormatan dari K.H. Hasyim Muzadi setelahnya. Keduanya membicarakan persoalan keumatan dalam perspektifnya masing-masing. Dialog tersebut dirilis dalam fanpage Facebook Habib Rizieq. Berikut 5 obrolan keduanya:
1. Peta Gerakan Dakwah
Kedatangan Kiai Hasyim Muzadi disambut beberapa imam-imam FPI dari berbagai daerah, di antaranya Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur dan Kalimantan Barat. Kiai Hasyim Muzadi memaparkan pentingnya membangun strategi dakwah yang baik.
Selain itu, Sekjen International Conference of Islamic Scholar (ICIS) menyampaikan bahwa Ahli Sunah wal Jamaah (Aswaja) harus memerankan posisi penting dalam konteks perang wacana pemikiran antara Wahabi, Syiah, Liberal dan PKI. Menurut Kiai Hasyim Muzadi, Aswaja harus bersikap tawassuth (moderat) dalam menanggapi berabagai persoalan.
2. Islam Rahmatan Lil alamin
Imam Besar FPI dalam penutup dialog tersebut menyampaikan bahwa istilah Islam Nusantara pertama kali lahir dari Kiai Hasyim Muzadi. Islam Nusantara versi adik almarhum K.H. Muchit Muzadi itu, merupakan Islam Rahmatan Lil alamin yang menyatu berurat berakar dengan kehidupan masyarakat Nusantara.
Habib Rizieq sepakat dengan definisi ini. Bahkan, menurut beliau definisi ini menyejukkan. Artinya, beliau setuju dengan Islam Nusantara sesuai definisi yang diajukan Kiai Hasyim Muzadi di atas.
3. Islam Nusantara Anti-Arab
Saat ini, menurut Habib Rizieq makna Islam Nusantara telah bergeser. Islam Nusantara yang diusung para tokoh liberal berubah total menjadi Islam anti simbol-simbol Arab.
Habib yang getol menegakkan nahi mungkar ini mencontohkan gagasan seperti antijenggot, antijubah, antisorban, antisaf rapat dalam salat, antilanggam Arab dalam membaca Alquran, merupakan gagasan Islam Nusantara yang anti-Arab.
4. Julukan Pengusung Islam Nusantara
Klaim ide anti Arab yang diusung Islam Nusantara tersebut berujung pada stigma negatif yang dilabelkan FPI. Saking geramnya, FPI mencari istilah yang unik namun pedas untuk menjuluki kelompok-kelompok pengusung anti-Arab tersebut.
Dari situ, lahir lah istilah Jemaat Islam Nusantara yang mereka singkat menjadi JIN, Aliran Nusantara menjadi ANUS. JIN kan makhluk halus, sementara ANUS kan tempat keluarnya kotoran. Unik, tapi pedas, bukan? Hehe.
5. Islam Nusantara Dibajak
Mantan Ketua Umum PBNU, KH. Hasyim Muzadi, memungkasi dialog tersebut. Ia mengatakan bahwa gagasan Islam Nusantara telah dibajak dari Islam rahmatan lil alamin menjadi Islam anti-Arab.
Hal tersebut disampaikan setelah Habib Rizieq menyampaikan keberatannya mengenai gagasan Islam Nusantara yang diusung Nahdlatul Ulama.