Menu Tutup

Inilah 5 Langkah Cara Menabung yang Cerdas untuk Mahasiswa dan Santri

DatDut.Com – Jangan sampai Anda tergolong mahasiswa yang bahagia awal bulan ngenes di akhir bulan. Ngenes karena kehabisan uang saku. Memang dalam hal uang bekal antara santri dan mahasiswa ada kecocokan.

Bahagia bagi mereka adalah saat rekening terisi uang kiriman. Juga sama-sama sering kehabisan uang bekal, dan satu lagi mungkin sama-sama harus pintar cari lowongan hutang. Betul nggak? Kalau nggak berarti mungkin Anda beda dan luar biasa. Hehehe.

Ngomong-ngomong soal kiriman dan bekal uang yang nipis di akhir bulan, sebenarnya semua pelajar baik golongan mahasiswa maupun santri juga harus berpikir bagaimana caranya menabung. Apalagi bagi mereka yang kiriman bulanannya berlimpah. Bisa lupa diri lupa daratan tiap hari mayoran.

Jadi, kali ini coba saya berbagi tip cerdas bagaimana cara menabung untuk kalangan mahasiswa. Tentu saja ini juga bisa dipraktikkan kalangan santri.

Hanya saja terus terang ini nggak berlaku buat saya dan belum pernah saya jalani waktu di pesantren. Soalnya dulu kirimannya hanya cukup buat membayar uang bulanan dan iuran lainnya yang wajib di pesantren. Eh, malah curhat. Berikut ini 5 langkah cerdas cara menabung untuk kalangan mahasiswa maupun santri:

1. Saat Kiriman Masuk Rekeningmu Jangan lupa Diri, Sisihkan Sebagian

Di beberapa tip yang pernah saya baca, ada yang menyarankan untuk menyisihkan uang kiriman sampai 30%. Sebenarnya nggak harus sebanyak itu. Mungkin seperempatnya saja alias 25% yang harus Anda sisihkan. Jangan semuanya digunakan untuk belanja habis-habisan di awal bulan.

Bagi Anda yang telah mentradisikan berbagi kebahagiaan dengan teman-teman saat kiriman, usahakan membeli makanan ringan yang murah meriah dan merakyat saja. Nggak perlu traktir satu kost-kotsan bagi mahasiswa, atau satu kamar bagi santri. Sedekah pun harus mempertimbangkan kewajiban Anda terlebih dahulu lHo.

2. Jangan Menyimpan Semua Uang Pada Satu Dompet! Kalau Bisa Buka Rekening Baru

Menempatkan uang dalam satu tempat, dompet misalnya, lalu membawa kesana-kemari bagi mahasiswa tentu rawan. Rawan jatuh juga rawan boros. Terlebih mahasiswi yang modis habis. Kalau lihat yang menarik, ada teman beli, kenapa kita nggak beli? Begitu pikirnya. Toh, uang di dompet masih berlembar-lembar.

Sementara bagi kalangan santri risiko uang jika dibawa semuanya dalam satu dompet lebih ke sisi keamanan. Karena seperti pernah disinggung bahwa yang mondok di pesantren itu macam-macam. Siapa tahu ada yang belum sembuh nakalnya lalu kumat karena melihat uang dalam dompet Anda.

Bahkan, sebagai tindak lanjut dari poin pertama sebelumnya alangkah baik jika Anda bisa membuka rekening baru. Jadi begitu uang kiriman masuk, segera sisihkan dengan cara mentransfernya ke rekening Anda yang lain. Dengan begitu akan lebih aman.

Cukupkanlah uang yang tersisa untuk memnuhi kebutuhan Anda selama sebulan atau hingga saat kiriman selanjutnya. Komitmen sangat diperlukan bagi Anda yang sudah terbiasa boros.

3. Buat Catatan Anggaran Belanja, Tentukan Prioritas

Tentukan prioritas yang harus Anda penuhi. Baik mahasiswa maupun santri, lihatlah bulan ini kewajiban iuran atau pembayaran apa yang harus Anda tunaikan. Jangan gengsi untuk menyicil uang semester yang biasanya ditagih setengah tahun sekali dan terasa berat.

Kalau malu untuk bolak-balik ke bagian pembayaran, masukkan cicilan semester ke rekening tabungan. Jadi ketika saatnya penagihan biaya kuliah, Anda tinggal cairkan uang yang telah Anda simpan sebelumnya.

Bagi santri, tunaikan kewajiban syahriah (bulanan) segera setelah uang kiriman masuk. Sama juga, jika Anda malas bolak balik ke bagian biro keuangan atau pembayaran, simpan jatah kewajiban di rekening.

Prioritas pembayaran, penambahan koleksi buku atau kitab kajian, dan sedikit uang jatah jajan misalnya harus sudah Anda anggarkan. Jadi, jika yang wajib-wajib sudah terpenuhi, tinggal berhemat dan bertirakat dengan sisa uang bulanan. Hehehe

4. Meski Sudah Dianggarkan, Catat Pengeluaran! Apakah Sesuai Aturan Sendiri?

Pada poin ini Anda mencatat pengeluaran harian sedetail mungkin. Agar jika uang telah terpakai, Anda tahu kemana saja larinya. Jangan sampai akhir bulan malah bingung kemana saja uang dibelanjakan tahu-tahu kok miskin. Jadilah akuntan untuk diri sendiri.

Saya masih ingat salah satu ustadz saat di pesantren dulu yang memperlihatkan buku catatan belanjanya. Bahkan catatan kiriman sejak ia masih santri baru sampai saat beliau jadi guru dan tidak dikirim lagi disimpan rapi sebagai dokumen pribadi. Menurutnya, dengan itu beliau bisa tahu total uang yang dikeluarkan orang tua untuk memondokkannya.

5. Menjanjikan Reward Buat Diri Sendiri Jika Mencapai Target Tertentu Juga Tak Mengapa

Agar lebih semangat maka Anda harus membuat target pribadi dengan tabungan Anda. Misalnya jika telah mencapai jumlah sekian, Anda akan gunakan sekian persennya untuk mentraktir teman, atau untuk menyumbang pesantren dan sejenisnya. Mungkin gadget atau komputer impian Anda bisa dijadikan target juga.

Kalau untuk kalangan santri sih, target andalan dan paling besar adalah persiapan mas kawin dan biaya nikah. Lho? Iya betul. Itu harus Anda pikirkan juga. Soalnya Anda kan di pesantren, nggak kerja, masuk pesantren usia remaja, dan boyongnya entah kapan.

Jadi kalau ternyata keluar pesantren langsung dapat jodoh, biar nggak kebingungan biaya, dari sekarang Anda harus menabung. Begitulah kira-kira 5 langkah cara cerdas menabung untuk kalangan mahasiswa maupun santri. Selamat mencoba, semoga berhasil.

Baca Juga:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *